Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dua Jam Sekolah Tatap Muka yang Mengobati Kerinduan...

Kompas.com - 08/04/2021, 07:59 WIB
Ihsanuddin,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kring, kring.... Bel berbunyi menandakan jam pelajaran di SD Negeri Kenari 08 telah usai, Rabu (7/4/2021) siang.

Sudah setahun lamanya suara bel bising tersebut tak lagi terdengar di sekolah yang terletak di Jalan Salemba Raya, Jakarta Pusat, itu.

Selama pandemi Covid-19, semua sekolah memberlakukan pembelajaran dalam jaringan atau daring, di mana setiap siswa belajar dari rumahnya masing-masing.

Namun, kini pemerintah mulai mengizinkan sekolah menggelar pembelajaran tatap muka, tetapi dengan persyaratan dan protokol kesehatan yang ketat.

SDN 08 adalah salah satu dari 85 sekolah di DKI Jakarta yang melakukan uji coba sekolah tatap muka.

Suasana sekolah yang selama ini sepi, kini mulai ramai kembali dengan kehadiran peserta didik.

Baca juga: Diikuti 82 Siswa, Sekolah Tatap Muka di SDN 08 Kenari Jakpus Berjalan Tertib

Setelah bel tanda pelajaran berakhir berbunyi, siswa-siswi meninggalkan sekolah dengan riang.

Meski pembelajaran hanya berlangsung dua jam, rasa rindu akan suasana sekolah akhirnya terobati.

Samuel, siswa kelas 4 SD Kenari 08, mengaku senang akhirnya bisa kembali sekolah tatap muka karena bertemu langsung dengan teman-temannya.

"Senang bisa ketemu teman. Kalau di rumah sepi," kata Samuel.

Pada sekolah tatap muka perdana ini, Samuel mengikuti pelajaran Matematika. Ia mengaku lebih mudah dalam menangkap materi pelajaran yang diajarkan secara langsung di kelas.

"Lebih gampang, soalnya dijelasin langsung," kata bocah 10 tahun ini.

Siswa lainnya, Fatih, juga merasa senang bisa kembali belajar di sekolah. Ia jadi lebih semangat karena bisa belajar bersama teman-temannya.

"Kalau di rumah bosen," kata Fatih.

Baca juga: Bisa Mengajar Tatap Muka, Guru SD Kenari 08: Sudah Kangen Banget sama Murid

Fatih yang juga duduk di kelas 4 SD mengikuti kelas Bahasa Indonesia. Ia senang bisa diajari langsung oleh guru di dalam kelas.

"Jadi lebih ngerti pelajarannya," kata dia.

Tertib protokol kesehatan

Kegiatan belajar tatap muka diikuti oleh siswa kelas 4-6 SDN Kenari 08. Sementara siswa kelas 1-3 masih mengikuti pembelajaran daring dari rumah.

Pada hari perdana uji coba pembelajaran tatap muka kemarin, siswa kelas 4 yang mendapat giliran.

Total ada 82 siswa dari kelas 4 A, B, dan C yang mengikuti pembelajaran tatap muka di SD Kenari 08, Rabu kemarin. Tiap kelas dibagi menjadi dua sif.

Sif pertama mengikuti pembelajaran tatap muka pukul 07.00-09.00 WIB. Setelah itu, kelas langsung dibersihkan disinfektan sebelum digunakan oleh siswa yang mengikuti pembelajaran di sif kedua pada pukul 10.00-12.00 WIB.

Ada tiga ruang kelas yang digunakan, semuanya terletak di lantai dasar. Tiap kelas diisi tidak lebih dari 16 siswa guna menerapkan protokol jaga jarak.

Sebelum masuk ke kelas, siswa juga diukur suhu tubuhnya dan diminta untuk mencuci tangan dengan sabun.

Selama di lingkungan sekolah, para siswa dan guru juga wajib mengenakan masker dan face shield.

Usai pembelajaran, siswa akan langsung diarahkan untuk pulang ke rumah. Para guru mengantar sampai depan gerbang untuk memastikan siswa mereka sudah dijemput.

Jika belum ada jemputan yang datang, siswa diminta untuk menunggu di dekat gerbang keluar.

Disambut baik orangtua

Siang itu, para orangtua murid sudah siap di depan gerbang SDN Kenari 08 menunggu putra-putri mereka pulang sekolah.

Para orangtua mulai berdatangan sekitar 15 menit sebelum jam pelajaran berakhir.

Sejumlah orangtua mengaku bersyukur anaknya bisa kembali mengikuti pembelajaran tatap muka di sekolah.

Linda (43) mengaku senang anaknya kembali ke sekolah sehingga ia tak perlu lagi repot membimbing dan mengawasi anaknya untuk belajar di rumah.

"Baguslah meringankan beban orangtua di rumah," kata Linda.

Linda menyebutkan, anaknya kerap kesulitan menangkap pelajaran jika sekolah dari rumah.

Anaknya yang duduk di kelas 4 SD itu juga cenderung bermalas-malasan dan tidak semangat belajar.

Baca juga: Cara SD Kenari 08 Jakpus Pastikan Siswa Tak Kelayapan Usai Sekolah

"Apalagi bangun pagi, jadi susah. Soal keluar jam 7, dia bangun jam 8," ujar Linda.

Linda pun mengaku kerap kewalahan.

"Kan saya sudah lama enggak sekolah, jadi susah. Jadi kakaknya yang kuliah yang kadang ngajarin," kata dia.

Linda mengaku tidak terlalu khawatir dengan pandemi Covid-19 yang kini masih berlangsung.

Ia juga sudah melakukan sejumlah persiapan agar anaknya tak rentan terpapar, salah satunya dengan menyediakan multivitamin.

