JAKARTA, KOMPAS.com - Mantan pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Erry Riyana Hardjapamekas menjadi salah satu tokoh yang menyampaikan dukungan kepada Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) terkait kontroversi vaksin Nusantara.
Erry membantah tudingan yang menyebut dukungannya disponsori oleh BPOM. Erry menyatakan, dukungan itu disampaikan tanpa pengaruh siapapun.
"Saya pikir itu tafsiran yang salah sama sekali, kami tidak meminta izin siapapun," kata Erry dalam acara deklarasi yang berlangsung virtual, Sabtu (17/4/2021).
Baca juga: BPOM Sudah Selesai Menilai Vaksin Nusantara, Tak Akan Beri Perhatian Lagi
Erry menuturkan, inisiatif deklarasi itu muncul dari perbincangan dalam grup WhatsApp bernama Gerakan Sejuta Tes Antigen hingga akhirnya dapat mengumpulkan 100 orang yang menyatakan dukungan kepada BPOM.
"Awalnya dari situ, kemudian masing-masing menghubungi temannya masing-masing, berkumpul lah kami 100 orang. Jadi sesederhana itu kepedulian kami sebagai warga yang waras," ujar Erry.
Ia pun menepis anggapan bahwa BPOM telah bermain politik dengan mengumpulkan para tokoh yang menyatakan dukungan kepada BPOM.
"Enggak ada hubungannya, kami tidak minta izin, kami juga tidak diminta oleh siapapun. Ini murni kepedulian kami sebagai warga yang waras," kata dia.
Baca juga: Polemik Vaksin Nusantara, Lebih dari 100 Tokoh Nyatakan Dukung BPOM
Diberitakan sebelumnya, Wakil Ketua Komisi IX DPR Melki Laka Lena menuding BPOM bermain politik setelah ia mendapat informasi soal akan adanya gerakan dukungan kepada BPOM dari tokoh-tokoh nasional.
"Kita tahu siapa-siapa yang sednag menggerakan sekarangm memakai narahubung tertentu mengumpulkan para tokoh, seolaholah nanti mendukung Badan POM bahwa mereka dizolimi, kan ini enggak bener ini," kata Melki dalam acara diskusi Polemik MNC Trijaya, Sabtu.
Politikus Partai Golkar tersebut menduga, gerakan dukungan terhadap BPOM disponsori oleh BPOM sendiri sehingga ia menyebut BPOM telah berpolitik.
"Kami tahu siapa yang menggerakan itu, informasi sudah masuk ke kami, lalu sekarang Badan POM sebagai lembaga independen tersebut mengumpulkan para tokoh kemudian mengatakan Save Badan POM dan Save Kepala Badan POM dan sebagainya," ujar Melki.
Adapun tokoh-tokoh yang meneken dukungan kepada BPOM antara lain Boediono, Azyumardi Azra, Lukman Hakim Saifuddin, Alissa Wahid, Anita Wahid, Emil Salim, Jajang C Noer, dan Joko Anwar.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.