JAKARTA, KOMPAS.com - Kapolri Jenderal (Pol) Listyo Sigit Prabowo menyebutkan, tersangka teroris penyerang Mabes Polri pada Rabu (31/3/2021) kemarin merupakan 'lone wolf' berideologi ISIS.
Hal ini disampaikan Sigit saat memberi keterangan kepada wartawan di Mabes Polri, Rabu malam.
"Yang bersangkutan ini adalah tersangka atau pelaku lone wolf beridiologi ISIS. Terbukti dari postingannya di sosial media," ujar Sigit.
Lebih lanjut, Sigit mengatakan pelaku, perempuan berinisial ZA (25), membuat akun Instagram beberapa jam sebelum beraksi.
Pada akun tersebut terdapat postingan bendera ISIS dan keterangan tulisan terkait jihad ISIS.
Baca juga: Sosok ZA Penyerang Mabes Polri, Simpatisan ISIS, Mahasiswi DO yang Tertutup
Pengamat terorisme Community of Ideological Islamic Analyst (CIA) Harits Abu Ulya mengatakan, 'lone wolf' adalah sebutan bagi mereka yang melakukan aksi teror seorang diri.
Aksi itu merupakan inisiatif pribadi atau tidak didesain oleh kelompok tertentu.
Di tengah melemahnya kelompok ekstrem di Indonesia, Harits menganggap sosok 'lone-wolf' ini menjadi ancaman baru.
Pemicu mereka melakukan aksi teror bukan hanya didominasi penegakan ideologi, tetapi juga dilatari persoalan pribadi atau keluarga.
"Tidak selalu keyakinan yang beku. Soal perut yang lapar juga bisa mendorong seseorang melaksanakan aksi teror. Atau karena kondisi labil dan depresi, bisa saja seseorang melakukan aksi nekat," ujar Harits kepada Kompas.com, 2016 lalu.
Baca juga: Keluarga Temukan Surat Wasiat Sebelum ZA Serang Mabes Polri
Melakukan aksi teror secara sendiri-sendiri (lone wolf) dianggap menjadi strategi untuk menjaga keamanan sebuah jaringan terorisme.
Pengamat terorisme dan direktur Institute for Policy Analysis of Conflict, Sidney Jones, kepada BBC mengatakan, strategi ini diambil karena jaringan teror menilai "terlalu berbahaya bagi mereka untuk bergerak sebagai satu organisasi besar".
Sementara itu, pengamat terorisme Taufik Andrie mengatakan, pola eksekusi seorang diri membuat serangan berikutnya sulit untuk dideteksi.
Dengan demikian, polisi ataupun intelijen akan kesusahan untuk mengantisipasi teror selanjutnya.
"Susah dideteksi (aksi dalam sel-sel kecil) seperti ini. Merencanakan sendiri, melakukan sendiri," ujar Taufik.
Baca juga: Hasil Otopsi: Terduga Teroris ZA, Penyerang Mabes Polri Tewas Akibat Tembakan di Jantung
Pengamat terorisme Ansyaad Mbai mengatakan, pelaku teror tunggal dibentuk melalui media sosial atau internet dengan berbagai propaganda oleh kelompok radikal-teroris.
"Untuk menjadi radikal, mereka tidak perlu bertemu seseorang atau kelompok, serta tidak perlu datang ke suatu tempat untuk berbaiat, tapi cukup melalui gadget, mereka bisa teradikalisasi," ujar Ansyaad, seperti dilansir Antaranews.com.
Baca juga: Detik-detik Mabes Polri Diserang, Terduga Teroris Masuk lalu Todongkan Senjata ke Polisi
Menurut Ansyaad, kelompok radikal sangat lihat memainkan propaganda melalui dunia maya dengan cara, misalnya, menyebarkan tayangan video kejadian mengerikan di Timur Tengah.
Salah satunya video tentang aksi Amerika Serikat dan sekutunya yang menindas dan membantai kelompok radikal yang mengklaim dirinya sebagai Muslim.
"Dari situ timbul rasa empati, dan secara perlahan mulai terjadi 'self radicalization' yang kemudian menumbuhkan motivasi menjadi 'lone wolf'," imbuhnya.
Penyerangan di Mabes Polri
Seorang terduga teroris dilumpuhkan pada Rabu sore saat hendak menyerang petugas kepolisian di kompleks Mabes Polri, Jakarta Selatan.
Terduga teroris yang teridentifikasi sebagai seorang perempuan berinisial ZA (25) ini berhasil masuk ke markas polisi dengan menerobos lewat pintu belakang.
Dalam video amatir dan rekaman CCTV yang disiarkan Kompas TV terlihat pelaku penyerangan yang menggunakan jilbab biru dan baju hitam berjalan di dalam Mabes Polri sambil mengacungkan senjata.
Baku tembak pun terjadi antara pelaku dengan anggota kepolisian. Pelaku akhirnya berhasil dilumpuhkan dengan timah panas kepolisian. Ia tewas di tempat.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.