Massa akhirnya dapat dibubarkan pada Jumat sore.
Kapolres Metro Jakarta Timur Kombes Pol Erwin Kurniawan menjelaskan, kericuhan itu dipicu oleh provokasi dari simpatisan Rizieq.
“Ya tentu kegiatan yang sifatnya ucapan ataupun dorongan dan sebagainya. Kami ingin mengetahui jangan sampai nanti akibat tindakannya oknum ini memicu yang lain untuk berkerumun dan tidak mentaati protokol kesehatan,” ujar Rizieq.
Baca juga: Ricuh di Depan PN Jaktim, Kapolres Jaktim: Ada Provokasi dan Dorongan Simpatisan Rizieq Shihab
Pihaknya, lanjut Erwin, telah berulang kali meminta simpatisan untuk membubarkan diri.
Sehingga, aksi penangkapan beberapa simpatisan saat kericuhan terjadi dilakukan kepolisian untuk memberikan edukasi.
“Ya tentu kita sama-sama ketahui bahwa baik dari pihak Muhammad Rizieq Shihab dan kawan-kawan dan kuasa hukumnya kita sudah mengingatkan kaitannya dengan pandemi Covid-19 ini untuk tidak menimbulkan kerumunan,” kata Erwin.
“Kita juga melakukan step by step untuk mengimbau dulu sekali, dua kali, tiga kali kita imbau untuk membubarkan kerumunan sehingga kita tadi mengamankan satu dua orang untuk melakukan edukasi,” sambungnya.
Masalah lainnya, senjata tajam ditemukan di dalam mobil salah satu kuasa hukum Rizieq, Alamsyah Hanafiah, sekitar pukul 08.10.
Polisi menemukan pedang panjang berukuran sekitar 40-50 cm dengan sarung pedang berwarna cokelat dan gagang pedang berbentuk kepala naga.
Selain itu, polisi juga menemukan badik dengan panjang lebih dari 20 cm.
Polisi lantas mengamankan supir mobil Alamsyah berinisial AS (53). Ia dibawa ke Polres Jakarta Timur.
"Iya, dari pengakuan saksi yang kami periksa di kantor, dia adalah supirnya (Alamsyah)," kata Kasat Reskrim Polres Jakarta Timur Kompol Indra Tarigan.
Ketika dimintai keterangan, Alamsyah mengaku senjata tajam itu memang ia bawa untuk mengantisipasi jika kondisi mobil bermasalah.
Selain itu, senjata tajam ia gunakan untuk memotong buah mangga.
“Oh itu memang ada (senjata tajam) untuk memotong mangga, ada senjata tajam,” ujar Alamsyah.