Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fakta Rumah Mewah di Kebon Jeruk Dibongkar Kuli Bangunan, Bahan Material Digasak Komplotan Maling

Kompas.com - 22/03/2021, 19:03 WIB
Theresia Ruth Simanjuntak

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Sebuah video beredar di media sosial yang memperlihatkan rumah mewah dalam keadaan berantakan baru-baru ini.

Video tersebut memperlihatkan bagian lantai dan dinding rumah mengalami kerusakan parah.

"Ini benar-benar kurang ajar Pak. Udah berani mati ini. Ini udah berani mati beneran ini," kata salah satu orang dalam video tersebut.

Setelah ditelusuri, rumah itu diketahui terletak di kawasan Kedoya, Kebon Jeruk, Jakarta Barat yang dibongkar tanpa sepengetahuan pemilik baru-baru ini.

Baca juga: Polisi Buru Dua Orang yang Instruksikan Pembongkaran Rumah Kosong di Kebon Jeruk

Pembongkaran rumah tersebut ternyata dilakukan oleh kawanan maling.

Polisi telah telah menangkap para pelaku di lokasi kejadian, Sabtu (20/3/2021).

Kapolsek Kebon Jeruk Kompol R. Manurung mengatakan, modus operandi para pelaku membongkar dan mencuri bahan bangunan tanpa seizin pemilik rumah.

"Modus operandi: para pelaku membongkar rumah untuk mengambil bangunan tanpa seizin pemiliknya," kata Manurung dalam keterangan tertulis yang Kompas.com, Senin (22/3/2021).

Tak hanya bahan material, para pelaku diduga juga menggasak perabotan di rumah tersebut.

Peran para pelaku

Hingga berita ini diturunkan, polisi baru mengamankan lima pelaku berinisial SG (47), ES (50), WA (33), KA (50), SU (58).

Tiga pelaku merupakan kuli bangunan yang membongkar rumah, sementara dua tersangka lain berperan sebagai pemberi perintah.

Menurut Manurung, rumah tersebut dibongkar oleh para pelaku. Kemudian, material bangunan dicuri dan diserahkan ke pelaku SU.

"Yang tiga orang kerja buka keramiknya, yang dua orang lagi menyuruh untuk bongkar," ujar Manurung.

"Para pekerja mengaku sebagai orang yang disuruh mengerjakan pembongkaran atas barang bangunan rumah tersebut oleh Sdr. SU alias N," jelasnya.

Para kuli bangunan lantas diberi upah sebesar Rp 125.000 per hari oleh SU.

"Mereka dibayar Rp 125.000 per hari dengan maksud untuk diambil barang material bangunan rumah tersebut," beber Manurung.

Ketika memeriksa SU, menurut Manurung, pelaku mengaku mengerahkan anak buahnya untuk membongkar rumah.

Baca juga: Pencurian Rumah Mewah di Kebon Jeruk, Kusen hingga Keramik Dibongkar untuk Dijual

Setelah itu, SU melakukan transaksi jual beli bahan material itu dengan dua tersangka lain berinisial H yang masih dalam pengejaran.

"SU mengaku dirinya telah menerima penawaran penjualan atas kayu yang masih terpasang di rumah tersebut dari H dengan kesepakatan harga Rp 15 juta dan telah dibayar Rp 6 juta," urai Manurung.

"Tapi dengan kesepakatan SU untuk mengambil sendiri kayu yang ada ada di rumah korban," sambungnya.

Polisi, menurut Manurung, juga memburu terduga pelaku lain berinisial A berdasarkan keterangan SU.

Sepengetahuan SU, H mengaku membeli kayu dari A.

Kronologi terungkapnya kasus pencurian

Manurung menjelaskan, rumah itu milik Rudi Hartodjo (53), merupakan peninggalan orangtua korban.

Saat terjadinya pembongkaran dan pencurian, rumah itu tengah kosong. Tapi, sebelumnya rumah tersebut sempat disewakan ke terduga pelaku.

"Korban adalah pemilik rumah di tempat kejadian, yang merupakan peninggalan orangtuanya, dan saat ini dalam keadaan kosong tanpa penghuni," ucap Manurung.

