Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus Pembunuhan Akseyna Buntu di Polisi, Ayahanda: Bantuan dari Netizen Sangat Banyak

Kompas.com - 26/03/2021, 07:51 WIB
Vitorio Mantalean,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

DEPOK, KOMPAS.com - Ayahanda Akseyna Ahad Dori alias Ace (19), Marsekal Pertama TNI Mardoto, mengaku menerima banyak simpati dan dukungan dari warganet terkait kelanjutan penyelidikan kasus pembunuhan putranya yang terjadi enam tahun silam. Hingga kini belum terungkap siapa pelaku pembunuhan itu.

Akseyna, mahasiswa jurusan Biologi Universitas Indonesia (UI), ditemukan tak bernyawa dengan tas berisi batu di punggungnya di Danau Kenanga, Kampus UI Depok, Jawa Barat, 26 Maret 2015.

Selama enam tahun ini, keluarga bukan hanya berpasrah. Meski Mardoto mengaku percaya sepenuhnya kepada kepolisian untuk mengusut kasus ini, tetapi keluarga Akseyna tak menutup diri dari informasi-informasi lain, termasuk dari warganet

Baca juga: Kasus Pembunuhan Akseyna Mandek 6 Tahun, ke Mana UI?

"Bukti petunjuk baru dari netizen ada. Masih perlu didalami lebih lanjut," kata Mardoto kepada Kompas.com, Kamis (25/3/2021).

Ia memberi contoh, beberapa waktu lalu, seorang warganet mengiriminya foto yang kemungkinan erat dapat menjadi petunjuk atas kasus pembunuhan terhadap Ace.

Foto itu, sebut Mardoto, diambil dari sisi lain Danau Kenanga UI, yakni dari depan Perpustakaan Pusat.

Dalam foto yang agak buram karena jarak yang jauh, terlihat dua sosok yang diduga berkaitan dengan pembunuhan Ace.

"Karena timing-nya masuk. Foto itu tanggal 24 Maret 2015, pukul 09.00. Jam segitu jarang ada yang duduk-duduk di situ," kata Mardoto.

Foto itu sampai sekarang masih dikantongi oleh keluarga.

"Masih saya dalami," kata Mardoto.

Dukungan dan perhatian dari warganet kepada keluarga Akseyna atas penuntasan kasus ini terus mengalir.

Namun, keluarga menyayangkan bahwa dukungan dan perhatian sejenis justru tak pernah muncul dari UI.

"Bantuan dan dukungan dari netizen sangat banyak, (tapi) tidak ada bantuan/dukungan kampus. UI tidak mau membentuk tim investigasi sejak awal," kata Mardoto.

Kematian Akseyna sempat disimpulkan sebagai akibat bunuh diri oleh kepolisian. Belakangan, polisi meralat kesimpulan itu. Gelar ulang perkara menemukan, ada lebam di kepala Akseyna dan diduga itu hasil penganiayaan.

Mahasiswa kelahiran 1996 itu diduga diseret menuju danau, terlihat dari robekan sepatu pada bagian tumit.

Baca juga: Kejanggalan dalam Surat Wasiat Akseyna yang Jasadnya Ditemukan di Danau UI Enam Tahun Lalu

Dokter yang mengautopsi jasadnya pun menyimpulkan, Akseyna dalam keadaan bernapas saat tenggelam di danau, tetapi tidak sadarkan diri sebab ada air dan pasir di dalam badannya.

"Kami berkesimpulan bahwa untuk Akseyna kasusnya bukan bunuh diri namun korban pembunuhan. Itu hasil perkara, sudah terang ini tindak pidana kami pindahkan proses penyidikan dalam rangka membuat terang peristiwa siapa pelakunya," ujar Direskrimum Polda Metro Jaya Kombes Krishna Murti pada 4 Juni 2015.

Enam tahun berlalu, misteri itu belum tersibak. Enam orang komisaris besar polisi sudah datang silih-berganti sebagai kapolres di Depok, namun enam-enamnya gagal.

Mardoto mengaku, keluarga sudah kenyang diberi janji. Namun, itu tak membuat mereka putus harapan.

