Adapun tebing yang longsor setinggi sembilan meter. Jarak rumahnya ke aliran Sungai Ciliwung sekitar enam meter.
Pada Senin kemarin, ada pertemuan antara warga, aparat Kecamatan Jagakarsa, Suku Dinas Cipta Karya Pertanahan dan Tata Ruang Jakarta Selatan, Suku Dinas Sumber Daya Air Jakarta Selatan, dan Badan Pertanahan Nasinal Jakarta Selatan.
Petugas Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU) dan Suku Dinas Sumber Daya Air Kecamatan Jagakarsa terlihat melakukan penanganan longsor.
Pertemuan antara instansi dihadiri juga oleh Camat Jagakarsa, Alamsyah beserta Lurah Srengseng Sawah, Adhi Suryo.
“Saya sih bersyukur ada pertemuan ini. Semoga tertangani cepat,” ujar Rahmat.
Hasil pertemuan antara pihak terkait menghasilkan kesepakatan penanganan longsor dengan membuat bronjong berisi karung pasir.
“Kami dari peninjauan sepakat untuk menangani tanah yang longsor tadi dengan material banjiran kalau istilah dari BBWSCC nanti mereka akan menyediakan berupa bronjong dengan pasir dalam karung,” ujar Alamsah.
Baca juga: Soal Longsor di Srengseng Sawah, Camat Jagakarsa Minta Warga Usul Pembebasan Tanah
Menurut Alamsah, penanganan tanah longsor dibuat untuk tahap darurat. Bronjong kawat nantinya akan dipasang dan berisi karung pasir sebagai penahan.
“Nanti dari Suku Dinas Sumber Daya Air juga akan mengerjakan kerjaan dari Kamis kemarin, yaitu pembuatan dolken dipasang dan diisi oleh karung pasir,” tambah Alamsah.
Adapun pengerjaan bronjong dengan karung pasir akan dikerjakan oleh petugas Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU) dan petugas Suku Dinas Sumber Daya Air Jagakarsa.
Bronjong akan dibangun dengan panjang sekitar 30 meter dan tinggi sekitar 4-6 meter. Pembuatan bronjong akan disesuaikan dengan kontur tanah.
“Ditargetkan selesai penanganan selama satu bulan,” tambah Alamsah.
Alamsah menanggapi keluhan Ade terkait lambatnya penanganan tanah longsor.
Alamsah mengatakan, lambatnya penanganan tanah longsor karena persoalan kewenangan.
“Sebenernya ini (penanganan tanah longsor) karena kewenangan. Ini kewenangan Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane (BBWSCC). Kami pemda ngga bisa (tangani),” ujar Alamsah saat ditemui seusai pertemuan warga dan BBWSCC di dekat lokasi longsor.