Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Ibu Menyusui Mau Divaksinasi Setelah Tahu Vaksin Covid-19 Aman untuk Bayinya

Kompas.com - 22/03/2021, 19:01 WIB
Ira Gita Natalia Sembiring,
Nursita Sari

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pelaksanaan vaksinasi Covid-19 tahap kedua yang saat ini sedang berlangsung boleh diikuti oleh para ibu menyusui.

"Ibu menyusui semua bisa divaksin," kata Kasudin Kesehatan Jakarta Utara Yudi Damyati saat dihubungi Kompas.com, Senin (22/3/2021).

Kementerian Kesehatan telah mengeluarkan aturan bahwa kelompok sasaran tunda sudah boleh mendapatkan vaksin Covid-19.

Kelompok tersebut adalah lansia (berusia 60 tahun ke atas), komorbid (orang dengan penyakit penyerta), orang yang sudah pernah terinfeksi Covid-19, dan para ibu menyusui.

Baca juga: Ibu Menyusui Boleh Divaksinasi Covid-19

Pemberian vaksin kepada empat kelompok sasaran tunda tersebut juga telah mendapatkan persetujuan dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

Seorang tenaga kesehatan bernama Ina (29) mengatakan, dia baru bisa menjalani vaksinasi setelah aturan tersebut diumumkan.

"Awalnya nakes yang tahap satu, (tapi) karena menyusui jadi enggak ikutan, tapi ada ketentuan baru yang menyusui bisa, akhirnya ikutan yang tahap dua ini," kata Ina kepada Kompas.com, Senin.

Ina kemudian mencari informasi seputar vaksinasi Covid-19 dan dampaknya terhadap putra kecilnya yang masih berusia satu tahun.

"Karena lihat-lihat dokter spesialis pro juga sama ibu menyusui divaksin, terus ada informasi juga katanya kandungan vaksin juga masuk ke ASI, pokoknya aman untuk bayi," ujar Ina.

Baca juga: Penyintas Covid-19, Lansia, Kelompok Komorbid, sampai Ibu Menyusui Kini Bisa Dapat Vaksin

Ina menjalani vaksinasi pada 25 Februari dan 15 Maret 2021 di Puskemas Ketabang, Surabaya.

Sementara itu, Ambar, seorang pegawai swasta sekaligus ibu menyusui, awalnya mengaku agak khawatir karena cerita rekan-rekannya yang mengalami beberapa efek samping setelah divaksinasi.

"Pas vaksin pertama doang rada lebay karena dapet cerita temen-temen yang vaksin sebelumnya ada efek lemes lah, keleyengan lah, jadinya aku sampe bawa bekel di tas, ha-ha-ha," ucap Ambar.

"Tapi efeknya enggak terlalu gimana-gimana sih. Pertama berasa pegel di tangan yang disuntik, terus sejam setelahnya badan kayak meriang lagi flu, tapi enggak sampe demam, cuma ngilu di badan aja, tapi sebentar, abis itu hilang," lanjutnya bercerita.

Baca juga: Syarat Lansia, Komorbid, Penyintas, Ibu Menyusui Boleh Mendapatkan Vaksin Covid-19

Sama halnya sengan Ina, Ambar juga mencari sebanyak-banyaknya informasi untuk meyakinkan diri menjalani vaksinasi.

"Aku sih percaya aja, kalau memang busui udah dibolehin dapet vaksin, ya berarti memang aman. Aku juga baca-baca statement dokter, pemerintah, sama BPOM di berita untuk meyakinkan aku aja," tutur Ambar.

Ambar diketahui masih menyusui bayinya yang berusia delapan bulan. Ia juga bertanya kepada dokter terkait pengaruh vaksinasi terhadap ASI-nya.

"Terus aku tanyalah ke dokter anak, boleh enggak abis vaksinasi langsung menyusui. Katanya boleh, enggak ada masalah. Jadinya begitu pulang ke rumah ya aku bisa langsung nyusuin direct," tambahnya.

