JAKARTA, KOMPAS.com - Grafolog Indonesian School of Graphologi (ISOG) Deborah Dewi menyimpulkan bahwa Zakiah Aini (25) melakukan aksi teror di Mabes Polri karena didorong rasa cemas, tidak aman, dan amarah.
Hal ini disampaikan oleh analis pola tulisan tangan tersebut di tayangan Sapa Indonesia Malam Kompas TV yang dibawakan oleh Aiman Witjaksono, Kamis (1/4/2021) malam.
Deborah menganalisis pola tulisan tangan Zakiah dari surat wasiat yang ia tinggalkan sebelum melancarkan serangan di kompleks Mabes Polri pada Rabu (31/3/2021) sore.
Menurut Deborah, alasan spiritual, yakni jihad atas nama agama, bukan menjadi faktor utama di balik aksi teror tersebut.
"Aksi itu justru didorong oleh rasa kecemasan dan perasaan insecurity (tidak aman) yang sangat besar," ujar Deborah.
Baca juga: Fakta Zakiah Aini, Pernah Kuliah di Gunadarma dan Raih IPK Bagus hingga Sering Ganti Nomor Ponsel
Selain itu, ada juga rasa marah atas status sosialnya.
Zakiah, lanjut Deborah, ingin mendapat penghargaan lebih, tetapi itu tidak ia dapat di masyarakat sehingga memperkuat rasa ketidakamanan dirinya dalam hidup bermasyarakat.
Bersamaan dengan timbulnya rasa tidak aman tersebut, ada perekrut teroris yang masuk dan mengisi rasa aman itu dengan "solusi palsu yang mengatas namakan agama".
Dalam melakukan analisanya, Deborah membedah pola yang menonjol dan ditulis berulang-ulang dalam sampel tulisan pelaku.
Pola tersebut kemudian disusun menjadi satu untuk melahirkan sebuah interpretasi analisa pelaku.
Baca juga: Surat Wasiat Teroris di Mabes Polri dan Makassar Mirip, Pengamat: Grand Design Jaringan Teror
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan