Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bangganya Samukin Sang Kepala Sekolah Saat SDN Pondok Kelapa 05 Pagi Jadi Percontohan Belajar Tatap Muka

Kompas.com - 07/04/2021, 14:10 WIB
Theresia Ruth Simanjuntak

Penulis

"Merencanakan belajar tatap muka ini sudah lama. Sebenarnya kami (terpilih) bukan karena tercantum dalam deretan sekolah piloting Dinas Pendidikan," buka Samukin.

"Sejak kita PJJ (pembelajaran jarak jauh) di awal pandemi pun kami sudah merancang suatu saat kita akan tatap muka dengan kebiasaan yang berbeda. Jadi, saya bilang ke para guru: 'Jangan misalnya Senin (depan) masuk, baru Jumat bikin perencanaan'," urainya.

Diakui Samukin, pihaknya tidak pernah menargetkan bisa menjadi sekolah piloting.

"Kami juga tidak menargetkan untuk menjadi contoh, jadi (sekolah) pilot. Target kami memaksimalkan pelayanan. Makanya, apa yang dimampukan sekolah dalam hal ini penyediaan tempat cuci tangan kami maksimalkan," bebernya.

Tak hanya fasilitas, Samukin menekankan bahwa para guru juga bersertifikasi dalam menerapkan kegiatan belajar tatap muka dan daring atau blended learning.

Para guru ikut pelatihan blended learning pada 23-27 Maret lalu.

"Di sekolah ini ditargetkan (punya sertifikat dari pelatihan blended learning) 1 kepala sekolah dan 2 guru. Kenyataannya sudah ada 13 guru yang lulus pelatihan itu," ujar Samukin.

"Harus dipastikan bahwa yang belajar di sekolah tatap muka dapat terlayani dengan baik, yang di rumah juga tidak terabaikan. Inilah tugas berat guru," katanya sambil tertawa.

Baca juga: Kasus Tes Usap Palsu Rizieq Shihab, Kuasa Hukum Pesimistis Eksepsi Diterima Hakim

Cara meyakinkan orangtua

Belajar tatap muka sempat menimbulkan pro dan kontra dari para orangtua murid.

Mereka cemas mengingat pandemi Covid-19 di Indonesia masih berlangsung. Sehingga, dicemaskan bahwa kegiatan tersebut justru menimbulkan klaster baru.

Samukin menyadari hal tersebut. Karena itu, pihaknya berupaya meyakinkan orangtua siswa dengan mengusahakan perizinan pembukaan sekolah.

"Untuk bisa buka kelas tatap muka di era pandemi ini, syaratnya antara lain mengikuti asesmen seperti kesiapan infrastruktur (sekolah) dan guru. Lalu, guru sudah divaksin," kata Samukin.

Yang tak kalah penting, menurut Samukin, pihaknya telah berkoordinasi dengan lingkungan sekitar sekolah.

"Karena kita ini di tengah masyarakat, maka mau seperti ini (belajar tatap muka) harus permisi sama yang punya wilayah: RT, RW, Bu Lurah Pondok Kelapa, restu Puskesmas kecamatan, hingga Kepala Pelaksana Pendidikan Duren Sawit," ungkapnya.

Pihak sekolah, dipaparkan Samukin, tak hanya mempersiapkan segala protokol kesehatan (prokes) selama kegiatan belajar mengajar tatap muka.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

Megapolitan
Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Megapolitan
Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Megapolitan
Uang Korban Dipakai 'Trading', Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Uang Korban Dipakai "Trading", Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Megapolitan
Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' Berhasil Diidentifikasi

Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" Berhasil Diidentifikasi

Megapolitan
Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Megapolitan
Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Megapolitan
Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Megapolitan
Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Megapolitan
Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Megapolitan
Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Megapolitan
Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com