JAKARTA, KOMPAS.com - “Pusing ini. Ulang sudah. Mulai dari nol lagi ini,” keluh Novriadi (39), pemilik tempat usaha ayam potong saat melihat tempatnya berjualan di Blok C Pasar Minggu, Jakarta Selatan ludes terbakar pada Selasa (13/4/2021) siang.
Ia jongkok dan merenung bersama rekannya di tangga Blok C Pasar Minggu. Sesekali Novriadi melongok ke arah kandang dan mesin potong ayam miliknya.
Lokasi tempatnya berjualan berada di tengah basement bangunan Blok C Pasar Minggu. Jaraknya sekitar lima meter dari tangga pintu masuk.
Novriadi tak bisa masuk lebih dalam. Air sisa-sisa penyemprotan dari pemadam kebakaran masih menggenang.
Baca juga: Kebakaran Blok C Pasar Minggu, 1.000 Unggas Milik Pedagang Diperkirakan Mati
Sementara, tembok dan kandang menghitam. Di dalam kandang besi tampak terlihat ayam dan bebek telah mati akibat terpanggang dan terpapar panas dari api yang melalap seluruh basement Blok C Pasar Minggu.
“Kerugiannya akibat kebakaran kemarin, ayam saya mati 400 ekor, kandang terbakar, mesin pencabut bulu terbakar, mesin potong terbakar,” ujar Novriadi saat berbincang dengan Kompas.com.
Novriadi hanya bisa sesekali memegang kepalanya. Kesedihan tampak jelas dari wajahnya. Suaranya parau.
Baca juga: Gedung Blok C Pasar Minggu Rawan Runtuh, Pedagang Diimbau Jangan Masuk
Sebanyak 400 ayam milik Novriadi mati akibat kebakaran. Ratusan ayam miliknya itu merupakan stok yang siap dijual. Namun, kebakaran pada Senin malam kemarin membuat usahanya pupus.
“Kalau kerugian bisa mencapai Rp 12 juta. Itu ayamnya saja. Kalau total kerugiannya semua sekitar Rp 30 juta,” tambah pria asal Kota Padang, Sumatera Barat ini.
Stok ayam milik Novriadi biasanya dipasarkan ke daerah sekitar Jakarta. Pelanggannya berasal dari pengusaha restoran Padang dan pecel ayam.
Baca juga: IKAPPI Minta Pemprov DKI Selamatkan Korban Kebakaran Blok C Pasar Minggu
Ingin bisa dagang kembali saat Ramadhan
Novriadi sadar musibah seperti kebakaran bisa datang kapan saja. Namun, asa Novriadi tetap sama, ia ingin kembali berdagang ayam mumpung bulan Ramadhan.
“Sekarang kepenginnya bisa dagang lagi. Biar ada tempat baru. Tadi saya lihat kandang dan ayam sudah habis semua,” kata Novriadi.
Ia sangat berharap bisa kembali berjualan. Pasalnya, omzet penjualan di bulan Ramadhan bisa meningkat 25 persen.
Baca juga: Jelang Ramadhan, Harga Daging Ayam di Pasar Grogol Mulai Naik
“Per hari 700 ekor kalau bulan Ramadhan. Kalau hari biasa paling 500 ekor. Dua minggu sebelum Lebaran, penjualan bisa meningkat 50 persen,” ujar Novriadi.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.