JAKARTA, KOMPAS.com – Sejak tahun 2017, Jakarta memiliki Masjid Raya bernuansa khas Betawi. Namanya, Masjid Kyai Haji Hasyim Asyari.
"Masjid ini dikerjakan dengan apa adanya. Tetapi kan ada cita-cita yang memberi saya tugas dengan mengambil nilai-nilai lokalitas Betawi. Itu saya pegang teguh," kata arsitek masjid itu, Adhi Moersid Adhi pada acara peresmian masjid itu, 15 April 2017.
Masjid dua lantai itu terletak di Duri Kosambi, Cengkareng, Jakarta Barat, tak jauh dari Rusunawa Pesakih. Luas bangunannya 1,6 hektar. Luas lahan masjid itu 2,4 hektar.
Dari luar, masjid tampak kokoh dan megah. Nuansa asri tetap dipertahankan dengan adanya taman di sekeliling halaman masjid.
Baca juga: Hari Ini Presiden Jokowi Resmikan Masjid Raya Hasyim Ashari di Jakarta
Tampak lima buah menara mengitari masjid. Tiga di bagian kanan dan dua di bagian kiri.
"Lima menara ini melambangkan lima rukun islam," kata Humaidi, Sekretaris Umum Dewan Kemakmuran Masjid KH Hasyim Asyari, Senin (20/4/2021).
Ada tiga pintu masuk ke bangunan masjid, yaitu pintu masuk utama, samping utara dan samping selatan. Jika membawa kendaraan, pintu masuk paling dekat yang dapat diakses pengunjung adalah pintu samping selatan.
Apabila memutuskan untuk masuk dari pintu utama, pengunjung harus terlebih dahulu menaiki beberapa anak tangga di teras masjid.
Empat pilar abu-abu kokoh menyangga bagian depan pintu utama masjid. Di bagian tengah batang pilar-pilar itu pengunjung akan mendapati ornamen gigi balang.
"Gigi balang itu ornamen khas Betawi. Di rumah adat Betawi banyak ornamen tersebut. Ini untuk menunjukkan kalau masjid ini memang bernuansa Betawi," kata Humaidi.
Selain gigi balang, pagar langkan yang juga jadi ornamen khas Betawi menghiasi sudut-sudut masjid.
Begitu masuk masjid, pengunjung akan disambut tangga panjang menuju lantai dua masjid, tempat ruang shalat utama.
Selepas tangga berwarna krem tersebut, lantai pertama masjid tampak lengang. Hanya ada, pilar-pilar berwarna krem yang kokoh menopang masjid. Sementara, warna hijau menghiasi bagian dasar pilar-pilar.
“Kalau warna hijau itu karena masjid membawa nama besar Kyai Haji Hasyim Ashari yang notabene adalah pendiri dari organisasi Nahdlatul Ulama (NU), jadi warna hijau itu mencirikan NU dan Islam,” kata Humaidi.
Lagi-lagi, ornamen gigi balang ditemui di puncak pilar-pilar tersebut.