Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Melihat Jalur Sepeda Permanen di Sudirman yang Pemasangannya Molor dari Target

Kompas.com - 06/04/2021, 19:08 WIB
Ihsanuddin,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pembangunan jalur sepeda permanen di sepanjang Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta, masih jauh dari rampung. Kondisi pada Selasa (6/4/2021) sore, jalur sepeda yang sudah dipasangi pembatas beton masih sedikit.

Kompas.com menyusuri Jalan Jenderal Sudirman mulai dari Bundaran Senayan. Jalur sepeda yang dibatasi beton baru terdapat di depan Mall FX Senayan dan membentang sampai ke pintu 7 Gelora Bung Karno. Panjangnya hanya sekitar 800 meter.

Setelah itu jalur sepeda belum dipasangi beton. Jalur sepeda berbatas beton baru kembali ditemukan di depan Hotel Le Meridien. Namun jalur sepeda berbatas beton itu sangat pendek, hanya sekitar 100 meter. Belum sampai ujung hotel Le Meridien, pembatas betonnya sudah terputus.

Baca juga: Jalur Sepeda Permanen di Sudirman-Thamrin Tak Kunjung Rampung

Setelah itu, sampai Bundaran Hotel Indonesia (HI) tak ditemukan lagi jalur sepeda berbatas beton.

Di jalur sebaliknya dari Bundaran HI ke Bundaran Senayan, jalur sepeda berbatas beton juga masih sangat minim.

Pembatas beton hanya ditemukan di depan gedung International Financial Center dan berakhir di depan Mayapada Tower. Panjangnya hanya sekitar 400 meter.

Jika ditotal, maka jalur sepeda yang sudah dipasangi pembatas beton hanya sepanjang 1,3 kilometer.

Jumlah itu sangat minim jika dibandingkan panjang ruas Jalan Sudirman di kedua arah yang mencapai 11,2 kilometer.

Pengguna Jalan Tak Tertib

Sisa jalur yang belum dipasangi beton memang sudah diberi tanda sebagai jalur sepeda dengan dicat hijau. Cone pembatas juga ditempatkan di sejumlah titik untuk membatasi antara jalur kendaraan bermotor dan jalur sepeda. Sejumlah petugas Dinas Perhubungan juga berjaga di sejumlah titik.

Namun, akibat beton pembatas permanen belum terpasang di seluruh jalur, maka jalur sepeda tersebut rentan diterobos  pengendara sepeda motor. Banyak sepeda motor masuk jalur sepeda untuk menghindari kemacetan di jam pulang kerja. Sementara jalur yang tak macet di depan Gedung Taspen justru digunakan taksi untuk mengetem menunggu penumpang.

Pada akhir pekan, jalur sepeda permanen itu pun kerap kali tak dimanfaatkan dengan baik oleh para pesepeda. Banyak pesepeda memilih menggowes di luar jalur.

Sesuai aturan perundang-undangan, polisi sebenarnya bisa menindak pesepeda yang membandel itu sesuai ketentuan Pasal 299 Undang-undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Ancaman hukumannya denda Rp 100.000 atau kurungan 15 hari.

Baca juga: Realisasi Jalur Sepeda Permanen Sudirman-Thamrin Baru 12,5 Persen

Namun, polisi pun belum bisa menindak pesepeda yang bandel karena jalur sepeda permanen itu masih bersifat ujicoba dan belum selesai dibangun.

Molor

Pemasangan pembatas beton atau planter box untuk jalur sepeda permanen sudah dimulai sejak Februari lalu. Jalur sepeda permanen yang akan dipasangi pembatas beton membentang sepanjang 11,2 kilometer dari Bundaran Senayan hingga Bundaran HI.

Anggaran untuk membuat jalur sepeda permanen ini diperkirakan sebesar Rp 30 miliar yang dikeluarkan pihak ketiga atau swasta.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PAN Sebut Warga Depok Jenuh Dengan PKS, Imam Budi: Bagaimana Landasan Ilmiahnya?

PAN Sebut Warga Depok Jenuh Dengan PKS, Imam Budi: Bagaimana Landasan Ilmiahnya?

Megapolitan
Ketika Kajari Jaksel Lelang Rubicon Mario Dandy, Saksi Bisu Kasus Penganiayaan D di Jaksel

Ketika Kajari Jaksel Lelang Rubicon Mario Dandy, Saksi Bisu Kasus Penganiayaan D di Jaksel

Megapolitan
Warga Jakarta yang NIK-nya Dinonaktifkan Tak Bisa Pakai BPJS Kesehatan

Warga Jakarta yang NIK-nya Dinonaktifkan Tak Bisa Pakai BPJS Kesehatan

Megapolitan
Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Dibuang 'Pelanggannya' di Kali Bekasi

Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Dibuang "Pelanggannya" di Kali Bekasi

Megapolitan
Penemuan Mayat Perempuan di Cikarang, Saksi: Mau Ambil Sampah Ada Koper Mencurigakan

Penemuan Mayat Perempuan di Cikarang, Saksi: Mau Ambil Sampah Ada Koper Mencurigakan

Megapolitan
Pembunuh Wanita di Pulau Pari Sempat Minta Tolong untuk Gotong Kardus AC

Pembunuh Wanita di Pulau Pari Sempat Minta Tolong untuk Gotong Kardus AC

Megapolitan
Sedang Berpatroli, Polisi Gagalkan Aksi Pencurian Sepeda Motor di Tambora

Sedang Berpatroli, Polisi Gagalkan Aksi Pencurian Sepeda Motor di Tambora

Megapolitan
Terdengar Gemuruh Mirip Ledakan Bom Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Terdengar Gemuruh Mirip Ledakan Bom Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Megapolitan
Beredar Video Sopir Truk Dimintai Rp 200.000 Saat Lewat Jalan Kapuk Muara, Polisi Tindak Lanjuti

Beredar Video Sopir Truk Dimintai Rp 200.000 Saat Lewat Jalan Kapuk Muara, Polisi Tindak Lanjuti

Megapolitan
Maju Pilkada Bogor 2024, Jenal Mutaqin Ingin Tuntaskan Keluhan Masyarakat

Maju Pilkada Bogor 2024, Jenal Mutaqin Ingin Tuntaskan Keluhan Masyarakat

Megapolitan
Kemendagri Nonaktifkan 40.000 NIK Warga Jakarta yang Sudah Wafat

Kemendagri Nonaktifkan 40.000 NIK Warga Jakarta yang Sudah Wafat

Megapolitan
Mayat dalam Koper yang Ditemukan di Cikarang Berjenis Kelamin Perempuan

Mayat dalam Koper yang Ditemukan di Cikarang Berjenis Kelamin Perempuan

Megapolitan
Pembunuh Perempuan di Pulau Pari Mengaku Menyesal

Pembunuh Perempuan di Pulau Pari Mengaku Menyesal

Megapolitan
Disdukcapil DKI Bakal Pakai 'SMS Blast' untuk Ingatkan Warga Terdampak Penonaktifan NIK

Disdukcapil DKI Bakal Pakai "SMS Blast" untuk Ingatkan Warga Terdampak Penonaktifan NIK

Megapolitan
Sesosok Mayat Ditemukan di Dalam Koper Hitam di Cikarang Bekasi

Sesosok Mayat Ditemukan di Dalam Koper Hitam di Cikarang Bekasi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com