JAKARTA, KOMPAS.com - D, korban penipuan filler payudara, mengaku telah melakukan perawatan selama enam bulan pascamendapatkan filler palsu pada Oktober 2020.
Filler adalah pengisi jaringan lunak, yakni zat yang dirancang untuk disuntikkan di bawah permukaan kulit guna menambah volume dan kepadatan di area yang disuntikkan, misalnya di bawah jaringan kulit pada payudara.
"Sekarang masih perawatan solo kontrol ke dokter karena kalau operasi tidak diangkat kita masih ada sisa-sisa di dalam," kata D dalam sebuah rekaman yang diterima Kompas.com, Kamis (8/4/2021).
D belum tahu butuh berapa lama lagi agar ia sepenuhnya sembuh.
Baca juga: Seorang Perempuan Jadi Korban Filler Payudara Palsu
"Kita lihat kondisi ke depannya ini dibicarakan baru enam bulan tapi lihat lagi kondisi ke depannya makin baik atau memburuk," kata D.
Menurut D, terdapat bekas luka di payudaranya akibat penipuan ini.
"Harus dilaser, ada sedikit cacat perlu dilaser (bekas luka)," kata D.
D mengaku menderita demam dan menggigil usai melakukan filler payudara.
"Satu bulan (setelah filler) aku ada efek, sakit aku tiga bulanan. Aku terbaring, demam, menggigil, pokoknya enggak bisa ke mana-mana," jelas D.
Baca juga: Korban Praktik Filler Payudara Palsu Diduga Banyak, Polres Jakbar Akan Buka Posko Aduan
Payudara D memerah, menghitam, bahkan mengeluarkan nanah.
Untuk diketahui, pelaku penipuan filler payudara ini berinisial SR. Ia telah ditangkap di Tangerang Selatan, Senin (5/4/2021).
SR, awalnya merupakan penjual cairan silikon.
Pada Oktober 2020, SR mengenal seorang pria berinisial LC yang mengaku sebagai seorang dokter.
Kepada SR, LC melakukan pelatihan suntik filler payudara selama satu hari. Setelah itu, SR diberikan sertifikat agar dapat melakukan praktik filler payudara.
Sejak saat itu, SR memulai praktik filler payudara.
Dalam melakukan filler, SR menggunakan cairan silikon industri yang ia beli dari ML.
ML telah ditangkap di Batam, Kepulauan Riau, Selasa (6/4/2021).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.