TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com - Pihak Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) menyebut, ada dugaan Sigit Setiawan (33), tahanan kasus narkoba Polres Tangerang Tangerang Selatan yang tewas dalam proses penyidikan mengalami penganiayaan.
Kekerasan tersebut diduga dilakukan oleh sesama tahanan di dalam sel Polres Tangerang Selatan.
"Penganiayaannya diperkirakan tanggal 4 Desember 2020. Seminggu sebelum dia (Sigit) meninggal," ujar Ketua Tim Pemantauan dan Penyelidikan Komnas HAM Wahyu Pratama Tamba, Minggu (18/4/2021).
Baca juga: Komnas HAM Kumpulkan Dokumen hingga Rekaman CCTV Usut Tewasnya Tahanan Polres Tangsel
Menurut Tama, penganiayaan itu dilakukan oleh dua tersangka kasus narkoba di dalam sel Polres Tangerang Selatan.
Kedua pelaku kekerasan tersebut pun kini sudah sidik oleh kepolisian.
"Untuk kasus kekerasan ini yang disidik dua orang tahanan. Mereka sudah tersangkut kasus narkoba," ujar dia.
Namun, menurut Tama, berdasarkan keterangan polisi, penganiayaan itu bukan menjadi penyebab tewasnya Sigit pada 11 Desember 2020.
Menurut polisi, Sigit meninggal karena sakit dan menghembuskan napas terakhir dalam perjalanan ke Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Tangerang.
Komnas HAM pun tengah mencari alat bukti berupa rekaman kamera CCTV dan salinan dokumen hasil visum jenazah Sigit untuk membuktikan dugaan kekerasan tersebut.
"Itu untuk melengkapi. Jadi kami dapat keterangan langsung, dapat salinan dokumen, mudah-mudahan dapat rekaman CCTV," kata Tama.
Luka-luka di tubuh
Adapun Sigit ditangkap dan ditahan di Mapolres Tangerang Selatan atas dugaan kepemilikan narkoba pada Selasa (1/12/2020).
Kepada Kompas.com, seorang keluarga Sigit yang enggan disebutkan namanya mengungkapkan bahwa pihak keluarga mendapatkan informasi Sigit meninggal ketika hendak dibawa ke rumah sakit pada 11 Desember dini hari.
Sehari sebelumnya, dia mengaku sempat menjenguk Sigit dan mendapati ada beberapa luka di tubuh yang diduga akibat kekerasaan atau penyiksaan selama di tahanan.
"Itu kondisinya dia sudah menggigil, napasnya sudah sepa, karena memang ada identik kaya kekerasan luka-luka begitu juga. Di leher kaya luka sundutan rokok," ujarnya saat dihubungi Kompas.com, Rabu (16/12/2020).