"Insya Allah, tidak ada kejahatan yang sempurna. Pasti ada satu titik sebagai bukti pembuka," ujarnya.

"Saya masih optimistis terungkap, entah kapan waktunya," ucap Mardoto.

Baca juga: 6 Tahun Kasus Pembunuhan Akseyna Mandek, Pengamat: Ini Penyakit Kepolisian

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Petantang-petenteng Sopir Fortuner yang Ngaku Anggota TNI: Bermula Pakai Pelat Dinas Palsu, Kini Terancam Bui

Petantang-petenteng Sopir Fortuner yang Ngaku Anggota TNI: Bermula Pakai Pelat Dinas Palsu, Kini Terancam Bui

Megapolitan
Polisi Usut Laporan terhadap Pendeta Gilbert Lumoindong Atas Dugaan Penistaan Agama

Polisi Usut Laporan terhadap Pendeta Gilbert Lumoindong Atas Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Asap Masih Mengepul, Damkar Belum Bisa Pastikan Kapan Pemadaman Toko Bingkai di Mampang Selesai

Asap Masih Mengepul, Damkar Belum Bisa Pastikan Kapan Pemadaman Toko Bingkai di Mampang Selesai

Megapolitan
Momen Lebaran, Pelanggan Borong Mainan sampai Rp 1 Juta di Pasar Gembrong Jatinegara

Momen Lebaran, Pelanggan Borong Mainan sampai Rp 1 Juta di Pasar Gembrong Jatinegara

Megapolitan
Tengah Malam, Api di Toko Bingkai Mampang Kembali Menyala

Tengah Malam, Api di Toko Bingkai Mampang Kembali Menyala

Megapolitan
Polisi Bakal Periksa Pelapor dan Saksi Kasus Dugaan Penipuan Beasiswa Doktoral ke Filipina

Polisi Bakal Periksa Pelapor dan Saksi Kasus Dugaan Penipuan Beasiswa Doktoral ke Filipina

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Jumat 19 April 2024 dan Besok: Siang ini Hujan Sedang

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Jumat 19 April 2024 dan Besok: Siang ini Hujan Sedang

Megapolitan
Terdengar Ledakan Keras Sebelum Toko Bingkai di Mampang Terbakar

Terdengar Ledakan Keras Sebelum Toko Bingkai di Mampang Terbakar

Megapolitan
Cara ke Aviary Park Bintaro Naik Transportasi Umum

Cara ke Aviary Park Bintaro Naik Transportasi Umum

Megapolitan
Ratusan Orang Tertipu Program Beasiswa Doktoral di Filipina, Uang Para Korban Dipakai Pelaku untuk Trading

Ratusan Orang Tertipu Program Beasiswa Doktoral di Filipina, Uang Para Korban Dipakai Pelaku untuk Trading

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Akhir Arogansi Sopir Fortuner yang Mengaku Anggota TNI | Masyarakat Diimbau Tak Sebar Video Meli Joker

[POPULER JABODETABEK] Akhir Arogansi Sopir Fortuner yang Mengaku Anggota TNI | Masyarakat Diimbau Tak Sebar Video Meli Joker

Megapolitan
Pengemudi Fortuner Arogan Berpelat Dinas TNI Palsu Bakal Jalani Pemeriksaan Psikologi

Pengemudi Fortuner Arogan Berpelat Dinas TNI Palsu Bakal Jalani Pemeriksaan Psikologi

Megapolitan
Sudah 3 Jam, Kebakaran Toko Bingkai di Mampang Belum Juga Padam

Sudah 3 Jam, Kebakaran Toko Bingkai di Mampang Belum Juga Padam

Megapolitan
5 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang Berhasil Dievakuasi, Polisi: Mayoritas Menderita Luka Bakar

5 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang Berhasil Dievakuasi, Polisi: Mayoritas Menderita Luka Bakar

Megapolitan
7 Orang Masih Terjebak dalam Kebakaran Toko Bingkai di Mampang Prapatan

7 Orang Masih Terjebak dalam Kebakaran Toko Bingkai di Mampang Prapatan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com