Setelah resmi berdiri, Soekanto memerintahkan memasang tulisan "Departemen Kepolisian Negara" di pintu masuk Mabes Polri. Tulisan itu bertujuan untuk menunjukkan bahwa gedung tersebut milik Kepolisian RI.
Namun, Perdana Menteri Ali Sastroamidjojo memerintahkan Soekanto untuk mengganti tulisan menjadi "Djawatan Kepolisian Negara".
Harapan Soekanto untuk merubah status DKN menjadi Departemen Kepolisian baru terwujud pada 5 Juli 1959 saat Presiden Soekarno mengeluarkan Dekrit Presiden untuk merubah status DKN. Soekanto pun diangkat menjadi Menteri Muda Kepolisian.
Baca juga: Detik-detik Mabes Polri Diserang, Terduga Teroris Masuk lalu Todongkan Senjata ke Polisi
Mabes Polri pernah terbakar pada 15 Januari 1996 sehingga menghanguskan sejumlah dokumen penting negara yang tersimpan di gedung tersebut.
Catatan Harian Kompas pada 16 Januari 1996 menyebutkan, kebakaran tidak menyebabkan korban jiwa. Namun, ruangan di seluruh lantai 3, yakni ruang Asrena (Asisten perencanaan dan anggaran) Kapolri, ruang Puskodalops, serta ruang anggaran dan aula, habis terbakar.
Demikian juga lantai dua yang terdiri dari ruangan Asrena, ruangan Kapolri, serta ruangan Deops Kapolri.
Sedangkan ruang di lantai satu yang habis terbakar adalah ruang Asrena, ruang Binmas, serta aula lobi utama yang bernama "Aula Raden Sukanto".
Selanjutnya, Mabes Polri diperbaiki secara berkala dalam kurun waktu beberapa tahun.
Baca juga: Hasil Otopsi: Terduga Teroris Zakiah Aini Tewas akibat Tembakan di Jantung
Artikel ini telah tayang di Historia dengan judul Cerita di Balik Gedung Mabes Polri
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.