Muncullah Si Penny Hitam sebagai prangko pertama di dunia yang dicetak oleh insitusi pos Britania Raya dengan harga terjangkau, yakni satu penny untuk pengiriman surat ke seluruh wilayah Britania Raya.
Mereka yang memiliki kesan dalam berkirim surat seringkali menyimpan isi surat tersebut beserta amplop pembungkus, juga tak lupa sebuah prangko di sisi pojok amplop.
Kompas mencatat, hobi mengumpulkan barang-barang yang datang dari pos dilakukan tak hanya untuk kalangan masyarakat biasa.
Bahkan, hobi ini dulu dikenal sebagai hobi bagi para bangsawan, orang-orang yang memang mengerti baca tulis, bertukar surat, dan mengabarkan melalui tulisan.
Begitu juga surat-surat dalam bentuk diplomatik antara raja-raja dan kepala negara di Eropa.
Sebab, setelah prangko pertama dicetak di Britania Raya, negara-negara lain di Eropa ikut membuat prangko sebagai bentuk alat pembayaran yang sah.
Pada akhirnya, prangko yang beraneka ragam dari negara-negara Eropa menjadi menarik untuk dikoleksi para raja Eropa.
Baca juga: Hobi Filateli: Menangguk Cuan Ratusan Juta Rupiah dari Prangko
Hal itu menandakan bahwa mereka memiliki hubungan diplomatik yang luas dengan kerajaan-kerajaan lainnya. Oleh karenanya, saat itu muncul istilah hobby of the kings.
Seiring perkembangan zaman, masyarakat luas tak hanya dari konglomerat mulai bisa baca tulis. Kebutuhan surat-menyurat semakin banyak digeluti setiap orang.
Hobi mengoleksi prangko pun semakin luas, mereka menyebut diri mereka sebagai filatelis yang ternyata memiliki makna yang mendalam.
Berita Kompas menginformasikan, filatelis bisa dimaknai sebagai orang-orang yang mencintai prangko, orang yang mencintai pembebasan pembayaran saat pengiriman surat.
Di Indonesia, filatelis dimaknai tidak sebatas orang-orang yang mengoleksi prangko, tapi juga orang-orang yang mencintai segala hal tentang benda-benda yang datang dari pengiriman surat melalui pos, seperti meterai, kartu pos, mata uang, kartu telepon, hingga sampul hari pertama saat prangko dicetak.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.