Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Masjid Jami Kebon Jeruk, Saksi Bisu Penyebaran Islam dari Tiongkok

Kompas.com - 20/04/2021, 18:43 WIB
Singgih Wiryono,
Nursita Sari

Tim Redaksi

"Tapi yang populer Fatimah, marga asli Cai," kata Koh Ali.

Keluarga pendiri masjid bukan mualaf

Selain di batu nisan, terdapat tulisan mandarin kuno di makam yang bertuliskan tentang asal muasal dari orang yang dikubur di makam itu.

Wanita itu berasal dari Kabupaten Zhong Yang dan meninggal pada masa Dinasti Qing Kaisar Qian Long di tahun Ren Zi.

"Kalau dilihat, Kabupaten Zhong ada di Provinsi Shanxi," ucap dia.

Koh Ali mengatakan, banyak yang menyebut Fatimah Cai adalah seorang Tionghoa yang memeluk agama Islam sejak awal hidupnya, bukan seorang mualaf yang memeluk Islam ketika berada di nusantara.

Baca juga: Sejarah Masjid Cut Meutia, Pernah Jadi Kantor MPRS Sebelum Dijadikan Tempat Ibadah

Dia menyebutkan, Islam di Tionghoa banyak berkembang sebelum Mongolia menguasai dinasti China.

Seperti Cheng Ho misalnya, laksamana yang dikenal mengembara sampai ke nusantara, membawa Islam masuk ke Indonesia, khususnya di pesisir utara Pulau Jawa.

"Dia bukan mualaf, asli dari China sudah beragama Islam," ucap Koh Ali.

China muslim sebenarnya tidak terlalu mengejutkan di daerah Glodok. Corak masjid dengan dekorasi pecinan tidak hanya bisa ditemukan di Masjid Jami Kebon Jeruk.

Ornamen Masjid Lautze di Kelurahan Karang Anyar, Sawah Besar, yang juga dekat dengan wilayah Glodok, sangat terlihat jelas corak mandarinnya.

Dinamakan Kebon Jeruk karena dipenuhi pohon jeruk

Kegiatan taklim di Masjid Jami Kebon Jeruk Jakarta Barat, Selasa (20/4/2021)KOMPAS.com/SINGGIH WIRYONO Kegiatan taklim di Masjid Jami Kebon Jeruk Jakarta Barat, Selasa (20/4/2021)
Sebelum diperluas hingga seperti sekarang, Masjid Jami Kebon Jeruk didirikan di tengah sebuah kebun jeruk.

Halaman belakang masjid identik dengan kebun yang dipenuhi dengan pohon jeruk kala itu, sehingga dinamakan menjadi Masjid Jami Kebon Jeruk.

Renovasi dilakukan bertahap seiring dengan semakin banyaknya jemaah yang beribadah di tempat itu.

Sampai pada 1974, kelompok umat Islam yang dikenal dengan nama Jamaah Tabligh memilih masjid tersebut sebagai tempat berkumpul kelompok mereka.

"Dijadikan markas (Jamaah Tabligh) di tahun 1974. Jamaah Tabligh ini masuk ke Indonesia dari Kota Medan dan mendapat penerimaan yang baik sehingga berkembang mulai saat ini," ucapnya.

Baca juga: Kenangan soal Keinginan Tien Soeharto di Balik Megahnya Masjid At-Tin TMII

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cerita Eki Rela Nabung 3 Bulan Sebelum Lebaran demi Bisa Bagi-bagi THR ke Keluarga

Cerita Eki Rela Nabung 3 Bulan Sebelum Lebaran demi Bisa Bagi-bagi THR ke Keluarga

Megapolitan
Polisi Sebut Api Pertama Kali Muncul dari 'Basement' Toko Bingkai 'Saudara Frame' Mampang

Polisi Sebut Api Pertama Kali Muncul dari "Basement" Toko Bingkai "Saudara Frame" Mampang

Megapolitan
Jasad Perempuan Ditemukan Tergeletak di Dermaga Pulau Pari, Wajahnya Sudah Hancur

Jasad Perempuan Ditemukan Tergeletak di Dermaga Pulau Pari, Wajahnya Sudah Hancur

Megapolitan
Pemadaman Kebakaran 'Saudara Frame' Mampang Masih Berlangsung, Arus Lalu Lintas Padat Merayap

Pemadaman Kebakaran "Saudara Frame" Mampang Masih Berlangsung, Arus Lalu Lintas Padat Merayap

Megapolitan
Terjebak Semalaman, 7 Jasad Korban Kebakaran 'Saudara Frame' di Mampang Berhasil Dievakuasi

Terjebak Semalaman, 7 Jasad Korban Kebakaran "Saudara Frame" di Mampang Berhasil Dievakuasi

Megapolitan
Meledaknya Alat Kompresor Diduga Jadi Penyebab Kebakaran Toko Bingkai di Mampang

Meledaknya Alat Kompresor Diduga Jadi Penyebab Kebakaran Toko Bingkai di Mampang

Megapolitan
Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui, Alasan Buka 24 Jam dan Sering 'Video Call'

Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui, Alasan Buka 24 Jam dan Sering "Video Call"

Megapolitan
7 Korban yang Terjebak Kebakaran di Toko Bingkai Mampang Ditemukan Meninggal Dunia

7 Korban yang Terjebak Kebakaran di Toko Bingkai Mampang Ditemukan Meninggal Dunia

Megapolitan
Runtuhnya Kejayaan Manusia Sampan yang Kini Dekat dengan Lubang Kemiskinan Ekstrem

Runtuhnya Kejayaan Manusia Sampan yang Kini Dekat dengan Lubang Kemiskinan Ekstrem

Megapolitan
Kondisi Terkini Kebakaran Saudara Frame Mampang, Api Belum Dinyatakan Padam Setelah 11 Jam

Kondisi Terkini Kebakaran Saudara Frame Mampang, Api Belum Dinyatakan Padam Setelah 11 Jam

Megapolitan
Anak-anak Belanjakan THR ke Toko Mainan, Pedagang Pasar Gembrong Raup Jutaan Rupiah

Anak-anak Belanjakan THR ke Toko Mainan, Pedagang Pasar Gembrong Raup Jutaan Rupiah

Megapolitan
Petantang-petenteng Sopir Fortuner yang Ngaku Anggota TNI: Bermula Pakai Pelat Dinas Palsu, Kini Terancam Bui

Petantang-petenteng Sopir Fortuner yang Ngaku Anggota TNI: Bermula Pakai Pelat Dinas Palsu, Kini Terancam Bui

Megapolitan
Polisi Usut Laporan terhadap Pendeta Gilbert Lumoindong atas Dugaan Penistaan Agama

Polisi Usut Laporan terhadap Pendeta Gilbert Lumoindong atas Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Asap Masih Mengepul, Damkar Belum Bisa Pastikan Kapan Pemadaman Toko Bingkai di Mampang Selesai

Asap Masih Mengepul, Damkar Belum Bisa Pastikan Kapan Pemadaman Toko Bingkai di Mampang Selesai

Megapolitan
Momen Lebaran, Pelanggan Borong Mainan sampai Rp 1 Juta di Pasar Gembrong Jatinegara

Momen Lebaran, Pelanggan Borong Mainan sampai Rp 1 Juta di Pasar Gembrong Jatinegara

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com