Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pembangunan Rumah Panggung di Kampung Melayu Dikritik, Wali Kota Jaktim: Kritik Kan Bagus

Kompas.com - 07/04/2021, 19:26 WIB
Nirmala Maulana Achmad,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Wali Kota Jakarta Timur M Anwar angkat bicara soal pembangunan rumah panggung di Kampung Melayu yang menuai pro kontra.

Ketua Fraksi PDI-P DPRD DKI Jakarta Gembong Warsono adalah salah satu yang kontra. Ia menyebut pembangunan itu berpotensi menimbulkan kecemburuan sosial.

Namun, Anwar tidak mau ambil pusing soal hal itu.

Baca juga: Anggota DPRD DKI Nilai, Pembangunan Rumah Panggung di Kampung Melayu Bisa Picu Kecemburuan Sosial

Ia mengatakan, penolakan merupakan hal yang biasa dan harus ditanggapi dengan kepala dingin.

"Saya kira kritikan kan sehat, bagus buat kita. Kita enggak usah menanggapi dengan kontra. Itu kita anggap kebaikan saja," kata Anwar kepada awak media, Rabu (7/4/2021), dilansir dari Tribun Jakarta.

Anwar pun meminta agar warga mengubah kebiasaan hidup mereka usai rumah panggung selesai dibuat.

Ia mengimbau agar warga mulai berperilaku hidup sehat.

Baca juga: Pembangunan Rumah Panggung di Kampung Melayu, Pemkot Jaktim: Biar Enggak Kena Banjir

"Rumah panggung? Itu pertama kan daerah banjir, yang kedua daerah kumuh padatnya, ketiga home industry orang banyak jual kue kering masa sih mereka jual kue kering mengangkat usaha mikro kita nggak bantu makanya ada program dari provinsi melalui Baznas dari APBD kita lakukan mapping," ungkap Anwar.

Sebelumnya, Gembong Warsono menyebut, ada potensi kecemburuan sosial dalam program pembangunan rumah panggung di RT 13/RW 04 Kampung Melayu, Jakarta Timur demi mencegah banjir.

Dia menilai program yang dijanjikan Pemprov DKI melalui kolaborasi dengan Baznas Bazis DKI dan Karya Bakti TNI itu akan memicu kecemburuan di kawasan rawan banjir lainnya.

"Sudah pasti akan menimbulkan kecemburuan sosial, misalnya orang Cikoko di daerah Jakarta Selatan bisa aja bilang, 'Memang yang banjir cuman Kampung Melayu doang, Pak?'," kata Gembong saat dihubungi melalui telepon, Senin (5/4/2021).

Baca juga: Kerap Kebanjiran, 40 Rumah di Kampung Melayu Akan Direnovasi Jadi Rumah Panggung

Gembong mengatakan, program penanganan banjir seharusnya tidak seperti yang dilakukan Pemprov DKI di Kampung Melayu dengan meninggikan rumah warga. Menurut dia, program tersebut sangat tidak elok jika dikatakan sebagai solusi untuk penanganan banjir di DKI Jakarta.

"Enggak bisa mengatasi banjir sepotong-sepotong, enggak bisa sesuai selera," kata Gembong.

Anggota Komisi A DPRD DKI itu meminta agar Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan serius menentukan langkah pengendalian banjir sesuai dengan kajian yang sudah ada, yaitu dengan normalisasi.

"Normalisasi! Tidak ada cara lain, kalau itu memang daerah banjir tidak ada cara lain selain normalisasi," ucap Gembong.

Akun Instagram Pemprov DKI Jakarta @dkijakarta sebelumnya menyebutkan, sebanyak 40 rumah warga RT 13 RW 04 Kampung Melayu akan direnovasi menjadi model panggung.

"Rumah warga akan dibangun berlantai tiga. Untuk bagian atasnya dijadikan rumah, lalu bagian bawahnya dibuat model panggung setinggi 3,5 meter untuk usaha dan interaksi sosial. Sebelum lebaran kita targetkan ini sudah selesai," kata M Anwar, Sabtu lalu.

Kawasan tersebut merupakan kawasan langganan banjir. Pemprov DKI Jakarta melalui Pemerintah Kota Admistrasi Jakarta Timur berkolaborasi dengan berbagai pihak di antaranya Baznas Bazis DKI dan Karya Bakti TNI, menginisiasi Program Bedah Kampung di kawasan Kampung Melayu itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Megapolitan
Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Megapolitan
Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Megapolitan
Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Megapolitan
Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Megapolitan
Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Megapolitan
Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Megapolitan
“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

Megapolitan
Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Megapolitan
Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Megapolitan
Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Megapolitan
Mobil Mario Dandy Dilelang, Harga Dibuka Rp 809 Juta

Mobil Mario Dandy Dilelang, Harga Dibuka Rp 809 Juta

Megapolitan
Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura di Jakpus Prediksi Pendapatannya Bakal Melonjak

Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura di Jakpus Prediksi Pendapatannya Bakal Melonjak

Megapolitan
Periksa Kejiwaan Anak Pembacok Ibu di Cengkareng, Polisi: Pelaku Lukai Tubuhnya Sendiri

Periksa Kejiwaan Anak Pembacok Ibu di Cengkareng, Polisi: Pelaku Lukai Tubuhnya Sendiri

Megapolitan
Fahira Idris Paparkan 5 Parameter Kota Tangguh Bencana yang Harus Dipenuhi Jakarta sebagai Kota Global

Fahira Idris Paparkan 5 Parameter Kota Tangguh Bencana yang Harus Dipenuhi Jakarta sebagai Kota Global

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com