Sebelum dia memompa ASI, AN meminta dibelikan kacang almond untuk memperlancar dan memperbanyak ASI-nya.
"Saya mikir kalau beli susu mahal, tapi suami malah marah," ungkap AN.
"Dia (CC) malah marah dan bilang kalau makanan asupan itu tidak terlalu penting," sambung dia.
Kata AN, CC menganggap bahwa yang terpenting adalah ASI harus dipompa setiap hari.
Sementara itu, AN beranggapan, bila ia tidak mengonsumsi asupan tertentu untuk memperlancar ASI, maka ASI yang keluar akan sedikit dan hal tersebut justru melukai payudaranya.
Baca juga: Seorang Ibu Tinggalkan Bayi Dua Bulan di Warung Karawaci, Selipkan Pesan Tolong Titip Anak Saya
Saat itu, AN tengah menggendong anaknya yang masih berusia satu bulan.
CC lantas merebut sang buah hati dan menggendongnya.
Menurut AN, CC kemudian mendorong tubuh, menjambak rambut, hingga mencekik lehernya.
"Dijedotin kepala saya ke kepala dia, nabokin muka sebelah kiri saya hingga kuping saya berdengung dan keluar darah dari hidung saya," tutur AN.
Setelah dianiaya, AN melarikan diri dari apartemennya dan melaporkan kekerasan tersebut ke pihak kepolisian pada hari yang sama.
Dia melarikan diri lantaran merasa takut dan panik.
"Saya pergi untuk menyelamatkan diri saya dulu yang sudah babak belur. Saya panik, saya takut, makanya saya buru-buru pergi," ujar dia.
Untuk sementara waktu, dia menempati rumah orangtuanya di Legok, Kabupaten Tangerang.
AN juga mengaku telah melaporkan KDRT yang dia alami ke Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) karena dia tidak diizinkan untuk melihat sang buah hati oleh suaminya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.