Sama seperti Linda, Umi (42) juga bersyukur putranya bisa kembali belajar di sekolah. Sebab, anaknya sulit diatur jika disuruh belajar di rumah.

"Kalau saya sih alhamdulillah (bisa sekolah tatap muka). Namanya anak dibilangin suka main juga. Kita orangtua pusinglah. Nambah kerjaan," ujarnya.

Umi juga mengaku kerepotan jika harus mengajarkan anaknya di rumah.

"Kan pelajaran kita yang dulu dan sekarang beda. Paling kakaknya ikut bantu," ucap Umi.

Umi mengakui ada sedikit kekhawatiran anaknya bisa terpapar Covid-19 dengan belajar tatap muka di sekolah.

Namun, ia meyakini bahwa pihak sekolah dan semua siswa bisa menerapkan protokol kesehatan dengan ketat.

"Ya dibilang khawatir pasti, tapi kan sudah dipersiapkan, pakai masker dan sebagainya," ujar dia.

Sama seperti Linda dan Umi, mayoritas orangtua siswa SDN 08 Kenari juga mendukung sekolah tatap muka di tengah pandemi.

Dari total 225 murid kelas 4-6, ada 214 murid yang diizinkan untuk mengikuti sekolah tatap muka.

Kerinduan guru

Siang itu, Tuti Solihati tersenyum semringah di depan gerbang SDN Kenari 08. Selaku wali kelas, ia mengantarkan anak didiknya sampai ke gerbang dan memastikan mereka sudah dijemput oleh orangtuanya masing-masing.

Ia melambaikan tangan kepada para siswa yang satu per satu keluar dari gerbang sekolah.

Tuti mengaku sangat gembira akhirnya bisa kembali mengajar tatap muka dan bertemu langsung dengan siswa-siswi di sekolahnya.

"Memang sudah kangen banget sama murid-murid, senang banget akhirnya bisa mengajar lagi langsung di kelas," kata Tuti.

Tuti mengakui, pembelajaran secara daring yang diterapkan selama pandemi Covid-19 kurang efektif. Tuti merasa kesulitan untuk memantau perkembangan murid-muridnya.

"Jujur, memang lebih efektif tatap muka. Jadi kita sebagai guru bisa mengetahui langsung karakter siswa, kemampuan siswa, bisa membimbing langsung kalau memang siswa kurang paham," ujarnya.

Tuti mengakui masih ada kekhawatiran terkait pandemi Covid-19 yang masih berlangsung.

Namun, ia meyakini tak akan terjadi penularan selama protokol kesehatan diterapkan secara ketat.

Ia menilai, pada hari pertama pembelajaran tatap muka ini, protokol kesehatan sudah sangat ketat diterapkan.

"Yang jelas harus protokol kesehatan," ujarnya.

Kepala Sekolah SDN Kenari 08 Hardi Priyono juga merasa senang melihat sekolahnya kembali diramaikan oleh kehadiran para siswa.

Ia berharap kegiatan belajar mengajar tatap muka di sekolahnya ini bisa terus berlangsung tertib dan menjadi contoh bagi sekolah lain.

"Dan nantinya pemerintah mengizinkan semua sekolah untuk buka, sehubungan para siswa sudah sangat merindukan belajar tatap muka secara normal," kata Hardi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kekecewaan Pedagang yang Terpaksa Buang Puluhan Ton Pepaya di Pasar Induk Kramatjati karena Tak Laku

Kekecewaan Pedagang yang Terpaksa Buang Puluhan Ton Pepaya di Pasar Induk Kramatjati karena Tak Laku

Megapolitan
Kehebohan Warga Rusun Muara Baru Saat Kedatangan Gibran, Sampai Ada yang Kena Piting Paspampres

Kehebohan Warga Rusun Muara Baru Saat Kedatangan Gibran, Sampai Ada yang Kena Piting Paspampres

Megapolitan
Remaja Perempuan di Jaksel Selamat Usai Dicekoki Obat di Hotel, Belum Tahu Temannya Tewas

Remaja Perempuan di Jaksel Selamat Usai Dicekoki Obat di Hotel, Belum Tahu Temannya Tewas

Megapolitan
Gibran Janji Akan Evaluasi Program KIS dan KIP Agar Lebih Tepat Sasaran

Gibran Janji Akan Evaluasi Program KIS dan KIP Agar Lebih Tepat Sasaran

Megapolitan
Berkunjung ke Rusun Muara Baru, Gibran Minta Warga Kawal Program Makan Siang Gratis

Berkunjung ke Rusun Muara Baru, Gibran Minta Warga Kawal Program Makan Siang Gratis

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok: Tengah Malam ini Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok: Tengah Malam ini Berawan

Megapolitan
Rekam Jejak Chandrika Chika di Dunia Hiburan: Dari Joget 'Papi Chulo' hingga Terjerat Narkoba

Rekam Jejak Chandrika Chika di Dunia Hiburan: Dari Joget "Papi Chulo" hingga Terjerat Narkoba

Megapolitan
Remaja Perempuan Tanpa Identitas Tewas di RSUD Kebayoran Baru, Diduga Dicekoki Narkotika

Remaja Perempuan Tanpa Identitas Tewas di RSUD Kebayoran Baru, Diduga Dicekoki Narkotika

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Puluhan Ton Pepaya | Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

[POPULER JABODETABEK] Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Puluhan Ton Pepaya | Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

Megapolitan
Rute Mikrotrans JAK98 Kampung Rambutan-Munjul

Rute Mikrotrans JAK98 Kampung Rambutan-Munjul

Megapolitan
Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Megapolitan
Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Megapolitan
Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Megapolitan
Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Megapolitan
Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com