Ambar diketahui telah menjalani vaksinasi pada 27 Februari dan 15 Maret 2021 di Basket Hall GBK.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kadis Dukcapil: 92.432 NIK Warga Jakarta Bakal Dinonaktifkan Awal Pekan Depan

Kadis Dukcapil: 92.432 NIK Warga Jakarta Bakal Dinonaktifkan Awal Pekan Depan

Megapolitan
Sayur Mayur Membawa Berkah, Sarmini Bisa Menyekolahkan Anaknya Hingga Sarjana

Sayur Mayur Membawa Berkah, Sarmini Bisa Menyekolahkan Anaknya Hingga Sarjana

Megapolitan
Petugas Beberkan Sulitnya Padamkan Api yang Membakar Toko Bingkai Saudara Frame Mampang

Petugas Beberkan Sulitnya Padamkan Api yang Membakar Toko Bingkai Saudara Frame Mampang

Megapolitan
Polisi Ungkap Ada Karyawan Semprot Bensin untuk Usir Rayap Sebelum Kebakaran Saudara Frame Mampang

Polisi Ungkap Ada Karyawan Semprot Bensin untuk Usir Rayap Sebelum Kebakaran Saudara Frame Mampang

Megapolitan
Warga DKI Yang NIK-nya Dinonaktifkan Bisa Ajukan Keberatan ke Kantor Kelurahan

Warga DKI Yang NIK-nya Dinonaktifkan Bisa Ajukan Keberatan ke Kantor Kelurahan

Megapolitan
Jasad 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang Dibawa ke RS Polri Kramatjati

Jasad 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang Dibawa ke RS Polri Kramatjati

Megapolitan
Polisi Tangkap 3 Orang Terkait Penemuan Jasad Perempuan di Dermaga Pulau Pari

Polisi Tangkap 3 Orang Terkait Penemuan Jasad Perempuan di Dermaga Pulau Pari

Megapolitan
Nasib Apes Pria di Bekasi, Niat Ikut Program Beasiswa S3 Malah Ditipu Rp 30 Juta

Nasib Apes Pria di Bekasi, Niat Ikut Program Beasiswa S3 Malah Ditipu Rp 30 Juta

Megapolitan
Tunduknya Pengemudi Fortuner Arogan di Hadapan Polisi, akibat Pakai Pelat Palsu Melebihi Gaya Tentara

Tunduknya Pengemudi Fortuner Arogan di Hadapan Polisi, akibat Pakai Pelat Palsu Melebihi Gaya Tentara

Megapolitan
Cerita Eki Rela Nabung 3 Bulan Sebelum Lebaran demi Bisa Bagi-bagi THR ke Keluarga

Cerita Eki Rela Nabung 3 Bulan Sebelum Lebaran demi Bisa Bagi-bagi THR ke Keluarga

Megapolitan
Polisi Sebut Api Pertama Kali Muncul dari 'Basement' Toko Bingkai 'Saudara Frame' Mampang

Polisi Sebut Api Pertama Kali Muncul dari "Basement" Toko Bingkai "Saudara Frame" Mampang

Megapolitan
Jasad Perempuan Ditemukan Tergeletak di Dermaga Pulau Pari, Wajahnya Sudah Hancur

Jasad Perempuan Ditemukan Tergeletak di Dermaga Pulau Pari, Wajahnya Sudah Hancur

Megapolitan
Pemadaman Kebakaran 'Saudara Frame' Mampang Masih Berlangsung, Arus Lalu Lintas Padat Merayap

Pemadaman Kebakaran "Saudara Frame" Mampang Masih Berlangsung, Arus Lalu Lintas Padat Merayap

Megapolitan
Terjebak Semalaman, 7 Jasad Korban Kebakaran 'Saudara Frame' di Mampang Berhasil Dievakuasi

Terjebak Semalaman, 7 Jasad Korban Kebakaran "Saudara Frame" di Mampang Berhasil Dievakuasi

Megapolitan
Meledaknya Alat Kompresor Diduga Jadi Penyebab Kebakaran Toko Bingkai di Mampang

Meledaknya Alat Kompresor Diduga Jadi Penyebab Kebakaran Toko Bingkai di Mampang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com