Seorang pria yang kemudian diketahui bernama Sultan Azianzah secara membabi buta menusuk beberapa polisi di Pos Lalu Lintas (Poslantas) Yupentek, Cikokol, Kota Tangerang, Kamis (20/10/2016) pagi.
Peristiwa itu berawal dari teguran pihak kepolisian kepada Sultan yang ingin menempelkan stiker bertuliskan kalimat tauhid dan berlambangkan kelompok radikal di poslantas tersebut.
Polisi di tempat yang menegurnya adalah Kapolsek Tangerang Komisaris Effendi, Kanit Dalmas Polres Metro Tangerang Inspektur Satu Bambang Haryadi, dan anggota Satuan Lalu Lintas Polsek Tangerang Brigadir Kepala Sukardi.
Baca juga: Teror di Cikokol dan Fenomena Lone-Wolf Terrorism...
Kesal, Sultan lantas mencabut golok dan langsung menyerang ketiga polisi tersebut.
Kapolsek Effendi tertikam di dada, Kanit Bambang terkena luka di dada dan punggung kiri, sementara Polantas Sukardi dibacok di punggung dan lengan kanan.
Polisi sendiri sempat menembak Sultan dan mengenai kaki pelaku.
Sultan sempat dibawa ke RSUD Tangerang sebelumnya diputuskan ke RS Bhayangkara Polri Kramat Jati untuk menjalani perawatan.
Baca juga: Hendardi: Penyerangan Terhadap Polisi di Cikokol Ancaman Nyata Teror
Akan tetapi, pelaku meninggal dunia dalam perjalanan menuju rumah sakit karena kehabisan darah.
Dari tangan Sultan, polisi menyita barang bukti berupa sebilah pisau, sebilah badik, dua benda yang diduga bom pipa.
Polisi menyebut, bom pipa itu dapat membuat perut bolong. Selain itu, ditemukan juga tas hitam dan sorban putih di dalamnya.
Setelah diselidiki, polisi mengatakan bahwa Sultan berafiliasi pada kelompok Jamaah Daulah Islamiyah (JAD) di Ciamis yang pendirinya adalah pengikut terpidana kasus terorisme, Aman Abdurrahman.
Hal itu dianggap ironis karena Sultan memiliki dua kakak yang adalah anggota kepolisian.