Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Prangko, Alat Bayar Pos yang Bermetamorfosis Jadi Benda Bernilai Investasi

Kompas.com - 29/03/2021, 05:39 WIB
Vitorio Mantalean,
Nursita Sari

Tim Redaksi

Pesona filateli tak berhenti sampai di situ, sebab terbentuknya Postzegelverzamelaars Club Batavia menginspirasi kelompok-kelompok filatelis lokal di beberapa daerah lain.

Kelompok-kelompok ini belakangan berhimpun dalam gerakan yang terorganisasi secara nasional: Nederlandsch Indische Vereniging van Postzegel Verzamelaars, pada 15 Agustus 1940.

Bagaimana nasib klub filateli pasca-Kemerdekaan?

Perkumpulan itu tetap eksis dan namanya diubah menjadi Algemene Vereniging Voor Philatelisten In Indonesia.

Tahun 1953, organisasi itu menjadi Perkumpulan Umum Philateli Indonesia, yang 12 tahun kemudian berganti nama menjadi Perkumpulan Philatelis Indonesia (PPI).

Organisasi ini bukan sekadar wadah berhimpunnya para komunitas penghobi prangko dan kerabatnya.

Tahun 1969, Indonesia menjadi anggota federasi filateli dunia, Federation International de Philatelie (FIP), yang berkedudukan di Swiss.

Baca juga: Museum Pos Indonesia di Bandung, Ada Prangko Pertama di Dunia

Lima tahun berselang, Indonesia dan sejumlah anggota FIP di Asia membentuk federasi filateli regional bernama Federation of Inter-Asian Philately (FIAP). Kedudukannya ada di Singapura dan melingkupi organisasi filateli wilayah Asia-Pasifik.

Tahun 1985, nama Perkumpulan Philatelis Indonesia disesuaikan jadi Perkumpulan Filatelis Indonesia, PFI yang sekarang kita kenal.

Metamorfosis fungsi prangko

Peran prangko berkembang seiring zaman. Ia tak hanya berfungsi sebagai alat bayar pos.

Prangko bahkan bisa bermetamorfosis sebagai alat yang dapat membuktikan kedaulatan sebuah bangsa.

Kompas menyebutkan, prangko pertama pemerintah RI, misalnya, diterbitkan bergambar banteng dan bendera merah-putih pada 1 Desember 1946.

Prangko ini dapat diartikan sebagai simbol kebebasan, sekaligus unjuk gigi kedaulatan pemerintah RI yang ketika itu terancam kembali diserobot Belanda.

“Yang paling penting itu (prangko) sebagai alat diplomasi. Indonesia dulu dilihat dari perangko, ‘Oh, jadi sudah merdeka.’ Jadi, prangko yang kecil ini sebagai alat pemersatu bangsa,” ucap Gita.

Berikutnya, Indonesia pernah menerbitkan prangko Konferensi Asia-Afrika (KAA) yang diterbitkan bersamaan dengan KAA di Bandung, Jawa Barat, pada April 1955.

Indonesia, sebagai tuan rumah konferensi, menyampaikan pesan perlawanan terhadap imperialisme lewat prangko.

Baca juga: Kisah Penggunaan Penny Black, Prangko Pertama di Dunia

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Terjerat Kasus Penistaan Agama, TikTokers Galihloss Terancam 6 Tahun Penjara

Terjerat Kasus Penistaan Agama, TikTokers Galihloss Terancam 6 Tahun Penjara

Megapolitan
Banyak Warga Jakarta Disebut Belum Terima Sertifikat Tanah dari PTSL

Banyak Warga Jakarta Disebut Belum Terima Sertifikat Tanah dari PTSL

Megapolitan
Heru Budi Minta Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel Terhadap Perekonomian Jakarta

Heru Budi Minta Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel Terhadap Perekonomian Jakarta

Megapolitan
Agusmita Terancam 15 Tahun Penjara karena Diduga Terlibat dalam Kematian Kekasihnya yang Sedang Hamil

Agusmita Terancam 15 Tahun Penjara karena Diduga Terlibat dalam Kematian Kekasihnya yang Sedang Hamil

Megapolitan
Begal Remaja di Bekasi Residivis, Terlibat Kasus Serupa Saat di Bawah Umur

Begal Remaja di Bekasi Residivis, Terlibat Kasus Serupa Saat di Bawah Umur

Megapolitan
Mayat Laki-laki dalam Kondisi Membengkak Ditemukan di Kamar Kontrakan Depok

Mayat Laki-laki dalam Kondisi Membengkak Ditemukan di Kamar Kontrakan Depok

Megapolitan
4 Anggota Polda Metro Jaya Terlibat Pesta Narkoba, Kompolnas: Atasan Para Pelaku Harus Diperiksa

4 Anggota Polda Metro Jaya Terlibat Pesta Narkoba, Kompolnas: Atasan Para Pelaku Harus Diperiksa

Megapolitan
Polisi Tangkap 3 Pelaku Sindikat Pencurian Motor di Tambora

Polisi Tangkap 3 Pelaku Sindikat Pencurian Motor di Tambora

Megapolitan
Dukcapil DKI Catat 1.038 Pendatang Baru ke Jakarta Usai Lebaran 2024

Dukcapil DKI Catat 1.038 Pendatang Baru ke Jakarta Usai Lebaran 2024

Megapolitan
Polisi Tangkap Pemuda yang Cabuli Anak 5 Tahun di Cengkareng

Polisi Tangkap Pemuda yang Cabuli Anak 5 Tahun di Cengkareng

Megapolitan
Usai Rampas Ponsel Pelanggan Warkop, Remaja di Bekasi Lanjut Begal Pengendara Motor

Usai Rampas Ponsel Pelanggan Warkop, Remaja di Bekasi Lanjut Begal Pengendara Motor

Megapolitan
Pemprov DKI Siapkan Mitigasi Cegah Risiko dan Dampak Perekonomian Setelah Jakarta Tak Lagi Ibu Kota

Pemprov DKI Siapkan Mitigasi Cegah Risiko dan Dampak Perekonomian Setelah Jakarta Tak Lagi Ibu Kota

Megapolitan
Polisi Tangkap TikTokers Galihloss Buntut Konten Diduga Nistakan Agama

Polisi Tangkap TikTokers Galihloss Buntut Konten Diduga Nistakan Agama

Megapolitan
Polisi Tangkap Begal Remaja yang Beraksi di Jatiasih dan Bantargebang Bekasi

Polisi Tangkap Begal Remaja yang Beraksi di Jatiasih dan Bantargebang Bekasi

Megapolitan
Jangan Khawatir Lagi, Taksi 'Online' Dipastikan Boleh Antar Jemput Penumpang di Terminal Kampung Rambutan

Jangan Khawatir Lagi, Taksi "Online" Dipastikan Boleh Antar Jemput Penumpang di Terminal Kampung Rambutan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com