Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Prangko, Alat Bayar Pos yang Bermetamorfosis Jadi Benda Bernilai Investasi

Kompas.com - 29/03/2021, 05:39 WIB
Vitorio Mantalean,
Nursita Sari

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Surat-menyurat dan prangko. Pada zamannya, surat-menyurat dan prangko yang jadi wajah aktivitas pos pernah tak tergantikan.

Di Indonesia, tepat hari ini, Hari Filateli Nasional sudah 99 kali diperingati. Ironis, jelang ulang tahun ke-100, bangsa ini hampir melupakan prangko.

“Karena kecanggihan teknologi memang orang berkirim surat pakai prangko sekarang itu jarang. Sebetulnya di negara-negara maju masih pakai prangko, kenapa di Indonesia malah dihilangkan?” ungkap Gita Noviandi, Sekretaris Jenderal Perkumpulan Filatelis Indonesia (PFI), kepada Kompas.com, Selasa (23/3/2021).

Filateli sebetulnya bukan soal prangko belaka, melainkan mencakup segala turunan dari aktivitas surat-menyurat.

Sampul-sampul surat klasik, misalnya, ujar Gita, kini sedang banyak diburu.

Baca juga: Gedung Filateli Jakarta Bakal Diubah Jadi Tempat Nongkrong Kekinian

Organisasi filateli dapat dikatakan mendunia.

Selain mudah dijumpai di tingkat nasional, organisasi ini juga ada di level regional (semisal Asia-Pasifik) bahkan internasional, seperti federasi-federasi sepakbola yang menginduk ke FIFA.

Hal ini menandakan bahwa, kendati pos telah digulung arus deras era informasi, tetapi ihwal surat-menyurat dan prangko masih menyimpan nilai tersendiri di zaman kiwari.

Prangko pertama kali diterbitkan di Inggris, 6 Mei 1840, bergambar Ratu Victoria.

Bak cendawan di musim penghujan, prangko-prangko pun bermunculan di banyak negara di dunia.

Indonesia, yang saat itu masih Hindia-Belanda, menerbitkan prangko perdana pada 1 April 1864 bergambar Raja Willem III.

Dengan cepat, kemunculan prangko diikuti dengan kegemaran orang-orang mengoleksinya.

Baca juga: Prangko-kan Cita-citamu di Hari Filateli....

Belakangan, terbentuklah perhimpunan para kolektor prangko di beberapa negara.

Begitu pun di Hindia-Belanda. Komunitas filatelis mulai bertumbuh pada era kolonial. Hampir 58 tahun usai penerbitan prangko perdana, klub filateli lokal berdiri pada 29 Maret 1922.

Kelahiran klub filateli di Batavia bernama Postzegelverzamelaars Club Batavia itu menjadi cikal-bakal Hari Filateli Nasional yang diperingati saat ini.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Trauma, Pelajar yang Lihat Pria Pamer Alat Vital di Jalan Yos Sudarso Tak Berani Pulang Sendiri

Trauma, Pelajar yang Lihat Pria Pamer Alat Vital di Jalan Yos Sudarso Tak Berani Pulang Sendiri

Megapolitan
Seorang Pria Pamer Alat Vital di Depan Pelajar yang Tunggu Bus di Jakut

Seorang Pria Pamer Alat Vital di Depan Pelajar yang Tunggu Bus di Jakut

Megapolitan
Nasib Tragis Bocah 7 Tahun di Tangerang, Dibunuh Tante Sendiri karena Dendam Masalah Uang

Nasib Tragis Bocah 7 Tahun di Tangerang, Dibunuh Tante Sendiri karena Dendam Masalah Uang

Megapolitan
Resmi, Imam Budi Hartono Bakal Diusung PKS Jadi Calon Wali Kota Depok

Resmi, Imam Budi Hartono Bakal Diusung PKS Jadi Calon Wali Kota Depok

Megapolitan
Menguatnya Sinyal Koalisi di Pilkada Bogor 2024..

Menguatnya Sinyal Koalisi di Pilkada Bogor 2024..

Megapolitan
Berkoalisi dengan Gerindra di Pilkada Bogor, PKB: Ini Cinta Lama Bersemi Kembali

Berkoalisi dengan Gerindra di Pilkada Bogor, PKB: Ini Cinta Lama Bersemi Kembali

Megapolitan
Pedagang Maju Mundur Jual Foto Prabowo-Gibran, Ada yang Curi 'Start' dan Ragu-ragu

Pedagang Maju Mundur Jual Foto Prabowo-Gibran, Ada yang Curi "Start" dan Ragu-ragu

Megapolitan
Pagi Ini, Lima RT di Jakarta Terendam Banjir akibat Hujan dan Luapan Kali

Pagi Ini, Lima RT di Jakarta Terendam Banjir akibat Hujan dan Luapan Kali

Megapolitan
Cek Psikologi Korban Pencabulan Ayah Tiri, Polisi Gandeng UPTP3A

Cek Psikologi Korban Pencabulan Ayah Tiri, Polisi Gandeng UPTP3A

Megapolitan
Hampir Lukai Warga dan Kakaknya, ODGJ di Cengkareng Dievakuasi Dinsos

Hampir Lukai Warga dan Kakaknya, ODGJ di Cengkareng Dievakuasi Dinsos

Megapolitan
Saat Pedagang Kecil Jaga Marwah Kebangsaan, Belum Jual Foto Prabowo-Gibran meski Sudah Jadi Pemenang

Saat Pedagang Kecil Jaga Marwah Kebangsaan, Belum Jual Foto Prabowo-Gibran meski Sudah Jadi Pemenang

Megapolitan
Kekecewaan Pedagang yang Terpaksa Buang Puluhan Ton Pepaya di Pasar Induk Kramatjati karena Tak Laku

Kekecewaan Pedagang yang Terpaksa Buang Puluhan Ton Pepaya di Pasar Induk Kramatjati karena Tak Laku

Megapolitan
Kehebohan Warga Rusun Muara Baru Saat Kedatangan Gibran, Sampai Ada yang Kena Piting Paspampres

Kehebohan Warga Rusun Muara Baru Saat Kedatangan Gibran, Sampai Ada yang Kena Piting Paspampres

Megapolitan
Remaja Perempuan di Jaksel Selamat Usai Dicekoki Obat di Hotel, Belum Tahu Temannya Tewas

Remaja Perempuan di Jaksel Selamat Usai Dicekoki Obat di Hotel, Belum Tahu Temannya Tewas

Megapolitan
Gibran Janji Akan Evaluasi Program KIS dan KIP agar Lebih Tepat Sasaran

Gibran Janji Akan Evaluasi Program KIS dan KIP agar Lebih Tepat Sasaran

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com