Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polemik Tugu Pamulang, Tak Sesuai Desain, serta Disebut Mirip Toren Air dan Kandang Burung Raksasa

Kompas.com - 10/04/2021, 08:50 WIB
Muhammad Isa Bustomi,
Nursita Sari

Tim Redaksi

Mirip toren air

Dalam sejumlah unggahan di media sosial, banyak warga yang menilai bangunan tersebut tidak layak disebut tugu.

Sejumlah pengguna media sosal mencibir tugu tersebut, bahkan ada yang menyebut tugu tersebut lebih mirip dengan toren air.

"Pertama kali ngeliat langsung kirain itu toren air," tulis pemilik akun @rifkiadnan147.

Ada pula warganet yang menyindir desainer tugu mengalami lupa ingatan pada saat membuat.

"Positif thinking, siapa tau pas lagi buat itu, angin berhembus dengan kencang sehingga meluluhlantakkan ingatan para pembuatnya," tulis pemilik akun @joenambewan.

Dikira kandang burung raksasa

Di tengah cibiran yang muncul, sejumlah orang nyatanya tak mengetahui tiang dengan kubah di atasnya itu merupakan tugu.

Rizki (30), seorang karyawan swasta yang tinggal di kawasan Cirendeu, Ciputat Timur, mengaku tidak mengetahui tugu itu karena desainnya yang tak jelas.

"Malah saya baru tahu kalau itu bentuk Tugu Pamulang, seharusnya enggak begitu. Orang cuma tiang-tiang enggak jelas," ujar Rizki kepada Kompas.com, Jumat (9/4/2021).

Baca juga: Baru Tahu Itu Tugu Pamulang, Kayak Kandang Burung Raksasa

Menurut Rizki, bentuk Tugu Pamulang saat ini tidak jelas dan sama sekali tidak menambah keindahan wilayah Tangerang Selatan.

"Bentuknya saja enggak jelas, kayak kandang burung raksasa. Dibilang estetis juga enggak. Entah buat apa dibangun kalau cuma begitu," pungkasnya.

Warga Pondok Cabe bernama Rahman Tohir (27) mengatakan, keberadaan Tugu Pamulang di Jalan Siliwangi tak menyimbolkan apa pun.

Dia pun meyakini banyak warga yang tidak menyadari bahwa tiang-tiang tersebut ternyata sebuah tugu.

"Enggak berfaedah, tidak jelas bentuknya. Tidak menyimbolkan apa pun," kata Rahman.

Baca juga: Wagub DKI: Tugu Sepeda Senilai Rp 800 Juta untuk Tempat Selfie Milenial

Rahman menyebutkan bahwa keberadaan Tugu Pamulang mengganggu pemandangan sehingga lebih baik dibongkar atau diganti dengan patung.

"Malah bikin jelek Pamulang. Sudah warnanya putih, enggak dirawat, jadi dekil," kata Rahman.

"Mending bongkar atau ganti sama Patung (Wali Kota) Airin," sambung dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Latihan Selama 3 Bulan, OMK Katedral Jakarta Sukses Gelar Visualisasi Jalan Salib pada Perayaan Jumat Agung

Latihan Selama 3 Bulan, OMK Katedral Jakarta Sukses Gelar Visualisasi Jalan Salib pada Perayaan Jumat Agung

Megapolitan
Gelar Pesantren Kilat di Kapal Perang, Baznas RI Ajak Siswa SMA Punya Hobi Berzakat

Gelar Pesantren Kilat di Kapal Perang, Baznas RI Ajak Siswa SMA Punya Hobi Berzakat

Megapolitan
Cerita Ridwan 'Menyulap' Pelepah Pisang Kering Menjadi Kerajinan Tangan Bernilai Ekonomi

Cerita Ridwan "Menyulap" Pelepah Pisang Kering Menjadi Kerajinan Tangan Bernilai Ekonomi

Megapolitan
Peringati Jumat Agung, Gereja Katedral Gelar Visualisasi Jalan Salib yang Menyayat Hati

Peringati Jumat Agung, Gereja Katedral Gelar Visualisasi Jalan Salib yang Menyayat Hati

Megapolitan
Wujudkan Solidaritas Bersama Jadi Tema Paskah Gereja Katedral Jakarta 2024

Wujudkan Solidaritas Bersama Jadi Tema Paskah Gereja Katedral Jakarta 2024

Megapolitan
Diparkir di Depan Gang, Motor Milik Warga Pademangan Raib Digondol Maling

Diparkir di Depan Gang, Motor Milik Warga Pademangan Raib Digondol Maling

Megapolitan
Polisi Selidiki Kasus Kekerasan Seksual yang Diduga Dilakukan Eks Ketua DPD PSI Jakbar

Polisi Selidiki Kasus Kekerasan Seksual yang Diduga Dilakukan Eks Ketua DPD PSI Jakbar

Megapolitan
Ingar-bingar Tradisi Membangunkan Sahur yang Berujung Cekcok di Depok

Ingar-bingar Tradisi Membangunkan Sahur yang Berujung Cekcok di Depok

Megapolitan
KSAL: Setelah Jakarta, Program Pesantren Kilat di Kapal Perang Bakal Digelar di Surabaya dan Makasar

KSAL: Setelah Jakarta, Program Pesantren Kilat di Kapal Perang Bakal Digelar di Surabaya dan Makasar

Megapolitan
Masjid Agung Bogor, Simbol Peradaban yang Dinanti Warga Sejak 7 Tahun Lalu

Masjid Agung Bogor, Simbol Peradaban yang Dinanti Warga Sejak 7 Tahun Lalu

Megapolitan
Duduk Perkara Penganiayaan 4 Warga Sipil oleh Oknum TNI di Depan Polres Jakpus

Duduk Perkara Penganiayaan 4 Warga Sipil oleh Oknum TNI di Depan Polres Jakpus

Megapolitan
45 Orang Jadi Korban Penipuan Jual Beli Mobil Bekas Taksi di Bekasi, Kerugian Capai Rp 3 Miliar

45 Orang Jadi Korban Penipuan Jual Beli Mobil Bekas Taksi di Bekasi, Kerugian Capai Rp 3 Miliar

Megapolitan
Telan Anggaran Rp 113 Miliar, Bima Arya Harap Masjid Agung Bogor Jadi Pusat Perekonomian

Telan Anggaran Rp 113 Miliar, Bima Arya Harap Masjid Agung Bogor Jadi Pusat Perekonomian

Megapolitan
Driver Taksi Online Diduga Berniat Culik dan Rampok Barang Penumpangnya

Driver Taksi Online Diduga Berniat Culik dan Rampok Barang Penumpangnya

Megapolitan
TNI AD Usut Peran Oknum Personelnya yang Aniaya 4 Warga Sipil di Jakpus

TNI AD Usut Peran Oknum Personelnya yang Aniaya 4 Warga Sipil di Jakpus

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com