DEPOK, KOMPAS.com - Ayahanda Akseyna Ahad Dori alias Ace (19), Marsekal Pertama TNI Mardoto, mengaku menerima banyak simpati dan dukungan dari warganet terkait kelanjutan penyelidikan kasus pembunuhan putranya yang terjadi enam tahun silam. Hingga kini belum terungkap siapa pelaku pembunuhan itu.
Akseyna, mahasiswa jurusan Biologi Universitas Indonesia (UI), ditemukan tak bernyawa dengan tas berisi batu di punggungnya di Danau Kenanga, Kampus UI Depok, Jawa Barat, 26 Maret 2015.
Selama enam tahun ini, keluarga bukan hanya berpasrah. Meski Mardoto mengaku percaya sepenuhnya kepada kepolisian untuk mengusut kasus ini, tetapi keluarga Akseyna tak menutup diri dari informasi-informasi lain, termasuk dari warganet
Baca juga: Kasus Pembunuhan Akseyna Mandek 6 Tahun, ke Mana UI?
"Bukti petunjuk baru dari netizen ada. Masih perlu didalami lebih lanjut," kata Mardoto kepada Kompas.com, Kamis (25/3/2021).
Ia memberi contoh, beberapa waktu lalu, seorang warganet mengiriminya foto yang kemungkinan erat dapat menjadi petunjuk atas kasus pembunuhan terhadap Ace.
Foto itu, sebut Mardoto, diambil dari sisi lain Danau Kenanga UI, yakni dari depan Perpustakaan Pusat.
Dalam foto yang agak buram karena jarak yang jauh, terlihat dua sosok yang diduga berkaitan dengan pembunuhan Ace.
"Karena timing-nya masuk. Foto itu tanggal 24 Maret 2015, pukul 09.00. Jam segitu jarang ada yang duduk-duduk di situ," kata Mardoto.
Foto itu sampai sekarang masih dikantongi oleh keluarga.
"Masih saya dalami," kata Mardoto.
Dukungan dan perhatian dari warganet kepada keluarga Akseyna atas penuntasan kasus ini terus mengalir.
Namun, keluarga menyayangkan bahwa dukungan dan perhatian sejenis justru tak pernah muncul dari UI.
"Bantuan dan dukungan dari netizen sangat banyak, (tapi) tidak ada bantuan/dukungan kampus. UI tidak mau membentuk tim investigasi sejak awal," kata Mardoto.
Kematian Akseyna sempat disimpulkan sebagai akibat bunuh diri oleh kepolisian. Belakangan, polisi meralat kesimpulan itu. Gelar ulang perkara menemukan, ada lebam di kepala Akseyna dan diduga itu hasil penganiayaan.
Mahasiswa kelahiran 1996 itu diduga diseret menuju danau, terlihat dari robekan sepatu pada bagian tumit.
Baca juga: Kejanggalan dalam Surat Wasiat Akseyna yang Jasadnya Ditemukan di Danau UI Enam Tahun Lalu