Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tragedi di Matraman, 10 Penghuni Kontrakan Tewas Terjebak Kebakaran

Kompas.com - 26/03/2021, 09:32 WIB
Nirmala Maulana Achmad,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kebakaran melanda permukiman padat penduduk di Jalan Pisangan Baru III, RT 003/006 Kelurahan Pisangan Baru, Kecamatan Matraman, Jakarta Timur, Kamis (25/3/2021) pagi.

Sepuluh orang tewas dalam kebakaran di empat rumah petak yang dijadikan kontrakan di sebuah gang yang sempit dan buntu di daerah itu.

Suku Dinas (Sudin) Penanggulangan Penyelamatan dan Kebakaran (Gulkarmat) Jakarta Timur menerima laporan warga tentang kebakaran itu pada pukul 04.50 WIB. Sebanyak 14 unit mobil pemadam kebakaran kemudian dikerahkan. Api padam pukul 05.40 WIB.

Baca juga: 10 Korban Tewas Kebakaran di Matraman Anggota 3 Keluarga

Penyebab kebakaran masih diselidiki. Namun, dugaan sementara kebakaran disebabkan korsleting atau hubungan arus pendek.

"Penyebab kebakaran sementara dari pihak kepolisian arus pendek listrik. Jadi sedang dilakukan penyelidikan," kata Wali Kota Jakarta Timur M Anwar saat meninjau lokasi, Kamis.

Korban tewas anggota tiga keluarga

Sepuluh korban tewas dalam kebakaran itu merupakan penghuni dua rumah petak, yaitu rumah petak pertama dan ketiga.

Rumah petak pertama pertama dihuni dua keluarga yakni keluarga Sri Mulyani (50) sebagai kepala keluarga (KK) dengan anaknya Ria Ramadhani (17). Keluarga kedua adalah Hamdani Azwar (30) sebagai KK bersama istrinya Deby (28), dan anaknya Farras Nizan (1,5).

Rumah petak ketiga dihuni satu keluarga yaitu Beni Siswanto (42) sebagai KK bersama istrinya Nova (40) dan tiga anak mereka, yakni Fani (20), Baeva (15), dan Ni Imam Beno (9).

Para penghuni rumah petak kedua dan keempat, sebanyak lima orang, selamat dalam kebakaran itu.

"Yang selamat ada lima orang," ujar Lurah Pisangan Baru, Tuti Sugihastuti, kemarin.

Salah seorang warga yang selamat, Nanang Wahyudi (37), menuturkan bahwa kebakaran terjadi sekitar pukul 04.50 WIB. Lokasi kontrakan mereka diapit dua kontrakan lain yang dihuni tiga keluarga.

"Saya sama istri bangun dari tidur itu karena dengar teriakan-teriakan tetangga kanan-kiri. Mereka teriak minta tolong, tapi enggak teriak kebakaran," ujar Nanang, dilansir TribunJakarta.com.

Ketika Nanang membuka pintu kontrakannya, ia melihat bahwa dua unit sepeda motor yang terparkir di depan kontrakan mereka sudah dilahap si jago merah.

Baca juga: Anies Sebut Kebakaran yang Tewaskan 10 Orang di Matraman sebagai Musibah Luar Biasa

Api di dari sepeda motor itu langsung menyembur ke atas dan memperparah kebakaran.

Ia pun bergegas menyelamatkan diri ke luar gang sambil membawa serta istri dan anaknya.

"Pas saya buka pintu, api dari motor itu langsung nyembur ke atas. Langsung saya ungsikan istri sama anak ke luar. Hitungan detik pas saya balik lagi ke lokasi enggak bisa, api sudah makin besar," ujarnya.

Nanang dan warga lainnya akhirnya berupaya melakukan pemadaman mandiri sambil beteriak agar tetangga yang masih di dalam rumah bisa bergegas menyelamatkan diri.

Namun, upaya mereka gagal karena api lebih cepat merambat dan keberadaan lima motor di lokasi kejadian yang ikut terbakar membuat kobaran api makin besar. Para korban pun terjebak.

"Sebenarnya yang rumah paling pojok itu masih bisa keluar, tapi mungkin karena pas kejadian tidur jadi terlambat. Memang kejadiannya cepat banget, enggak sempat nyelametin barang juga," ujar Nanang.

Lokasi di gang buntu dan sempit

Akses masuk ke lokasi kebakaran harus melalui gang kecil selebar dua meter sepanjang 20 meter. Lokasi itu berada di gang buntu sehingga akses keluar-masuk sulit.

Tampak beberapa sepeda motor hangus terbakar di lokasi tersebut. Beberapa kabel juga tidak dalam posisi teratur. Pintu-pintu yang terbakar itu ambruk.

"Kebetulan orang yang di ujung (kontrakan) tidak bisa menyelamatkan diri, jadi mungkin sumber api berasal dari situ," kata M Anwar.

Anwar juga menyebutkan, kabel-kabel yang dipasang di kontrakan tersebut kurang memenuhi standar.

"Ini contoh bagi kita semua, kalau kita lihat kabel listrik standar ya, bukan kabel baja," kata Anwar.

