JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Polri Jenderal Pol Listyo Sigit mengatakan, tim Densus 88 melakukan penggerebekan di wilayah Condet, Jakarta Timur, dan Bekasi, Jawa Barat, terkait aksi bom bunuh diri di Gereja Katerdral, Makasar, Sulawesi Selatan.
Dalam penggerebekan tersebut, tim menemukan sejumlah bahan-bahan kimia hingga bahan peledak siap ledak.
"Lima toples besar di dalamnya berisi aseton, H202, sulfur dan black powder, termometer, yang bahan-bahan ini akan diolah untuk jadi bahan peledak," kata Kapolri dalam jumpa pers secara virtual, Senin (29/3/2021).
Baca juga: Tim Densus 88 Temukan 5 Bom Siap Pakai Saat Gerebek di Condet dan Bekasi
Selain itu, tim juga menemukan bahan yang sudah diracik menjadi bahan peledak seberat 1,5 kg.
Ditemukan pula 5 bom aktif jenis bom sumbu yang siap digunakan.
Namun, Kapolri tidak merinci di lokasi mana barbuk tersebut ditemukan.
Dalam penggerebekan tersebut, empat orang ditangkap. Mereka diduga terlibat dalam tindak pidana terorisme.
Kapolri menjelaskan, peran mereka ada yang membeli bahan kimia, mengajarkan membuat bom, pembuat bom, hingga orang yang akan meledakkan bom.
"Tim satgas terus melakukan pengembangan," ucap Kapolri.
Sebelumnya, bunyi ledakan terdengar ketika polisi menggeledah rumah terduga teroris di Jalan Raya Cikarang-Cibarusah, Serang Baru, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Senin.
Sumber ledakan diduga dari dalam rumah kontrakan yang sedang digeledah.
Ledakan itu terjadi beberapa saat setelah polisi meminta wartawan menjauh dari area sekitar rumah tersebut.
"Tolong sterilkan dulu, karena masih ada barang bukti bom yang akan kami disposal (musnahkan)," kata salah seorang polisi di lokasi sebagaimana dikutip dari Tribun Jakarta.
Baca juga: Suara Ledakan dan Asap Mengepul di Lokasi Penggerebekan Teroris di Bekasi
Sementara Warta Kota melaporkan, ledakan tersebut disusul kepulan asap putih pekat dari balik pagar tinggi berwarna biru yang merupakan rumah tinggal terduga teroris.
Sontak, warga di sekitar lokasi yang ikut menonton proses penggeledahan jadi kocar-kacir.