Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Modus Pencuri Barang Berharga dalam Mobil di Pom Bensin S Parman, Incar Pengemudi yang Lengah

Kompas.com - 24/03/2021, 17:02 WIB
Sonya Teresa Debora,
Nursita Sari

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kapolres Jakarta Barat Kombes Ady Wibowo menjelaskan cara kerja kelompok pencuri barang berharga dari dalam mobil yang beraksi di salah satu pom bensin di Jalan S Parman pada Minggu (7/3/2021).

Kelompok ini dikenal dengan nama Kelompok Teges yang berarti 'tempel geser'.

"Kenapa namanya demikian? Karena ini merupakan modus yang dilakukan oleh para pelaku," kata Ady dalam konferensi pers, Rabu (24/3/2021).

Saat beraksi, kelompok pencuri ini dibagi ke dalam dua tim.

Ada tim surveilans dan ada tim eksekutor.

"Jadi mereka punya tim surveilans atau tim penggambar (suasana) dengan menggunakan dua hingga tiga sepeda motor," kata Ady.

Baca juga: Pencuri di Pom Bensin S Parman Ditangkap Polisi

"Modusnya, mereka akan lakukan pemantauan awal di mana mereka memanfaatkan kelengahan dari pengemudi sehingga sebagian besar korban adalah orang-orang yang beristirahat di mobilnya," imbuhnya.

Kemudian, tim eksekutor akan beraksi mencuri barang dari mobil pengemudi yang sedang beristirahat.

"Sebelum pandemi, korban adalah orang yang pulang dari tempat hiburan. Mungkin dalam kondisi lelah, mengantuk, atau mungkin dalam tanda kutip mabuk," jelas Ady.

Ady berujar, komplotan ini biasanya mengincar pengendara yang menepi di pinggir jalan tol atau rest area.

Di tempat-tempat tersebut, Kelompok Teges akan beraksi mencuri barang berharga dari dalam mobil korban.

Baca juga: Pencuri di Pom Bensin S Parman Sudah 49 Kali Beraksi Selama 3 Tahun

Untuk diketahui, dua orang komplotan pencuri itu telah diringkus polisi pada Minggu (21/3/2021).

Mereka adalah AA alias AI (31) dan As alias Ry (25).

AA, pemimpin kelompok, telah beraksi selama tiga tahun.

"AA ini sudah melakukan aksinya selama tiga tahun, kemudian sebagai eksekutor inisial Ry ini juga berhasil kami tangkap," kata Ady.

Saat ini masih ada tiga pelaku lain yang diburu oleh polisi.

Polisi menangkap komplotan pencuri tersebut di sebuah SPBU kawasan Jakarta Selatan.

Menurut Kanit Kriminal Umum Polres Jakarta Barat AKP Dimitri Mahendra, atas kejadian tersebut, korban mengalami kerugian belasan juta rupiah.

"Korban merugi belasan juta rupiah, HP dan tas serta barang lainnya," kata Dimitri dalam keterangan tertulis, Selasa (23/3/2021).

Baca juga: Pencurian di Pom Bensin S Parman: Korban Tertidur di Mobil Saat Barangnya Raib

Diungkapkan Dimitri, korban sedang tertidur di dalam mobil ketika barang-barangnya digondol maling.

"Terduga pelaku memang mencari korban yang sedang beristirahat," kata Dimitri.

Polisi juga telah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) dengan memeriksa rekaman kamera CCTV yang ada.

"Dari hasil menyisir (kamera) CCTV, pelaku mendatangi mobil korban kemudian mengetuk dan mengintip kaca mobil," kata Dimitri.

Setelah mendapati korban tertidur, pelaku segera membuka pintu mobil korban kemudian mengambil sejumlah barang berharga.

Rekaman kamera CCTV yang memperlihatkan detik-detik peristiwa pencurian itu viral di media sosial.

Baca juga: Korban Pencurian di Pom Bensin S Parman Rugi Belasan Juta Rupiah

Dalam video berdurasi empat menit 55 detik yang tersebar, para pelaku terlihat mengendarai mobil berwarna putih.

Salah seorang pelaku terlihat turun dari mobil.

Ia kemudian membuka pintu kiri mobil yang jadi target curiannya, kemudian mengambil beberapa barang. Setelahnya, pelaku kembali ke mobil yang ia tumpangi.

Belum sempat keluar dari area parkir, mobil pelaku kembali berhenti.

