JAKARTA, KOMPAS.com - Terdapat kejanggalan dalam surat wasiat yang diduga ditinggalkan Akseyna Ahad Dori (19) sebelum jasadnya ditemukan mengambang di Danau Kenanga, Universitas Indonesia, enam tahun lalu.
Grafolog Deborah Dewi, yang melakukan analisa terhadap surat tersebut, menyimpulkan bahwa surat wasiat Akseyna dibuat oleh dua orang yang berbeda.
Orang pertama adalah Akseyna, sementara orang kedua adalah orang yang mencoba meniru tulisan dan tanda tangan mahasiswa jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam itu.
"Siapapun orang kedua itu, dia pikir dia cerdas," tulis Deborah dalam e-mailnya kepada Wartakotalive.com, Kamis (21/5/2015) lalu.
Deborah menjelaskan, ada dua bagian tulisan di surat wasiat itu. Bagian pertama identik dengan tulisan almarhum. Sedangkan tulisan kedua adalah milik orang lain.
Baca juga: Sejarah Hari Ini: 6 Tahun Lalu, Misteri Kematian Akseyna di Danau UI
Ia memastikan bahwa tanda tangan di surat wasiat tersebut dibuat oleh orang lain, bukan Akseyna.
Deborah sendiri menganalisa tulisan dan tanda tangan di surat wasiat itu melalui pembesaran mikroskopik 200x.
Saat masih dinyatakan hilang, seorang teman yang sempat masuk dan menginap di kamar kos Akseyna menemukan surat pendek yang diduga surat wasiat yang ditinggalkan korban.
Adapun surat itu bertuliskan, "Will not return for eternity, please don't search for existence, my apologies for everything."
Terdapat coretan perubahan dalam surat tersebut. Kata "not" sebelumnya ditulis "never" namun dicoret. Kata "ever" diubah menjadi "eternity", dan kata "me" menjadi "existence".
Surat tersebut diberikan kepada ayah Akseyna, Mardoto, ketika sedang mencari anaknya ke kampus UI di Depok, Jawa Barat.
Baca juga: 6 Tahun Kematian Akseyna: UI Seolah Tak Peduli, Polisi Mengulang-ulang Janji
Akseyna ditemukan tewas mengambang di Danau Kenanga UI enam tahun lalu, tepatnya Kamis (26/3/2015).
Saat ditemukan, jasad Akseyna memakai tas berisi batu seberat 14 kilogram.
Awalnya jasad tersebut tidak dikenali. Identitas Akseyna baru diketahui pada Senin (30/3/2015) setelah polisi mendapatkan kesaksian dari orangtua Akseyna.
Kasat Reskrim Polresta Depok Kompol Agus Salim mengatakan, orang tua korban dapat mengenali sosok Akseyna berdasarkan bentuk hidung.