JAKARTA, KOMPAS.com - Setelah seharian berpuasa, banyak orang cenderung untuk makan dengan porsi yang berlebihan. Makanan manis yang mengandung banyak gula juga menjadi menu utama untuk berbuka.
Makan secara berlebihan ini, terutama makanan manis, ternyata bisa berdampak buruk bagi kesehatan.
Menurut Ketua Pergizi Pangan Indonesia, Prof. Hardinsyah, MS. PhD, makan berlebihan bisa menyebabkan gula darah meningkat secara mendadak.
Kondisi ini disebut hiperglikemia.
Baca juga: Keunggulan Berbuka Puasa dengan Kurma Menurut Ahli Gizi
Dampak langsung dari kelebihan gula darah adalah mengantuk. Ketika mengantung, aktivitas penting seperti melakukan ibadah pun berpotensi dilalaikan.
"Jadi tata cara puasa dan makan harus baik dan benar, jangan berlebihan," ujar Hardinsyah kepada Kompas.com.
Ketika kenaikan gula darah tidak terkendali, maka akan menyebabkan diabetes.
Makan berlebihan juga tidak baik bagi lambung karena dipaksa mencerna makanan melebihi kapasitas yang biasa dicerna.
"Akhirnya timbul radang lambung, dan akan berefek ke tekanan darah dan lain sebagainya," imbuhnya.
Baca juga: Takjil Bukan Berarti Makanan, Ini Arti Sesungguhnya
Tanda-tanda seseorang mengalami hiperglikemia adalah:
Gula darah yang terlalu tinggi disertai dengan insulin rendah dapat menyebabkan peningkatan keton atau asam darah yang bisa memicu ketoasidosis diabetik.
Baca juga: Jadwal Buka Puasa dan Shalat Maghrib di Jakarta Hari Ini, 14 April 2021
Ketoasidosis diabeteik adalah komplikasi diabetes serius saat tubuh memproduksi keton berlebihan.
Hal ini bisa membuat penderitanya mengalami hal berikut:
Seseorang bisa dikatakan mengalami hiperglikemia jika kadar gula dalam darah lebih dari 250 ml/dl.
Baca juga: Aturan Buka Puasa di KRL Selama Ramadhan 2021
Ahli gizi Dr. dr. Tan Shot Yen, M.hum., menyampaikan teladan berbuka dengan air putih dan kurma murni sudah tepat untuk berbuka puasa.