Ada tiga ruang kelas yang digunakan, semuanya terletak di lantai dasar. Tiap kelas diisi tidak lebih dari 16 siswa guna menerapkan protokol jaga jarak.
Sebelum masuk ke kelas, siswa juga diukur suhu tubuhnya dan diminta untuk mencuci tangan dengan sabun.
Selama di lingkungan sekolah, para siswa dan guru juga wajib mengenakan masker dan face shield.
Usai pembelajaran, siswa akan langsung diarahkan untuk pulang ke rumah. Para guru mengantar sampai depan gerbang untuk memastikan siswa mereka sudah dijemput.
Jika belum ada jemputan yang datang, siswa diminta untuk menunggu di dekat gerbang keluar.
Siang itu, para orangtua murid sudah siap di depan gerbang SDN Kenari 08 menunggu putra-putri mereka pulang sekolah.
Para orangtua mulai berdatangan sekitar 15 menit sebelum jam pelajaran berakhir.
Sejumlah orangtua mengaku bersyukur anaknya bisa kembali mengikuti pembelajaran tatap muka di sekolah.
Linda (43) mengaku senang anaknya kembali ke sekolah sehingga ia tak perlu lagi repot membimbing dan mengawasi anaknya untuk belajar di rumah.
"Baguslah meringankan beban orangtua di rumah," kata Linda.
Linda menyebutkan, anaknya kerap kesulitan menangkap pelajaran jika sekolah dari rumah.
Anaknya yang duduk di kelas 4 SD itu juga cenderung bermalas-malasan dan tidak semangat belajar.
Baca juga: Cara SD Kenari 08 Jakpus Pastikan Siswa Tak Kelayapan Usai Sekolah
"Apalagi bangun pagi, jadi susah. Soal keluar jam 7, dia bangun jam 8," ujar Linda.
Linda pun mengaku kerap kewalahan.
"Kan saya sudah lama enggak sekolah, jadi susah. Jadi kakaknya yang kuliah yang kadang ngajarin," kata dia.
Linda mengaku tidak terlalu khawatir dengan pandemi Covid-19 yang kini masih berlangsung.
Ia juga sudah melakukan sejumlah persiapan agar anaknya tak rentan terpapar, salah satunya dengan menyediakan multivitamin.
Sama seperti Linda, Umi (42) juga bersyukur putranya bisa kembali belajar di sekolah. Sebab, anaknya sulit diatur jika disuruh belajar di rumah.
"Kalau saya sih alhamdulillah (bisa sekolah tatap muka). Namanya anak dibilangin suka main juga. Kita orangtua pusinglah. Nambah kerjaan," ujarnya.
Umi juga mengaku kerepotan jika harus mengajarkan anaknya di rumah.