Ketika keluarga korban dan pihak kepolisian mendatangi kamar kos korban, tempat tersebut sudah dalam keadaan berantakan.
Baca juga: Misteri 7 Tahun Kematian Mahasiswa UI Akseyna yang Belum Juga Terungkap...
Grafolog Deborah Dewi, yang melakukan analisa terhadap surat Akseyna, menyimpulkan bahwa surat tersebut dibuat oleh dua orang yang berbeda.
Orang pertama adalah Akseyna, sementara orang kedua adalah orang yang mencoba meniru tulisan dan tanda tangan korban.
"Siapapun orang kedua itu, dia pikir dia cerdas," tulis Deborah dalam e-mailnya kepada Wartakotalive.com, Kamis (21/5/2015) lalu.
Deborah menjelaskan, ada dua bagian tulisan di surat wasiat itu. Bagian pertama identik dengan tulisan almarhum. Sedangkan tulisan kedua adalah milik orang lain.
Ia memastikan bahwa tanda tangan di surat wasiat tersebut dibuat oleh orang lain, bukan Akseyna.
Deborah sendiri menganalisa tulisan dan tanda tangan di surat wasiat itu melalui pembesaran mikroskopik 200x.
Adapun surat itu bertuliskan, "Will not return for eternity, please don't search for existence, my apologies for everything."
Terdapat coretan perubahan dalam surat tersebut. Kata "not" sebelumnya ditulis "never" namun dicoret. Kata "ever" diubah menjadi "eternity", dan kata "me" menjadi "existence".
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.