JAKARTA, KOMPAS.com - Hadits riwayat Abu Daud menyebutkan bahwa Nabi Muhammad memilih untuk makan kurma ketika waktu berbuka puasa tiba.
Jika tidak ada kurma, maka beliau akan meminum air putih.
"Biasanya Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam berbuka puasa dengan ruthab (kurma muda) sebelum shalat (Maghrib). Jika tidak ada ruthab maka dengan tamr (kurma matang), jika tidak ada tamr maka beliau meneguk beberapa teguk air." (HR. Abu Daud)
Apa sebenarnya manfaat memakan kurma ketika berbuka puasa?
Baca juga: Takjil Bukan Berarti Makanan, Ini Arti Sesungguhnya
Ketua Umum Perkumpulan Dokter Pengembang Obat Tradisional dan Jamu Indonesia, dr Inggrid Tania mengatakan, kurma memiliki banyak manfaat bagi tubuh.
Salah satu manfaatnya adalah dapat mengembalikan energi yang terkuras saat berpuasa karena kandungan gula alaminya.
"Berbuka puasa dengan kurma adalah cara yang paling sehat dan paling cepat dalam memulihkan tubuh kita dan menghasilkan energi," ujar Tania.
Satu butir kurma memiliki kandungan gizi seperti protein, kalsium, fosfor, zat besi, kalium, dan vitamin A.
Baca juga: Ini Jadwal Imsakiyah, Buka Puasa, dan Waktu Shalat Ramadhan 2021 di DKI Jakarta
Selain itu, kurma juga tinggi akan serat pangan larut yang bisa memperlancar proses pencernaan.
Kurma bersifat antimikroba sehingga dapat melindungi lambung dan usus dari parasit yang terbawa dalam makanan.
Oleh karena itu, kurma sebetulnya tak hanya baik untuk dikonsumsi sebagai menu berbuka puasa, tetapi juga baik untuk mengawali sesi makan.
"Misalnya ketika traveling, makan di restoran atau ke warteg, lebih bagus makan kurma dulu karena baik untuk mengondisikan dan melindungi lambung dan usus kita dan membantu melawan parasit dan bakteri yang mungkin bisa masuk bersama makanan," ucapnya.
Baca juga: Sambut Ramadhan, Masjid Istiqlal Dibuka untuk Shalat Tarawih Pertama
Untuk mengawali berbuka puasa, kita bisa mengonsumsi tiga hingga lima butir kurma, tanpa takut obesitas.
Kurma yang manis tidak menyebabkan obesitas karena tinggi kandungan serat.
Buah ini juga bebas kolesterol, lemak dan gluten, ujar Tania.
"Kalorinya rendah, tapi cukup memenuhi kalori di saat berbuka puasa dan sebelum makan," imbuhnya.
(Penulis : Nabilla Tashandra)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.