Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kuasa Hukum: Jaksa Salah Hadirkan Penyidik yang Disebut Siksa Anak Buah John Kei

Kompas.com - 14/04/2021, 14:25 WIB
Sonya Teresa Debora,
Nursita Sari

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Dalam sidang lanjutan perkara pembunuhan berencana dan pengeroyokan yang menjerat John Kei dan kawan-kawan, Rabu (14/4/2021), jaksa penuntut umum menghadirkan lima orang saksi verbalisan untuk memberikan keterangan.

Saksi verbalisan atau disebut juga saksi penyidik adalah seorang penyidik yang menjadi saksi atas suatu perkara pidana karena terdakwa menyatakan bahwa berita acara pemeriksaan (BAP) telah dibuat di bawah tekanan atau paksaan.

Kelima orang saksi verbalisan yang dihadirkan adalah penyidik dari Unit Resmob Polda Metro Jaya, yakni Suyamto, Bintoro, Riko Butarbutar, Bayu Ekayanto, dan Rai.

Baca juga: Jawab Anak Buah John Kei yang Mengaku Disiksa Polisi, Lima Penyidik Jadi Saksi Sidang Hari Ini

Mereka dihadirkan karena delapan orang tahanan Lapas Pemuda 2A Tangerang yang menjadi saksi pada sidang yang digelar 24 Maret 2021 membantah BAP yang ada dan mengaku disiksa saat memberikan keterangan di kantor polisi.

Delapan orang tersebut adalah Tuche Kei, Revan Abdul Gani, Arnold Titahena, Cola, Muhammad Arsyad, Theo Rauantokman, Wilhelm Laisana, dan Roni Ekakaya.

Mereka mengikuti sidang hari ini secara virtual.

Namun, pengacara para saksi menyatakan jaksa salah menghadirkan penyidik.

"Ini saksi (penyidik) yang dihadirkan tidak relevan semua," kata kuasa hukum para saksi sekaligus kuasa hukum John Kei, Anton Sudanto, dalam sidang hari ini.

Baca juga: Ubah Keterangan di Depan Hakim, Saksi Mengaku Tak Disuruh John Kei

Menurut Anton, pihak yang seharusnya dihadirkan adalah penyidik dari Unit Jatanras Polda Metro Jaya yang memeriksa kedelapan orang tahanan ketika berstatus tersangka.

Namun, yang dihadirkan jaksa dalam sidang hari ini adalah penyidik dari Unit Resmob Polda Metro Jaya yang memeriksa kedelapan orang tahanan ketika berstatus saksi.

"Inilah, jaksa dari awal persidangan tidak pernah beri tahu (nama) saksinya kepada kami, jadi saksi yang dihadirkan tidak relevan," kata Anton.

Saat diperiksa dalam persidangan, kelima orang saksi penyidik membantah menekan, mengancam, maupun menganiaya Tuche Kei dkk.

"Tidak ada penekanan saat pemeriksaan itu berlangsung," kaya Bayu Ekayanto, salah seorang saksi penyidik di sidang hari ini.

Hal serupa juga dikatakan oleh saksi penyidik lainnya.

Baca juga: Anak Buah John Kei Ubah Kesaksian di Sidang, Tuche: Saya Disiksa Polisi

Menurut para saksi penyidik, saat memeriksa Tuche Kei dkk, mereka telah membacakan hak-hak terperiksa sesuai prosedur, membacakan ulang BAP, dan BAP juga telah ditandatangani.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Megapolitan
Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Megapolitan
Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Megapolitan
Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Megapolitan
Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Megapolitan
Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Megapolitan
“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

Megapolitan
Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Megapolitan
Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Megapolitan
Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Megapolitan
Mobil Mario Dandy Dilelang, Harga Dibuka Rp 809 Juta

Mobil Mario Dandy Dilelang, Harga Dibuka Rp 809 Juta

Megapolitan
Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura di Jakpus Prediksi Pendapatannya Bakal Melonjak

Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura di Jakpus Prediksi Pendapatannya Bakal Melonjak

Megapolitan
Periksa Kejiwaan Anak Pembacok Ibu di Cengkareng, Polisi: Pelaku Lukai Tubuhnya Sendiri

Periksa Kejiwaan Anak Pembacok Ibu di Cengkareng, Polisi: Pelaku Lukai Tubuhnya Sendiri

Megapolitan
Fahira Idris Paparkan 5 Parameter Kota Tangguh Bencana yang Harus Dipenuhi Jakarta sebagai Kota Global

Fahira Idris Paparkan 5 Parameter Kota Tangguh Bencana yang Harus Dipenuhi Jakarta sebagai Kota Global

Megapolitan
Perampok Pecah Kaca Mobil Kuras Dompet, iPad hingga iPhone 11 Pro Max

Perampok Pecah Kaca Mobil Kuras Dompet, iPad hingga iPhone 11 Pro Max

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com