Angka tersebut melonjak hingga mencapai 39 orang di September 2020, ketika IPAC mengeluarkan hasil studinya.
"Angka (narapidana terorisme perempuan di Indonesia) terus meningkat, dan di periode 2018-2019, polisi bahkan menangkap lebih dari 30 perempuan, semuanya mendukung ISIS," ujar IPAC dalam keterangannya, Senin (21/9/2020).
Menurut laporan IPAC berjudul Extrimist Women Behind Bars in Indonesia, diketahui bahwa banyak pendukung ISIS terradikalisasi melalui internet.
Beberapa juga melalui kontak dengan pendukung ISIS di pengajian-pengajian.
Selain itu, penyerangan-penyerangan yang pernah terjadi sebelumnya oleh kombatan ISIS efektif menumbuhkan kombatan-kombatan baru.
"Sekelompok narapidana terorisme perempuan terinspirasi dari pengeboman di Surabaya, yang melibatkan seorang ibu dan anak-anaknya," tulis laporan tersebut.
"Mereka melihat sang ibu memasangkan sabuk peledak di pinggang anak-anaknya, lalu menjadikan itu sebagai contoh dari sebuah pengorbanan".
Meskipun banyak teroris perempuan terinspirasi dari melihat ataupun membaca kisah-kisah kombatan perempuan di Palestina, Irak, dan Chehnya, namun pengeboman di Surabaya menimbulkan dampak yang besar, beber IPAC.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.