Baru dipasang pada 28 dan 29 Mei 2018, pohon-pohon itu kemudian dicabut.
Baca juga: Aturan SIKM Selama Masa Larangan Mudik 2021: Lokasi Pengecekan, Masa Berlaku, dll
Anies saat itu mengatakan, pemasangan tersebut tidak mendapat izinnya.
"Ya, ngawur itu, enggak tahu idenya siapa, tapi ada petugas dari Sudin Energi Pusat masang tanpa pemberitahuan, tanpa izin mereka kerjakan. Begitu kami lihat ya langsung dicabut," ujar Anies di Kementerian Luar Negeri, Jakarta Pusat, Jumat (1/6/2018).
Bundaran Hotel Indonesia (HI), Jakarta Pusat, pernah diperindah dengan kehadiran karya seni bambu Getih Getah.
Karya seniman Joko Avianto itu diresmikan oleh Anies pada 16 Agustus 2018.
Saat itu, Anies menginginkan karya tersebut mewarnai perhelatan Asian Games 2018.
Pemprov DKI harus mengucurkan dana hingga Rp 550 juta untuk pembuatan dan pemasangan seni bambu tersebut.
"Biaya sekitar Rp 550-an (juta) kemudian dikonsorsium oleh 10 BUMD kalau enggak salah," kata Anies di lokasi instalasi bambu Getih Getah saat itu.
Karya tersebut hanya berusia 11 bulan. Bambu Getih Getah dibongkar pada Rabu (17/7/2019) malam.
Pembongkaran tersebut menambah panas kritik yang dialamatkan kepada Pemprov DKI.
Sebab, banyak pihak sejak awal mempertanyakan tujuan Anies dan jajarannya membuat seni bambu tersebut yang dinilai menghamburkan anggaran.
Anies bersikeras bahwa anggaran itu telah diterima rakyat kecil, dalam hal ini petani bambu.
"Anggaran itu ke mana perginya? Perginya ke petani bambu. Uang itu diterima oleh rakyat kecil. Kalau saya memilih besi, maka itu impor dari Tiongkok mungkin besinya. Uangnya justru tidak ke rakyat kecil," kata Anies di Balairung, Balai Kota, Jakarta Pusat, Jumat (19/7/2019).
"Tapi kalau ini, justru Rp 550 juta itu diterima siapa? Petani bambu, pengrajin bambu," lanjutnya.
Baca juga: Tugu Sepeda Dikritik, Anggota DPRD: Apa yang Legendaris dari Sepeda?
Selepas seni bambu, Anies kemudian menginstruksikan pemasangan Gabion atau batu bronjong pada pertengahan 2019.