Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rapat dengan DPRD DKI, Pembangunan Sarana Jaya Tak Buka Data Aset Lahan 66 H

Kompas.com - 31/03/2021, 18:31 WIB
Singgih Wiryono,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Komisi B DPRD DKI Jakarta Abdul Aziz mengatakan, Perumda Pembangunan Sarana Jaya tidak menyebut detail keberadaan aset lahan milik Pembangunan Sarana Jaya yang disebut seluas 66 hektare.

Saat melakukan presentasi aset lahan yang dimiliki Pembangunan Sarana Jaya, Pelaksana tugas (Plt) Direktur Utama Perumda Pembangunan Sarana Jaya Indra Sukmono hanya menyebut total lahan beserta letak lahan secara gelondongan.

"Sudah diinformasikan ke kami itu kan rata-rata sekitar 70 hektare, yang di sana (presentasi) sudah diinformasikan 66 hektare tapi kami ingin detilnya tidak hanya gelondongan," kata Aziz di Gedung DPRD DKI Jakarta, Rabu (31/3/2021).

Baca juga: Pimpinan Komisi B DPRD DKI Desak Sarana Jaya Kembalikan Uang Rp 217 Miliar untuk Pengadaan Tanah di Munjul

Aziz mengatakan, Perumda Pembangunan Sarana Jaya menjelaskan 51 hektare berada di Jakarta Utara dengan total pembelian Rp 1,5 triliun dengan rata-rata harga Rp 2,9 juta per meter persegi.

Kemudian total pembelian lahan di Jakarta Timur seluas 15 hektare dengan harga Rp 725 miliar rata-rata Rp 4,9 juta per meter persegi.

Namun pemaparan tersebut diminta lebih rinci oleh Aziz. Pasalnya, lahan dengan luasan 66 hektare yang dipaparkan tidak diketahui lokasi pasti berada di mana.

"Ini Jakarta Utara di mana? Masing-masing lokasi berapa misalnya ada 4 hektare, 6 hektare, 10 hektare misalnya ini di mana. Mesti ada kejelasan itu kita minta untuk mereka detailkan," ujar Aziz.

Pengadaan lahan seluas 66 hektare yang dilaporkan Perumda Sarana Jaya merupakan hasil dari penyerapan Penanaman Modal Daerah (PMD) Pemprov DKI Jakarta dari tahun 2018-2020.

Adapun penggunaan lahan seluas 66 hektare untuk Land Bank dan Lahan DP Rp 0.

Baca juga: Diminta Kembalikan Uang DP Lahan Munjul Rp 217 Miliar, Ini Kata Plt Dirut Sarana Jaya

Namun Sarana Jaya tidak menyertakan berapa lahan yang digunakan untuk Land Bank dan mana lahan untuk program DP Rp 0.

Pembahasan mengenai aset lahan milik Perumda Sarana Jaya seluas 70 hektare berawal dari rapat kerja yang dilakukan Komisi B bersama Badan Pembina Badan Usaha Milik Daerah (BP BUMD) dan Perumda Pembangunan Sarana Jaya.

Saat itu Plt Kepala BP BUMD Riyadi mengatakan tanah seluas 70 hektare sudah dibeli Perumda Sarana Jaya, namun tidak diketahui letaknya ada di mana.

"Tadi ada catatan dari Plt Dirut (Pembangunan Sarana Jaya) tanah yang sudah dibeli sudah 70 hektare, dan saya enggak tahu ini, nanti yang kami dorong dilakukan evaluasi, apakah tanah 70 hektare itu seluruhnya untuk DP Rp 0 atau untuk land banking," kata Riyadi, Senin (15/3/2021).

