Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Internet jadi 'Lahan Basah' untuk Merekrut Teroris Simpatisan ISIS...

Kompas.com - 02/04/2021, 07:32 WIB
Ivany Atina Arbi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Baru-baru ini masyarakat digemparkan dengan aksi penyerangan Mabes Polri, Jakarta Selatan, oleh seorang pendukung ISIS bernama Zakiah Aini (25).

Melalui rekaman CCTV di lokasi tampak Zakiah, yang menggunakan kerudung biru dan baju gamis hitam, dengan lihai melepaskan sejumlah tembakan ke arah anggota kepolisian.

Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo mengatakan bahwa yang Zakiah beraksi seorang diri, atau dikenal dengan istilah lone wolf. Ia merupakan simpatisan ISIS.

"Yang bersangkutan ini adalah tersangka atau pelaku lone wolf berideologi ISIS. Terbukti dari postingannya di sosial media," ujar Listyo, Rabu (31/3/2021) malam, usai kejadian di Mabes Polri.

Baca juga: Fakta Zakiah Aini, Pernah Kuliah di Gunadarma dan Raih IPK Bagus hingga Sering Ganti Nomor Ponsel

Internet dan sosmed jadi media propaganda

Sejumlah pengamat terorisme mengatakan, internet dan sosial media (sosmed) berperan besar dalam menyebarkan paham yang dianut ISIS, terutama soal jihad dengan melakukan aksi bom bunuh diri.

Menurut pengamat terorisme Ansyaad Mbai, kelompok ISIS menjerat pengikutnya dengan meracuni pemikiran mereka melalui tayangan video kejadian mengerikan di Timur Tengah.

Salah satunya video tentang aksi Amerika Serikat dan sekutunya yang menindas dan membantai kelompok radikal yang mengklaim diri mereka sebagai umat Muslim.

"Dari situ timbul rasa empati, dan secara perlahan mulai terjadi 'self radicalization' yang kemudian menumbuhkan motivasi menjadi 'lone wolf'," ujar Ansyaad, dilansir dari Antaranews.com.

Baca juga: Apa Itu Lone Wolf, Sebutan Polisi untuk Aksi Teror ZA yang Menyerang Mabes Polri?

Jurnal Laura Turner dari the University of Connecticut mengatakan, rekrutmen secara online adalah salah satu strategi ISIS untuk menambah pasukannya di seluruh dunia.

Media yang digunakan antara lain YouTube, Facebook, Twitter, Instagram, dan Telegram.

Melalui media-media tersebut, ISIS menyebarkan paham-paham radikalnya, termasuk video yang menampilkan kekerasan.

"Kemampuan untuk merekrut anggota dari luar negeri membuat ISIS menjadi organisasi berbahaya," tulis jurnal yang berjudul The Path to Terrorism: The Islamic State and Its Recruitment Strategies itu.

"Beberapa anggota baru ini pindah ke Suriah atau Irak untuk bergabung dengan ISIS, beberapa lainnya tetap tinggal di negara mereka untuk membantu ISIS melakukan serangan terhadap 'musuh'".

Baca juga: Zakiah Aini dan Maraknya Teroris Wanita di Indonesia pasca ISIS

Kasus di Indonesia

Di Indonesia sendiri, terdapat sejumlah teroris simpatisan ISIS yang terpengaruh dari konten-konten di sosial media, seperti ditulis Institute for Policy Analysis of Conflict (IPAC) dalam jurnalnya berjudul Extrimist Women Behind Bars.

Di antara simpatisan tersebut adalah dua wanita muda yang mencoba terlibat dalam kerusuhan di Mako Brimob pada 2018 lalu.

Saat itu, ratusan narapidana teroris mengacau dan menyerang anggota kepolisian.

"Dita Siska Millenia (18) dan seorang guru di sebuah pesantren di Cilacap, Jawa Tengah, Siska Nur Azizah (21) menjadi partisipan grup Whatsapp dan Telegram pro-ISIS," tulis jurnal tersebut.

Baca juga: Kasus Zakiah Aini, Saat Teroris Wanita Dapat Peran Lebih Besar di Jaringan Teror ISIS

Mereka berdua diamankan di luar Mako Brimbob karena kedapatan membawa gunting yang akan digunakan untuk menyerang polisi.

"Media sosial juga berperan penting dalam meradikalisasi perempuan lainnya, termasuk Dian Yuliana Nobi, Meilani Indira Dewi, Ika Puspita, dan Fitri Diana, istri dari Abu Rara yang menusuk Menkopolhukam Wiranto pada Oktober 2019 lalu".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Megapolitan
Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Megapolitan
Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Megapolitan
Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Megapolitan
Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Megapolitan
Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Megapolitan
Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Megapolitan
“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

Megapolitan
Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Megapolitan
Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Megapolitan
Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Megapolitan
Mobil Mario Dandy Dilelang, Harga Dibuka Rp 809 Juta

Mobil Mario Dandy Dilelang, Harga Dibuka Rp 809 Juta

Megapolitan
Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura di Jakpus Prediksi Pendapatannya Bakal Melonjak

Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura di Jakpus Prediksi Pendapatannya Bakal Melonjak

Megapolitan
Periksa Kejiwaan Anak Pembacok Ibu di Cengkareng, Polisi: Pelaku Lukai Tubuhnya Sendiri

Periksa Kejiwaan Anak Pembacok Ibu di Cengkareng, Polisi: Pelaku Lukai Tubuhnya Sendiri

Megapolitan
Fahira Idris Paparkan 5 Parameter Kota Tangguh Bencana yang Harus Dipenuhi Jakarta sebagai Kota Global

Fahira Idris Paparkan 5 Parameter Kota Tangguh Bencana yang Harus Dipenuhi Jakarta sebagai Kota Global

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com