"Patut diduga pelakunya sama antara teror pertama, kedua, dan ketiga, karena modusnya hampir sama, caranya sama, jumlahnya pun sama," kata Slamet.
Baca juga: Rumah 3 Kali Diteror, Ketum PA 212 Slamet Maarif: Patut Diduga Pelakunya Sama
"Selalu (pelaku) berjumlah 4 yang eksekutornya. Jamnya yang jelas semua dini hari. Yang pertama itu sekitar jam 03.00 lewat, kalau yang kedua 02.59, sekarang 01.59. Jadi sekitar jam 02.00-an lah rata-rata sampai sebelum subuh," ungkap dia.
Ia mengatakan, dua kasus pertama sudah dilaporkan ke polisi.
"Sebetulnya yang malu bukan saya, tapi yang malu pihak kepolisian," ujar Slamet.
Slamet mengeklaim, dirinya telah diperiksa hingga ada berita acara pemeriksaan (BAP) untuk kasus kedua, bahkan Polres Metro Depok dan Polda Metro Jaya disebut ikut turun tangan.
"Akhirnya saya sebagai warga negara sekarang agak bingung kepada siapa lagi minta perlindungan, karena sudah dua kali juga kami laporkan tapi masih kejadian," kata Slamet.
"Kami berharap yang ketiga bisa diungkap, mudah-mudahan dari (rekaman kamera) CCTV pelat nomornya bisa terbaca dan sebagainya, dan ke pihak kepolisianlah kami serahkan. Kami sangat harapkan supaya tidak kejadian terulang lagi," lanjut dia.
Slamet mengaku bingung dengan motif pelaku. Sebab, ia menilai situasi politik saat ini yang berkaitan dengan dirinya sedang mendingin.
Kebingungan Slamet semakin bertambah sebab belakangan ini sedang terjadi teror berskala nasional, sebut saja pengeboman gereja di Makassar, Sulawesi Selatan, serta penyerangan Mabes Polri di Jakarta.
"Itu saya tidak paham, ya, ada atau tidak ada kaitan. Saya juga bingung, apa kaitannya?" kata dia.
Baca juga: Mobil Ketum PA 212 Slamet Maarif Dirusak, Polisi Sebut Belum Ada Laporan Resmi
Slamet pun menepis jika teror itu berkaitan dengan persoalan pribadi.
"Saya sendiri juga bingung persoalan apa. Temuin saja (jika) ada persoalan apa, kalau kita berhadapan kan lebih gentle begitu, kalau begini kan kita jadi menerka-nerka," sebutnya.
"Karena masalah pribadi juga kita tidak sedang punya persoalan pribadi, seingat saya," tutup Slamet.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.