Setelah bertemu dengan SR pada 26 Oktober 2020, D baru tahu bahwa yang melakukan praktik filler payudara bukanlah seorang dokter.
"Tahu dia bukan dokter setelah tindakan di hari H-nya, pas aku sudah bayar DP, dia bilang enggak ada izin, sertifikat, pokoknya dia bukan dokter, baru tahu di hari H," tandasnya.
Sekitar satu bulan setelah melakukan filler payudara, D mulai mengeluhkan sakit
"Satu bulan (setelah filler) aku ada efek, sakit aku tiga bulanan. Aku terbaring, demam, menggigil, pokoknya enggak bisa kemana-mana," jelas D.
Payudara D memerah, bahkan lama-lama menghitam.
"Ternyata di dalam payudaranya mengandung nanah dan nanah itu jebol sendiri sampai berlubang," kata D.
Ia kemudian ke rumah sakit untuk memeriksakan kondisinya.
"Aku cek ke beberapa rumah sakit, bukan satu rumah sakit saja, ternyata di situ ada deposit silikon di dalam payudara. Tapi bilangnya ke saya filler," kata D.
Hingga kini, D masih harus menjalani pengobatan Ia telah menghabiskan Rp 50 juta untuk mengobati luka yang disebabkan filler palsu tersebut.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.