Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dinamika Sidang Eksepsi Rizieq Shihab: Bentrok Polisi dan Simpatisan hingga Temuan Pedang di Mobil Pengacara

Kompas.com - 26/03/2021, 18:24 WIB
Theresia Ruth Simanjuntak

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Sidang lanjutan kasus kerumunan di Petamburan, Jakarta Pusat, dengan terdakwa Rizieq Shihab diwarnai kericuhan di luar Pengadilan Negeri Jakarta Timur, Jumat (26/3/2021).

Persidangan dengan agenda pembacaan eksepsi atau keberatan dakwaan jaksa penuntut umum (JPU) ini berlangsung secara offline atau tatap muka.

Hal itu berbeda dengan tiga persidangan sebelumnya yang digelar secara virtual atau online.

Baca juga: Baca Eksepsi Kasus Kerumunan di Petamburan, Rizieq Shihab Seret Nama Ahok dan Raffi Ahmad

Persidangan offline itu berdasarkan permintaan Rizieq yang kemudian dikabulkan Majelis Hakim PN Jaktim dengan catatan, pihak terdakwa mengimbau simpatisan untuk tidak hadir.

Faktanya, massa tetap berkerumun di luar PN Jaktim dengan harapan dapat menyaksikan persidangan Rizieq.

Situasi itu tampaknya sudah diantisipasi PN Jaktim dengan mendapat bantuan pengamanan berupa ratusan polisi.

Selain itu, pihak kepolisian juga memasang kawat berduri di sekitar PN Jaktim.

Kendati demikian, masalah masih terjadi di luar PN Jaktim sepanjang Jumat pagi hingga siang.

Baca juga: Mengaku Sudah Bayar Denda Rp 50 Juta, Rizieq Shihab Minta Proses Hukum Kasus Kerumunan Dihentikan


Bentrok polisi dan simpatisan

Kericuhan sempat terjadi di depan PN Jaktim pada Jumat siang.

Dalam pantauan Kompas.com, kericuhan itu bermula dari sejumlah simpatisan Rizieq yang bershalawat di dekat gerbang masuk pengadilan.

Pihak kepolisian yang berjaga lantas membuat barikade di depan para simpatisan itu.

“Kepada yang bershalawat bergeser ke tempat lain untuk tidak mengganggu jalannya sidang,” ujar polisi di depan simpatisan lewat mobil pengeras suara.

Tak lama, terjadi saling dorong antara massa dengan pihak kepolisian.

Kondisi kian panas ketika beberapa simpatisan Rizieq berlari menjauh dan kemudian dikejar oleh pihak kepolisian.

Bahkan, polisi terlihat menarik dan menendang satu simpatisan yang kemudian ditahan.

Massa akhirnya dapat dibubarkan pada Jumat sore.

Kapolres Metro Jakarta Timur Kombes Pol Erwin Kurniawan menjelaskan, kericuhan itu dipicu oleh provokasi dari simpatisan Rizieq.

“Ya tentu kegiatan yang sifatnya ucapan ataupun dorongan dan sebagainya. Kami ingin mengetahui jangan sampai nanti akibat tindakannya oknum ini memicu yang lain untuk berkerumun dan tidak mentaati protokol kesehatan,” ujar Rizieq.

Baca juga: Ricuh di Depan PN Jaktim, Kapolres Jaktim: Ada Provokasi dan Dorongan Simpatisan Rizieq Shihab

Pihaknya, lanjut Erwin, telah berulang kali meminta simpatisan untuk membubarkan diri.

Sehingga, aksi penangkapan beberapa simpatisan saat kericuhan terjadi dilakukan kepolisian untuk memberikan edukasi.

“Ya tentu kita sama-sama ketahui bahwa baik dari pihak Muhammad Rizieq Shihab dan kawan-kawan dan kuasa hukumnya kita sudah mengingatkan kaitannya dengan pandemi Covid-19 ini untuk tidak menimbulkan kerumunan,” kata Erwin.

“Kita juga melakukan step by step untuk mengimbau dulu sekali, dua kali, tiga kali kita imbau untuk membubarkan kerumunan sehingga kita tadi mengamankan satu dua orang untuk melakukan edukasi,” sambungnya.

Pengacara Rizieq bawa pedang

Masalah lainnya, senjata tajam ditemukan di dalam mobil salah satu kuasa hukum Rizieq, Alamsyah Hanafiah, sekitar pukul 08.10.

Polisi menemukan pedang panjang berukuran sekitar 40-50 cm dengan sarung pedang berwarna cokelat dan gagang pedang berbentuk kepala naga.

Selain itu, polisi juga menemukan badik dengan panjang lebih dari 20 cm.

Polisi lantas mengamankan supir mobil Alamsyah berinisial AS (53). Ia dibawa ke Polres Jakarta Timur.

"Iya, dari pengakuan saksi yang kami periksa di kantor, dia adalah supirnya (Alamsyah)," kata Kasat Reskrim Polres Jakarta Timur Kompol Indra Tarigan.

Ketika dimintai keterangan, Alamsyah mengaku senjata tajam itu memang ia bawa untuk mengantisipasi jika kondisi mobil bermasalah.

Selain itu, senjata tajam ia gunakan untuk memotong buah mangga.

“Oh itu memang ada (senjata tajam) untuk memotong mangga, ada senjata tajam,” ujar Alamsyah.

Alamsyah menambahkan, senjata tajam di mobilnya disiapkan untuk mengantisipasi kabel-kabel putus dan lainnya. Ia tak menjelaskan kabel apa yang dimaksud.

“Kan kemaren kabel, kabel sen itu dia nyala, supaya berhenti kita gunting dulu kabelnya,” tambahnya.

Selain itu, Alamsyah mengklaim bahwa senjata tajam yang ia bawa adalah seperti pisau.

“Kalau nggak salah (senjata sajamnya) seperti pisau,” lanjutnya.

(Reporter : Wahyu Adityo Prodjo, Nirmala Maulana Achmad / Editor : Sandro Gatra, Sabrina Asril)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Bisakah Beli Tiket Dufan On The Spot?

Bisakah Beli Tiket Dufan On The Spot?

Megapolitan
Rute Transjakarta 2E Rusun Rawa Bebek-Penggilingan via Rusun Pulo Gebang

Rute Transjakarta 2E Rusun Rawa Bebek-Penggilingan via Rusun Pulo Gebang

Megapolitan
Dinas SDA DKI Sebut Proyek Polder di Tanjung Barat Akan Selesai pada Mei 2024

Dinas SDA DKI Sebut Proyek Polder di Tanjung Barat Akan Selesai pada Mei 2024

Megapolitan
Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Megapolitan
Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Megapolitan
Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Megapolitan
PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

Megapolitan
PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

Megapolitan
Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan 'Pelanggannya' dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan "Pelanggannya" dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Megapolitan
KPU Jaktim Buka Pendaftaran PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

KPU Jaktim Buka Pendaftaran PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

Megapolitan
NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

Megapolitan
Pembunuh Wanita 'Open BO' di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Pembunuh Wanita "Open BO" di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Megapolitan
Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Megapolitan
“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

Megapolitan
Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com