Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bom Bunuh Diri di Makassar, Pengamanan Gereja di Bogor Diperketat Satu Pekan ke Depan

Kompas.com - 29/03/2021, 18:43 WIB
Ramdhan Triyadi Bempah,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

BOGOR, KOMPAS.com - Sejumlah rumah ibadah gereja di Kota Bogor, Jawa Barat, mendapat penjagaan ketat dari petugas kepolisian usai aksi bom bunuh diri yang terjadi di depan Gereja Katedral, Makassar, Sulawesi Selatan.

Kepala Polresta Bogor Kota Komisaris Besar Susatyo Purnomo Condro mengatakan, peningkatan pengamanan akan dilakukan selama satu pekan depan.

"Personel yang dikerahkan sekitar 2/3 kekuatan Polresta Bogor Kota atau sekitar 700 personel untuk memberikan rasa aman bagi jemaat yang sedang beribadah," kata Susatyo, Senin (29/3/2021).

Baca juga: 200 Personel Gabungan Gelar Patroli, Amankan Gereja Setelah Penangkapan Terduga Teroris

Susatyo menambahkan, tidak hanya berpusat di gereja, pengetatan pengamanan juga dilakukan secara umum di wilayah Kota Bogor.

Hal itu dilakukan untuk mengantisipasi kejadian yang berpotensi menimbulkan ancaman dan kegaduhan di tengah masyarakat.

”Tentunya kita berusaha untuk mencegah, berusaha memperkuat pengamanan di gereja-gereja di Kota Bogor selama satu pekan ke depan. Nggak cuman gereja, secara umum ya di Kota Bogor. Tapi untuk saat ini difokuskan ke gereja, khususnya isu teror yang di­perketat,” tuturnya.

Sementara itu, Dewan Pengurus Daerah (DPD) Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) turut mengecam dan mengutuk keras pelaku tindakan bom bunuh diri yang terjadi di Makassar, pada Minggu pagi.

Ketua KNPI Kabupaten Bogor Hasyemi Faqihudin mengatakan, pihaknya mendukung penuh upaya pemerintah dalam mengusut serta mencegah persoalan virus radikalisme dan terorisme.

Hasyemi mengungkapkan, dalam waktu dekat pihaknya juga akan mengundang Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) untuk berdiskusi bersama tentang terorisme.

“Berdasarkan info terkini dari BNPT, pelaku bom bunuh diri adalah kaum milenial yang kelahirannya di tahun 1995. Tentunya ini sangat riskan, kita bayangkan bahwa virus paham radikal dan teror ini mengancam republik yang kita cintai," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Megapolitan
Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' Berhasil Diidentifikasi

Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" Berhasil Diidentifikasi

Megapolitan
Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Megapolitan
Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Megapolitan
Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Megapolitan
Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Megapolitan
Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Megapolitan
Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Megapolitan
Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Megapolitan
Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Botol dan Batu, Polisi: Tak Ada yang Terluka dan Ditangkap

Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Botol dan Batu, Polisi: Tak Ada yang Terluka dan Ditangkap

Megapolitan
Cerita Tukang Ojek Sampan Pelabuhan Sunda Kelapa, Setia Menanti Penumpang di Tengah Sepinya Wisatawan

Cerita Tukang Ojek Sampan Pelabuhan Sunda Kelapa, Setia Menanti Penumpang di Tengah Sepinya Wisatawan

Megapolitan
Pendatang Baru di Jakarta Harus Didata agar Bisa Didorong Urus Pindah Domisili

Pendatang Baru di Jakarta Harus Didata agar Bisa Didorong Urus Pindah Domisili

Megapolitan
Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Bekerja Sebagai Pengajar di Kampus Jakarta

Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Bekerja Sebagai Pengajar di Kampus Jakarta

Megapolitan
Bentuk Unit Siaga SAR di Kota Bogor, Basarnas: Untuk Meningkatkan Kecepatan Proses Penyelamatan

Bentuk Unit Siaga SAR di Kota Bogor, Basarnas: Untuk Meningkatkan Kecepatan Proses Penyelamatan

Megapolitan
Aksi Pencurian Kotak Amal di Mushala Sunter Terekam CCTV

Aksi Pencurian Kotak Amal di Mushala Sunter Terekam CCTV

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com