JAKARTA, KOMPAS.com - Panglima Kodam Jaya Mayjen TNI Dudung Abdurachman mengungkapkan alasannya berani membuat keputusan-keputusan tegas yang tak jarang memicu kontroversi.
Salah satunya mencopot baliho bergambar Rizieq Shihab, yang saat itu menjadi pemimpin Front Pembela Islam (FPI).
Dudung bercerita panjang kepada Pemimpin Redaksi Kompas.com Wisnu Nugroho dalam tayangan "BEGINU S2 EPS6: Dudung Abdurachman, Loper Koran dan Keberanian Bersikap Jenderal TNI" di Kanal YouTube Kompas.com.
Baca juga: Cerita Pangdam Jaya Hadapi Mahasiswa Tolak Omibus Law hingga Jadi Imam Shalat Berjemaah
Awalnya, Wisnu menjabarkan beberapa peristiwa yang membuat Dudung menarik perhatian publik.
"Pak Dudung dilantik Agustus 2020 ya? Setelah itu banyak rangkaian peristiwa yang membuat banyak orang menengok 'wah Pak Dudung siapa nih?'" kata Wisnu.
"Dari orasi di Taman Makam Pahlawan, yang Omnibus Law sebelumnya baliho-baliho yang diturunkan," sambungnya.
Kemudian Wisnu bertanya-tanya dari mana datangnya keberanian Dudung bertindak seperti itu.
Baca juga: Dudung Abdurachman, Loper Koran Jadi Jenderal
Dudung menjelaskan, sebagai seorang pemimpin dia harus tegas dalam mengambil keputusan.
"Ciri pemimpin itu satu, dia harus berani ambil keputusan, kalau keputusan itu benar berarti bagus. Kalau keputusan itu salah, masih bagus daripada tidak berani sama sekali," ucap Dudung.
"Saya pikir apa yang harus saya buat untuk bangsa ini apalagi di DKI Jakarta ini kan barometer. Kalau Jakarta aman, semuanya akan aman," sambungnya.
Selain itu, Dudung juga tak ingin berada di zona nyaman kepemimpinannya. Bahkan ia mengaku tak takut kehilangan jabatan karena keputusan yang dia ambil.
Baca juga: Pangdam Jaya: 900 Spanduk Rizieq Shihab Sudah Dicopot
Dudung memahami betul setiap tindakannya tentu memiliki risiko.
"Saya enggak mau datar-datar saja, saya cari aman saja, saya enggak mau. Ah yang penting aman, saya takut dicopot jabatan, saya enggak. Selagi kepentingan untuk Merah Putih, untuk republik ini jangan ragu, jangan setengah-setengah, saya berbuat begitu saja," tutur Dudung
"Mula-mula sadar bahwa hidup ini mengandung risiko, tetapi kalau hati nurani ini kuat, apapun yang kita hadapi. Kita harus berani, termasuk menghadapi risiko itu sendiri," tambahnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.