Satu orang pelaku lainnya, yang mengenakan kemeja warna hitam, turun dari mobil.

Lalu, ia membuka pintu kanan mobil sasaran pencurian, kemudian mengambil barang-barang dari dalam mobil tersebut.

Setelah itu, pelaku kembali masuk ke dalam mobilnya, lalu melaju pergi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Buka Pendaftaran PPK Pilkada DKI 2024, KPU Butuh 220 Orang untuk TPS di 44 Kecamatan

Buka Pendaftaran PPK Pilkada DKI 2024, KPU Butuh 220 Orang untuk TPS di 44 Kecamatan

Megapolitan
2 Pria Dikepung Warga karena Diduga Transaksi Narkoba, Ternyata Salah Paham

2 Pria Dikepung Warga karena Diduga Transaksi Narkoba, Ternyata Salah Paham

Megapolitan
Hasil Tes Urine Negatif, Anggota Polres Jaktim Dibebaskan Usai Ditangkap dalam Pesta Narkoba

Hasil Tes Urine Negatif, Anggota Polres Jaktim Dibebaskan Usai Ditangkap dalam Pesta Narkoba

Megapolitan
Terungkap, Wanita Hamil Bersimbah Darah di Kelapa Gading Tewas akibat Menggugurkan Janinnya Sendiri

Terungkap, Wanita Hamil Bersimbah Darah di Kelapa Gading Tewas akibat Menggugurkan Janinnya Sendiri

Megapolitan
Ketakutan Pengemudi 'Online' Antar-Jemput Penumpang di Terminal Kampung Rambutan

Ketakutan Pengemudi "Online" Antar-Jemput Penumpang di Terminal Kampung Rambutan

Megapolitan
Akibat Pipa Bocor, Warga BSD Alami Gangguan Air Mati sejak Senin Dini Hari

Akibat Pipa Bocor, Warga BSD Alami Gangguan Air Mati sejak Senin Dini Hari

Megapolitan
KPU Buka Pendaftaran PPK Buat Pilkada DKI 2024, Ini Tahapan dan Syaratnya

KPU Buka Pendaftaran PPK Buat Pilkada DKI 2024, Ini Tahapan dan Syaratnya

Megapolitan
Serangan Mendadak ODGJ pada Pemilik Warung di Koja, Korban Kaget Tiba-tiba Didatangi Orang Bergolok

Serangan Mendadak ODGJ pada Pemilik Warung di Koja, Korban Kaget Tiba-tiba Didatangi Orang Bergolok

Megapolitan
Polisi: Pria yang Ditemukan Tewas di Apartemen Tebet Diduga karena Sakit

Polisi: Pria yang Ditemukan Tewas di Apartemen Tebet Diduga karena Sakit

Megapolitan
Tanda Tanya Tewasnya Wanita Hamil di Ruko Kelapa Gading...

Tanda Tanya Tewasnya Wanita Hamil di Ruko Kelapa Gading...

Megapolitan
Waswas Penonaktifan NIK Warga Jakarta, Jangan Sampai Bikin Kekisruhan

Waswas Penonaktifan NIK Warga Jakarta, Jangan Sampai Bikin Kekisruhan

Megapolitan
Mau Jadi Cawalkot Depok, Sekda Supian Suri Singgung Posisinya yang Tak Bisa Buat Kebijakan

Mau Jadi Cawalkot Depok, Sekda Supian Suri Singgung Posisinya yang Tak Bisa Buat Kebijakan

Megapolitan
Menguak Penyebab Kebakaran Toko 'Saudara Frame' yang Memerangkap Tujuh Penghuninya hingga Tewas

Menguak Penyebab Kebakaran Toko "Saudara Frame" yang Memerangkap Tujuh Penghuninya hingga Tewas

Megapolitan
Kasus Bocah yang Setir Mobil Pameran hingga Tabrak Tembok Mal di Kelapa Gading Berujung Damai

Kasus Bocah yang Setir Mobil Pameran hingga Tabrak Tembok Mal di Kelapa Gading Berujung Damai

Megapolitan
Tak Beda Jauh Nasib Jakarta Setelah Jadi DKJ, Diprediksi Masih Jadi Magnet Para Perantau dan Tetap Macet

Tak Beda Jauh Nasib Jakarta Setelah Jadi DKJ, Diprediksi Masih Jadi Magnet Para Perantau dan Tetap Macet

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com