Kasus ini bisa terungkap setelah seorang saksi berinisial MH (56) mencurigai aktivitas pembongkaran rumah itu.

MH, yang adalah kakak dari pemilik rumah, lantas menanyakan kepada orang-orang yang sedang membongkar.

"Pada 20 Maret 2021, saksi MH (56) melihat ada sekelompok orang yang tidak dikenalnya sedang bekerja membongkar material rumah, di antaranya kusen, genteng dan bagian rumah lainnya,"

Pekerja bangunan itu mengaku hanya disuruh bosnya untuk membongkar material rumah tersebut.

Para kuli bangunan itu juga mengatakan bahwa mereka diberi upah Rp 125.000 per hari untuk membongkar rumah tersebut.

Setelah itu, saksi pun mengadukan hal tersebut ke petugas keamanan komplek dan pihak kepolisian.

"Atas kejadian itu, saksi menghubungi security komplek dan pihak kepolisian," lanjut Manurung.

(Reporter : Sonya Teresa Debora / Editor : Irfan Maullana)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Basarnas Resmikan Unit Siaga SAR di Kota Bogor

Basarnas Resmikan Unit Siaga SAR di Kota Bogor

Megapolitan
Ratusan Orang Tertipu Beasiswa S3 ke Filipina, Total Kerugian Hingga Rp 6 Miliar

Ratusan Orang Tertipu Beasiswa S3 ke Filipina, Total Kerugian Hingga Rp 6 Miliar

Megapolitan
Farhat Abbas Daftar Jadi Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Farhat Abbas Daftar Jadi Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
Siswa SMP di Palmerah Ditemukan Gantung Diri di Kamarnya

Siswa SMP di Palmerah Ditemukan Gantung Diri di Kamarnya

Megapolitan
Selain ke Gerindra, Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Juga Mendaftar Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Selain ke Gerindra, Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Juga Mendaftar Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
Keluarga Pemilik Toko Bingkai 'Saudara Frame' yang Kebakaran Dikenal Dermawan

Keluarga Pemilik Toko Bingkai "Saudara Frame" yang Kebakaran Dikenal Dermawan

Megapolitan
Ratusan Orang Tertipu Beasiswa S3 di Filipina, Percaya karena Pelaku Pernah Berangkatkan Mahasiswa

Ratusan Orang Tertipu Beasiswa S3 di Filipina, Percaya karena Pelaku Pernah Berangkatkan Mahasiswa

Megapolitan
 Aksi Lempar Botol Warnai Unjuk Rasa di Patung Kuda

Aksi Lempar Botol Warnai Unjuk Rasa di Patung Kuda

Megapolitan
Polisi Belum Bisa Pastikan 7 Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Satu Keluarga atau Bukan

Polisi Belum Bisa Pastikan 7 Korban Kebakaran "Saudara Frame" Satu Keluarga atau Bukan

Megapolitan
Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi Bersama Kontras Tuntut Kemerdekaan Palestina

Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi Bersama Kontras Tuntut Kemerdekaan Palestina

Megapolitan
Massa Gelar Demo di Patung Kuda, Tuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024

Massa Gelar Demo di Patung Kuda, Tuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024

Megapolitan
Ada Demo di Patung Kuda, Arus Lalin Menuju Harmoni via Jalan Medan Merdeka Barat Dialihkan

Ada Demo di Patung Kuda, Arus Lalin Menuju Harmoni via Jalan Medan Merdeka Barat Dialihkan

Megapolitan
Ini Daftar Identitas Korban Kebakaran 'Saudara Frame'

Ini Daftar Identitas Korban Kebakaran "Saudara Frame"

Megapolitan
Acungi Jempol Perekam Sopir Fortuner Arogan yang Mengaku TNI, Pakar: Penyintas yang Berani Melawan Inferioritas

Acungi Jempol Perekam Sopir Fortuner Arogan yang Mengaku TNI, Pakar: Penyintas yang Berani Melawan Inferioritas

Megapolitan
Fraksi PKS DKI Nilai Penonaktifan NIK Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Tak Adil

Fraksi PKS DKI Nilai Penonaktifan NIK Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Tak Adil

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com