Misalnya, Akseynna yang masih berkomunikasi dengan sang ibu hingga teman-temannya yang bisa masuk ke kamar indekosnya.
Kematian Akseyna sempat disimpulkan sebagai akibat bunuh diri oleh kepolisian. Belakangan, polisi meralat kesimpulan itu.
Gelar ulang perkara menemukan, ada lebam di kepala Akseyna yang diduga hasil penganiayaan. Ada kemungkinan mahasiswa jurusan Biologi itu diseret menuju danau, terlihat dari robekan sepatu pada bagian tumit.
Dokter yang mengotopsi jasadnya menyimpulkan, Akseyna dalam keadaan bernapas saat tenggelam di danau, tetapi tidak sadarkan diri sebab ada air dan pasir di dalam badannya.
"Kami berkesimpulan bahwa untuk Akseyna kasusnya bukan bunuh diri, namun korban pembunuhan. Itu hasil perkara, sudah terang ini tindak pidana kami pindahkan proses penyidikan dalam rangka membuat terang peristiwa siapa pelakunya," ujar Direskrimum Polda Metro Jaya saat itu, Kombes Krishna Murti, 4 Juni 2015.
Keluarga Akseyna melalui akun instagram @peduliakseynaui membuka pool informasi. Oleh ayah Akseyna, Mardoto, Kompas.com telah diizinkan mengutip unggahan akun instagram tersebut.
"Hingga saat ini, 7 tahun dari waktu kejadian, polisi belum berhasil mengungkap kasus dan menangkap pembunuhnya," tulis akun @peduliakseynaui, dikutip Minggu (27/3/2022).
Akun itu, mengatasnamakan keluarga Akseyna, meminta agar masyarakat yang mengetahui informasi berkait kematian korban agar melapor ke situs bit.ly/akseyna.
"Jika teman-teman memiliki informasi terkait motif, pelaku, TKP (tempat kejadian perkara), atau kronologi kejadian, mohon dengan sangat untuk menginformasikan pada kami lewat link: bit.ly/akseyna," papar @peduliakseynaui.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.