Lahan tersebut kini menjadi sorotan DPRD DKI karena tidak diketahui kejelasan letak lahan yang diklaim sudah dibeli oleh Pembangunan Sarana Jaya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cerita Eki Rela Nabung 3 Bulan Sebelum Lebaran demi Bisa Bagi-bagi THR ke Keluarga

Cerita Eki Rela Nabung 3 Bulan Sebelum Lebaran demi Bisa Bagi-bagi THR ke Keluarga

Megapolitan
Polisi Sebut Api Pertama Kali Muncul dari 'Basement' Toko Bingkai 'Saudara Frame' Mampang

Polisi Sebut Api Pertama Kali Muncul dari "Basement" Toko Bingkai "Saudara Frame" Mampang

Megapolitan
Jasad Perempuan Ditemukan Tergeletak di Dermaga Pulau Pari, Wajahnya Sudah Hancur

Jasad Perempuan Ditemukan Tergeletak di Dermaga Pulau Pari, Wajahnya Sudah Hancur

Megapolitan
Pemadaman Kebakaran 'Saudara Frame' Mampang Masih Berlangsung, Arus Lalu Lintas Padat Merayap

Pemadaman Kebakaran "Saudara Frame" Mampang Masih Berlangsung, Arus Lalu Lintas Padat Merayap

Megapolitan
Terjebak Semalaman, 7 Jasad Korban Kebakaran 'Saudara Frame' di Mampang Berhasil Dievakuasi

Terjebak Semalaman, 7 Jasad Korban Kebakaran "Saudara Frame" di Mampang Berhasil Dievakuasi

Megapolitan
Meledaknya Alat Kompresor Diduga Jadi Penyebab Kebakaran Toko Bingkai di Mampang

Meledaknya Alat Kompresor Diduga Jadi Penyebab Kebakaran Toko Bingkai di Mampang

Megapolitan
Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui, Alasan Buka 24 Jam dan Sering 'Video Call'

Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui, Alasan Buka 24 Jam dan Sering "Video Call"

Megapolitan
7 Korban yang Terjebak Kebakaran di Toko Bingkai Mampang Ditemukan Meninggal Dunia

7 Korban yang Terjebak Kebakaran di Toko Bingkai Mampang Ditemukan Meninggal Dunia

Megapolitan
Runtuhnya Kejayaan Manusia Sampan yang Kini Dekat dengan Lubang Kemiskinan Ekstrem

Runtuhnya Kejayaan Manusia Sampan yang Kini Dekat dengan Lubang Kemiskinan Ekstrem

Megapolitan
Kondisi Terkini Kebakaran Saudara Frame Mampang, Api Belum Dinyatakan Padam Setelah 11 Jam

Kondisi Terkini Kebakaran Saudara Frame Mampang, Api Belum Dinyatakan Padam Setelah 11 Jam

Megapolitan
Anak-anak Belanjakan THR ke Toko Mainan, Pedagang Pasar Gembrong Raup Jutaan Rupiah

Anak-anak Belanjakan THR ke Toko Mainan, Pedagang Pasar Gembrong Raup Jutaan Rupiah

Megapolitan
Petantang-petenteng Sopir Fortuner yang Ngaku Anggota TNI: Bermula Pakai Pelat Dinas Palsu, Kini Terancam Bui

Petantang-petenteng Sopir Fortuner yang Ngaku Anggota TNI: Bermula Pakai Pelat Dinas Palsu, Kini Terancam Bui

Megapolitan
Polisi Usut Laporan terhadap Pendeta Gilbert Lumoindong atas Dugaan Penistaan Agama

Polisi Usut Laporan terhadap Pendeta Gilbert Lumoindong atas Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Asap Masih Mengepul, Damkar Belum Bisa Pastikan Kapan Pemadaman Toko Bingkai di Mampang Selesai

Asap Masih Mengepul, Damkar Belum Bisa Pastikan Kapan Pemadaman Toko Bingkai di Mampang Selesai

Megapolitan
Momen Lebaran, Pelanggan Borong Mainan sampai Rp 1 Juta di Pasar Gembrong Jatinegara

Momen Lebaran, Pelanggan Borong Mainan sampai Rp 1 Juta di Pasar Gembrong Jatinegara

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com