"Berkali-kali saya ingatkan jajaran kelurahan, damkar, agar memperhatikan arus pendek atau sambungan arus listrik karena kebakaran-kebanyakan terjadi akibat arus pendek dan ketika mengisi daya baterai handphone," kata dia.

Bantuan pemerintah

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan Pemerintah Kota Jakarta Timur mengurus 10 jenazah korban kebakaran sampai ke pemakaman.

"Jenazah di RSCM (Jakarta Pusat), nanti kami akan urus untuk pemakaman," kata Anwar.

Secara terpisah, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan, korban kebakaran akan dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Pondok Ranggon.

"Mereka semua akan dimakamkan di Pondok Ranggon. Kemudian lokasi kebakaran akan dilakukan penyelidikan oleh pihak kepolisian untuk mengetahui sebab-sebabnya," kata Anies di lokasi, Kamis.

Anies mengatakan, korban yang selamat kini berada di tempat penampungan sementara.

"Bantuan diberikan satu tempat tinggal, kebutuhan makan dan minum sampai 21 hari ke depan, seluruh surat-surat diberikan gantinya sambil mereka mencari tempat kontrakan yang baru," kata Anies.

"Karena yang menjadi korban bukan pemilik rumah, melainkan yang mengontrak," ujar dia.

Anies menyebutkan kebakaran itu sebagai musibah yang luar biasa.

"Peristiwa kebakaran ini adalah sebuah musibah yang amat berat. Kita kali ini menyaksikan ada empat petak rumah terbakar. Jumlahnya hanya empat petak tetapi yang meninggal 10 orang, sebuah musibah yang luar biasa," kata Anies.

Disebut luar biasa karena jumlah korban jiwa dalam kebakaran itu mungkin yang terbanyak akhir-akhir ini.

"Karena korban jiwanya mungkin yang terbanyak yang pernah kita rasakan akhir-akhir ini," kata Anies.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Diwarnai Aksi Lempar Botol dan Batu, Unjuk Rasa di Patung Kuda Dijaga Ketat Polisi

Diwarnai Aksi Lempar Botol dan Batu, Unjuk Rasa di Patung Kuda Dijaga Ketat Polisi

Megapolitan
Basarnas Resmikan Unit Siaga SAR di Kota Bogor

Basarnas Resmikan Unit Siaga SAR di Kota Bogor

Megapolitan
Ratusan Orang Tertipu Beasiswa S3 ke Filipina, Total Kerugian Hingga Rp 6 Miliar

Ratusan Orang Tertipu Beasiswa S3 ke Filipina, Total Kerugian Hingga Rp 6 Miliar

Megapolitan
Farhat Abbas Daftar Jadi Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Farhat Abbas Daftar Jadi Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
Siswa SMP di Palmerah Ditemukan Gantung Diri di Kamarnya

Siswa SMP di Palmerah Ditemukan Gantung Diri di Kamarnya

Megapolitan
Selain ke Gerindra, Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Juga Mendaftar Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Selain ke Gerindra, Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Juga Mendaftar Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
Keluarga Pemilik Toko Bingkai 'Saudara Frame' yang Kebakaran Dikenal Dermawan

Keluarga Pemilik Toko Bingkai "Saudara Frame" yang Kebakaran Dikenal Dermawan

Megapolitan
Ratusan Orang Tertipu Beasiswa S3 di Filipina, Percaya karena Pelaku Pernah Berangkatkan Mahasiswa

Ratusan Orang Tertipu Beasiswa S3 di Filipina, Percaya karena Pelaku Pernah Berangkatkan Mahasiswa

Megapolitan
 Aksi Lempar Botol Warnai Unjuk Rasa di Patung Kuda

Aksi Lempar Botol Warnai Unjuk Rasa di Patung Kuda

Megapolitan
Polisi Belum Bisa Pastikan 7 Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Satu Keluarga atau Bukan

Polisi Belum Bisa Pastikan 7 Korban Kebakaran "Saudara Frame" Satu Keluarga atau Bukan

Megapolitan
Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi Bersama Kontras Tuntut Kemerdekaan Palestina

Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi Bersama Kontras Tuntut Kemerdekaan Palestina

Megapolitan
Massa Gelar Demo di Patung Kuda, Tuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024

Massa Gelar Demo di Patung Kuda, Tuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024

Megapolitan
Ada Demo di Patung Kuda, Arus Lalin Menuju Harmoni via Jalan Medan Merdeka Barat Dialihkan

Ada Demo di Patung Kuda, Arus Lalin Menuju Harmoni via Jalan Medan Merdeka Barat Dialihkan

Megapolitan
Ini Daftar Identitas Korban Kebakaran 'Saudara Frame'

Ini Daftar Identitas Korban Kebakaran "Saudara Frame"

Megapolitan
Acungi Jempol Perekam Sopir Fortuner Arogan yang Mengaku TNI, Pakar: Penyintas yang Berani Melawan Inferioritas

Acungi Jempol Perekam Sopir Fortuner Arogan yang Mengaku TNI, Pakar: Penyintas yang Berani Melawan Inferioritas

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com