Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mencari Jejak Pembunuh Akseyna di Kamar Kos yang Tak Lagi Steril, Berhasilkah Pelaku Menghapusnya?

Kompas.com - Diperbarui 27/03/2022, 07:41 WIB
Ivany Atina Arbi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Tujuh tahun berselang, kasus kematian Akseyna Ahad Dori (19), mahasiswa yang ditemukan tewas di Danau Kenanga Universitas Indonesia (UI), Depok, Jawa Barat, masih menjadi misteri.

Berdasarkan penyelidikan polisi, disimpulkan bahwa Akseyna tewas dibunuh. Pasalnya ditemukan sejumlah luka lebam di tubuhnya.

Beberapa kejanggalan lain juga terungkap, seperti bekas seretan di sepatu Akseyna. Ia diduga diseret ke Danau Kenanga sebelum ditenggelamkan.

Tubuh Akseyna ditemukan pada 26 Maret 2015, membawa ransel yang berisi batu seberat 14 kilogram.

Hingga kini, polisi belum berhasil mengungkap siapa orang dibalik tewasnya mahasiswa jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam UI ini.

Baca juga: Menilik Kembali Isi Surat Wasiat Akseyna yang Diduga Ditulis Dua Orang Berbeda

 

Lokasi terkait kematian Akseyna tidak lagi steril

Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Komisaris Besar Krishna Mukti pada 2015 lalu mengatakan, pengungkapan kasus ini cukup sulit karena sejumlah lokasi yang terkait kematian korban sudah rusak.

Salah satunya adalah kamar kos Akseyna yang sudah dimasuki banyak orang yang tidak berkepentingan sejak Akseyna dinyatakan meninggal.

Secara terpisah, Kasat Reskrim Polresta Depok Komisaris Teguh Nugroho mengatakan, ada jeda waktu yang cukup lama antara olah tempat kejadian perkara (TKP) dan kematian Akseyna.

Ini terjadi lantaran polisi sempat menghadapi kesulitan dalam mengidentifikasi jasad Akseyna.

"Ada jeda waktu empat hari dari penemuan mayat sampai ketahuan identitasnya. Itu memberi ruang bagi pelaku untuk menghilangkan barang bukti," ujar Teguh (5/10/2016).

Baca juga: 7 Tahun Misteri Kematian Akseyna, Keluarga Buka Situs untuk Kumpulkan Informasi

 

Surat wasiat ditemukan teman Akseyna dalam kamar kos

Pada 29 Maret 2015, atau tiga hari setelah jasad Akseyna ditemukan, ibunda Akseyna mencoba menghubungi nomor telepon sang anak.

Telepon tersebut ternyata diangkat oleh seseorang yang mengaku teman korban. Ia bersama beberapa orang lain sedang berada di kamar kos Akseyna di Depok.

Keesokan harinya, keluarga Akseyna mendapat surat wasiat yang diberikan oleh teman Akseyna bernama Jibril. Ia mengaku mendapatkan surat tersebut di kamar kos korban.

Ketika keluarga korban dan pihak kepolisian mendatangi kamar kos korban, tempat tersebut sudah dalam keadaan berantakan.

Baca juga: Misteri 7 Tahun Kematian Mahasiswa UI Akseyna yang Belum Juga Terungkap...

Kejanggalan dalam surat wasiat Akseyna

Grafolog Deborah Dewi, yang melakukan analisa terhadap surat Akseyna, menyimpulkan bahwa surat tersebut dibuat oleh dua orang yang berbeda.

Orang pertama adalah Akseyna, sementara orang kedua adalah orang yang mencoba meniru tulisan dan tanda tangan korban.

"Siapapun orang kedua itu, dia pikir dia cerdas," tulis Deborah dalam e-mailnya kepada Wartakotalive.com, Kamis (21/5/2015) lalu.

Deborah menjelaskan, ada dua bagian tulisan di surat wasiat itu. Bagian pertama identik dengan tulisan almarhum. Sedangkan tulisan kedua adalah milik orang lain.

Ia memastikan bahwa tanda tangan di surat wasiat tersebut dibuat oleh orang lain, bukan Akseyna.

