Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Geger Benda Mencurigakan di Masjid di Pondok Aren, Ditinggalkan karena Alasan Berat

Kompas.com - 11/04/2021, 07:00 WIB
Wahyu Adityo Prodjo,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Warga di sekitar Masjid Ar Rahman, Pondok Aren, Tangerang Selatan, Banten tiba-tiba digegerkan oleh penemuan benda mencurigakan pada Rabu (31/3/2021) sekitar pukul 21.30.

Satu kantong plastik merah, ransel berwarna hitam, dan ransel berwarna abu-abu ditinggalkan di dalam masjid. Tas tersebut ditinggalkan seorang pria.  

"Ada anak muda jalan masuk sini tanpa izin. Biasanya kalau tamu baru suka tegur saya, permisi. Nah ini orangnya cuek mencurigakan. Masuk bawa tas ransel sama tas tenteng, pakai baju koko putih panjang sama sarung," kata Iman, seorang penjual susu jahe di sekitar masjid.

Iman dan warga curiga. Mereka langsung mencari pria tersebut, tetapi tidak berhasil.

"Sampai di ujung, saya jalan kayak orang bingung. Dia balik lagi, masuk ke Kompleks Maharta sampai 30 menit. Saya susul pakai motor enggak ada ketemu," kata Iman.

"Yang ditinggal satu tas ransel, terus satu tas tenteng," sambung dia.

Gegana langsung datang

Tim gegana dari Polda Metro Jaya tiba setelah dihubungi warga dan lagsung mensterilkan lokasi penemuan benda mencurigakan itu.

Tim Gegana dengan pakaian khusus menyisir lokasi penemuan dan memeriksa benda tersebut.

Hasil pemeriksaan, dipastikan benda itu tak berbahaya.

Baca juga: Polisi Sebut Pemilik Tas Mencurigakan di Pondok Aren Penyandang Autisme

Petugas hanya menemukan sejumlah pakaian yang tak memiliki keterkaitan dengan organisasi tertentu.

Tas-tas yang ditemukan di masjid berisi pakaian kotor, buku agama, dan undangan pernikahan.

Polisi juga memastikan penemuan itu tak terkait dengan aksi teror. 

"Tidak ada (aksi teror). Isinya juga tidak ada sama sekali," ujar Kapolres Tangerang Selatan AKBP Iman Imanuddin, Sabtu (10/4/2021).

Iman menegaskan bahwa pemilik tas tersebut sengaja meninggalkan barang bawaannya itu karena alasan berat.

Baca juga: Polisi Pastikan Tas Mencurigakan di Pondok Aren Bukan Aksi Teror

Adapun pemilik tas saat itu sedang mencari temannya di sekitar lokasi ditemukannya barang yang sempat menggegerkan warga.

"Kenapa ditinggal, alasannya dia berat. Dia mau cari temannya dulu, baru ambil lagi tasnya," kata Iman.

Pemilik tas tersebut telah diamankan dan diperiksa polisi. Hasil pemeriksaan, dia diduga penderita autisme.

Pemilik tas tinggal di salah satu panti asuhan di kawasan Bandung, Jawa Barat. Saat ini dia telah dipulangkan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pendatang Baru di Jakarta Harus Didata agar Bisa Didorong Urus Pindah Domisili

Pendatang Baru di Jakarta Harus Didata agar Bisa Didorong Urus Pindah Domisili

Megapolitan
Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Bekerja Sebagai Pengajar di Kampus Jakarta

Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Bekerja Sebagai Pengajar di Kampus Jakarta

Megapolitan
Bentuk Unit Siaga SAR di Kota Bogor, Basarnas: Untuk Meningkatkan Kecepatan Proses Penyelamatan

Bentuk Unit Siaga SAR di Kota Bogor, Basarnas: Untuk Meningkatkan Kecepatan Proses Penyelamatan

Megapolitan
Aksi Pencurian Kotak Amal di Mushala Sunter Terekam CCTV

Aksi Pencurian Kotak Amal di Mushala Sunter Terekam CCTV

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Jakbar Dikenal Sebagai Atlet Maraton

Siswa SMP yang Gantung Diri di Jakbar Dikenal Sebagai Atlet Maraton

Megapolitan
Detik-detik Mencekam Kebakaran Toko 'Saudara Frame': Berawal dari Percikan Api, Lalu Terdengar Teriakan Korban

Detik-detik Mencekam Kebakaran Toko "Saudara Frame": Berawal dari Percikan Api, Lalu Terdengar Teriakan Korban

Megapolitan
Polisi Periksa Saksi-saksi Terkait Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari

Polisi Periksa Saksi-saksi Terkait Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari

Megapolitan
Massa Aksi yang Menuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024 Bakar Ban Sebelum Bubarkan Diri

Massa Aksi yang Menuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024 Bakar Ban Sebelum Bubarkan Diri

Megapolitan
Massa Pendukung Prabowo-Gibran Juga Demo di Patung Kuda, tapi Beberapa Orang Tak Tahu Isi Tuntutan

Massa Pendukung Prabowo-Gibran Juga Demo di Patung Kuda, tapi Beberapa Orang Tak Tahu Isi Tuntutan

Megapolitan
DPC PDI-P: Banyak Kader yang Minder Maju Pilwalkot Bogor 2024

DPC PDI-P: Banyak Kader yang Minder Maju Pilwalkot Bogor 2024

Megapolitan
Siswa SMP di Palmerah Sempat Cekcok dengan Kakak Sebelum Gantung Diri

Siswa SMP di Palmerah Sempat Cekcok dengan Kakak Sebelum Gantung Diri

Megapolitan
Salah Satu Korban Tewas Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' adalah ART Infal yang Bekerja hingga 20 April

Salah Satu Korban Tewas Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" adalah ART Infal yang Bekerja hingga 20 April

Megapolitan
Saat Toko 'Saudara Frame' Terbakar, Saksi Dengar Teriakan Minta Tolong dari Lantai Atas

Saat Toko "Saudara Frame" Terbakar, Saksi Dengar Teriakan Minta Tolong dari Lantai Atas

Megapolitan
9 Orang Ambil Formulir Pendaftaran Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

9 Orang Ambil Formulir Pendaftaran Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
Minta Polisi Periksa Riwayat Pelanggaran Hukum Sopir Fortuner Arogan Berpelat Dinas TNI, Pakar: Agar Jera

Minta Polisi Periksa Riwayat Pelanggaran Hukum Sopir Fortuner Arogan Berpelat Dinas TNI, Pakar: Agar Jera

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com