Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penyerangan Geng Motor di Jagakarsa, Bawa Belasan Celurit hingga Seorang Terluka

Kompas.com - 16/04/2021, 09:43 WIB
Wahyu Adityo Prodjo,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Penyerangan terhadap warga terjadi di Jalan Kelapa Hijau, Jagakarsa, Jakarta Selatan pada Kamis (15/4/2021) dini hari.

Penyerangan terjadi tiba-tiba dan diduga dilakukan oleh sejumlah anggota geng motor.

Salah seorang warga di sekitar Jalan Kelapa Hijau, Khairul Saleh melihat ada lebih dari 20 motor yang datang dari arah Jalan Kebagusan Raya ke Jalan Kelapa Hijau pada saat penyerangan terjadi.

“Pecah tawuran itu jam 00.30 WIB. Penyerangan dari arah barat Jalan Kebagusan. Kurang lebih ada 25 motor, satu motor rata-rata bonceng tiga,” ujar Khairul saat ditemui di sekitar Jalan Kelapa Hijau pada Kamis (15/4/2021) sore.

Baca juga: Penyerangan di Jagakarsa, Satu Warga Derita Luka Bacok pada Bagian Lengan

Penyerangan diwarnai dengan aksi pelemparan botol dan pengacungan celurit. Warga dan pihak penyerang saling melemparkan botol.

“Mereka di sini (yang diserang) teriak-teriak lalu beterbangan botol-botol dan saling serang. Indikasi bentuk senjata tajam celurit dari pihak yang datang. Ada sekitar 15 celurit dari pihak yang nyerang,” tambah Khairul.

Ia menambahkan, aksi saling serang terjadi sekitar 20 menit. Pihak keamanan wilayah Kelapa Hijau dari unsur masyarakat kemudian mulai berdatangan.

Korban luka

Penyerangan menyebabkan satu korban luka, yaitu seorang pemuda yang berasal dari wilayah Kelapa Tiga.

“Satu korban dari wilayah Kelapa Tiga. Korban luka bacok di lengan kanan,” ujar Khairul.

Korban luka kemudian dibawa oleh warga setempat ke rumah sakit terdekat. Korban kemudian mendapatkan penanganan.

Baca juga: Ambulans Kimia Farma Terobos Lampu Merah Sebelum Kecelakaan, Sedang Tak Bawa Pasien

Seorang karyawan Warkop Gajasora, Yopi melihat pemuda diduga geng motor datang untuk menyerang pemuda yang sedang nongkrong di warkopnya.

Ia ketakutan dan memilih menutup warkop.

“Mereka langsung datang banyak, makanya saya langsung tutup warkop. Di warkop saya ada kira-kira delapan orang yang nongkrong,” ujar Yopi saat ditemui.

Yopi menyebutkan, pemuda yang nongkrong langsung lari begitu kelompok pemuda diduga geng motor datang ke warkopnya.

“Pas ramai-ramai itu saya langsung tutup. Ga kelihatan apa-apa. Cuma berisik-berisik suara aja saya denger dari dalam,” tambah Yopi.

Kemudian, Yopi baru berani membuka warkopnya sekitar pukul 03.00 WIB. Saat itu, Yopi sudah mendengar suara anggota kepolisian.

“Saya buka warkop pas udah banyak polisi. Mereka datang jam 03.00 pagi. Saya takut buat buka. Takutnya kan mereka balik lagi. Tawurannya sih sebentar,” ujar Yopi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

Megapolitan
PDIP Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

PDIP Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

Megapolitan
DPRD dan Pemprov DKI Rapat di Puncak, Bahas Soal Kelurahan Dapat Anggaran 5 Persen dari APBD

DPRD dan Pemprov DKI Rapat di Puncak, Bahas Soal Kelurahan Dapat Anggaran 5 Persen dari APBD

Megapolitan
Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Disorot, Dinas Citata: Itu Masih Perencanaan

Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Disorot, Dinas Citata: Itu Masih Perencanaan

Megapolitan
Gerak Gerik NYP Sebelum Bunuh Wanita di Pulau Pari: Sempat Menyapa Warga

Gerak Gerik NYP Sebelum Bunuh Wanita di Pulau Pari: Sempat Menyapa Warga

Megapolitan
Tunggak Biaya Sewa, Warga Rusunawa Muara Baru Mengaku Dipersulit Urus Administrasi Akte Kelahiran

Tunggak Biaya Sewa, Warga Rusunawa Muara Baru Mengaku Dipersulit Urus Administrasi Akte Kelahiran

Megapolitan
Pedagang Bawang Pasar Senen Curhat: Harga Naik, Pembeli Sepi

Pedagang Bawang Pasar Senen Curhat: Harga Naik, Pembeli Sepi

Megapolitan
Baru Beraksi 2 Bulan, Maling di Tambora Curi 37 Motor

Baru Beraksi 2 Bulan, Maling di Tambora Curi 37 Motor

Megapolitan
'Otak' Sindikat Maling Motor di Tambora Ternyata Residivis

"Otak" Sindikat Maling Motor di Tambora Ternyata Residivis

Megapolitan
Perempuan yang Ditemukan di Pulau Pari Dicekik dan Dijerat Tali Sepatu hingga Tewas oleh Pelaku

Perempuan yang Ditemukan di Pulau Pari Dicekik dan Dijerat Tali Sepatu hingga Tewas oleh Pelaku

Megapolitan
PDI-P Mulai Jaring Nama Cagub DKI, Ada Ahok, Basuki Hadimuljono hingga Andika Perkasa

PDI-P Mulai Jaring Nama Cagub DKI, Ada Ahok, Basuki Hadimuljono hingga Andika Perkasa

Megapolitan
KTP 8,3 Juta Warga Jakarta Bakal Diganti Bertahap Saat Status DKJ Berlaku

KTP 8,3 Juta Warga Jakarta Bakal Diganti Bertahap Saat Status DKJ Berlaku

Megapolitan
Jasad Perempuan Dalam Koper di Bekasi Alami Luka di Kepala, Hidung dan Bibir

Jasad Perempuan Dalam Koper di Bekasi Alami Luka di Kepala, Hidung dan Bibir

Megapolitan
Dukcapil DKI: Penonaktifan NIK Warga Jakarta Bisa Tekan Angka Golput di Pilkada

Dukcapil DKI: Penonaktifan NIK Warga Jakarta Bisa Tekan Angka Golput di Pilkada

Megapolitan
Polisi: Mayat Dalam Koper di Cikarang Bekasi Seorang Perempuan Paruh Baya Asal Bandung

Polisi: Mayat Dalam Koper di Cikarang Bekasi Seorang Perempuan Paruh Baya Asal Bandung

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com