Deborah sendiri menganalisa tulisan dan tanda tangan di surat wasiat itu melalui pembesaran mikroskopik 200x.

Adapun surat itu bertuliskan, "Will not return for eternity, please don't search for existence, my apologies for everything."

Terdapat coretan perubahan dalam surat tersebut. Kata "not" sebelumnya ditulis "never" namun dicoret. Kata "ever" diubah menjadi "eternity", dan kata "me" menjadi "existence".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui, Alasan Buka 24 Jam dan Sering 'Video Call'

Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui, Alasan Buka 24 Jam dan Sering "Video Call"

Megapolitan
7 Korban yang Terjebak Kebakaran di Toko Bingkai Mampang Ditemukan Meninggal Dunia

7 Korban yang Terjebak Kebakaran di Toko Bingkai Mampang Ditemukan Meninggal Dunia

Megapolitan
Runtuhnya Kejayaan Manusia Sampan yang Kini Dekat dengan Lubang Kemiskinan Ekstrem

Runtuhnya Kejayaan Manusia Sampan yang Kini Dekat dengan Lubang Kemiskinan Ekstrem

Megapolitan
Kondisi Terkini Kebakaran Saudara Frame Mampang, Api Belum Dinyatakan Padam Setelah 11 Jam

Kondisi Terkini Kebakaran Saudara Frame Mampang, Api Belum Dinyatakan Padam Setelah 11 Jam

Megapolitan
Anak-anak Belanjakan THR ke Toko Mainan, Pedagang Pasar Gembrong Raup Jutaan Rupiah

Anak-anak Belanjakan THR ke Toko Mainan, Pedagang Pasar Gembrong Raup Jutaan Rupiah

Megapolitan
Petantang-petenteng Sopir Fortuner yang Ngaku Anggota TNI: Bermula Pakai Pelat Dinas Palsu, Kini Terancam Bui

Petantang-petenteng Sopir Fortuner yang Ngaku Anggota TNI: Bermula Pakai Pelat Dinas Palsu, Kini Terancam Bui

Megapolitan
Polisi Usut Laporan terhadap Pendeta Gilbert Lumoindong atas Dugaan Penistaan Agama

Polisi Usut Laporan terhadap Pendeta Gilbert Lumoindong atas Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Asap Masih Mengepul, Damkar Belum Bisa Pastikan Kapan Pemadaman Toko Bingkai di Mampang Selesai

Asap Masih Mengepul, Damkar Belum Bisa Pastikan Kapan Pemadaman Toko Bingkai di Mampang Selesai

Megapolitan
Momen Lebaran, Pelanggan Borong Mainan sampai Rp 1 Juta di Pasar Gembrong Jatinegara

Momen Lebaran, Pelanggan Borong Mainan sampai Rp 1 Juta di Pasar Gembrong Jatinegara

Megapolitan
Tengah Malam, Api di Toko Bingkai Mampang Kembali Menyala

Tengah Malam, Api di Toko Bingkai Mampang Kembali Menyala

Megapolitan
Polisi Bakal Periksa Pelapor dan Saksi Kasus Dugaan Penipuan Beasiswa Doktoral ke Filipina

Polisi Bakal Periksa Pelapor dan Saksi Kasus Dugaan Penipuan Beasiswa Doktoral ke Filipina

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Jumat 19 April 2024 dan Besok: Siang ini Hujan Sedang

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Jumat 19 April 2024 dan Besok: Siang ini Hujan Sedang

Megapolitan
Terdengar Ledakan Keras Sebelum Toko Bingkai di Mampang Terbakar

Terdengar Ledakan Keras Sebelum Toko Bingkai di Mampang Terbakar

Megapolitan
Cara ke Aviary Park Bintaro Naik Transportasi Umum

Cara ke Aviary Park Bintaro Naik Transportasi Umum

Megapolitan
Ratusan Orang Tertipu Program Beasiswa Doktoral di Filipina, Uang Para Korban Dipakai Pelaku untuk 'Trading'

Ratusan Orang Tertipu Program Beasiswa Doktoral di Filipina, Uang Para Korban Dipakai Pelaku untuk "Trading"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com