TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com - Seorang perempuan berinisial AN (29) dianiaya suaminya karena tidak mau memompa air susu ibu (ASI).
AN menolak memompa ASI-nya karena kesakitan tiap kali memompa ASI.
Hingga Selasa (20/4/2021), AN tidak diizinkan oleh suaminya untuk menemui buah hatinya.
Baca juga: Tak Mau Pompa ASI karena Kesakitan, Seorang Ibu Dianiaya Suaminya di Serpong
Kata AN, dia berpisah dengan buah hatinya lantaran melarikan diri setelah dianiaya oleh suaminya yang berinisial CC di apartemennya di daerah Serpong, Tangerang Selatan, Sabtu (17/4/2021).
Korban telah mencoba untuk menghubungi suaminya, tetapi CC menolak untuk memberitahu keberadaan sang buah hati.
"Saya sudah (mengirim pesan melalui) WA (WhatsApp) ke suami saya dari kemarin untuk menanyakan keberadaan anak saya, tapi tidak dikasih tahu," papar AN melalui pesan singkat, Selasa.
Hingga saat ini, korban tidak mengetahui keberadaan buah hati dan suaminya.
"Anak saya masih sama suami saya, saya belum bertemu lagi. Saya enggak tahu mereka ada di mana. Kalau pun masih di apartemen saya, saya sudah tidak ada akses untuk masuk," papar AN.
Baca juga: Seorang Ibu Diusir Suami dan Dilarang Bertemu Anaknya, Sudah Lapor Polisi hingga Surati Jokowi
Meski keberadaan buah hatinya belum tentu berada di apartemen itu, AN bakal menuju kediamannya untuk memastikan keberadaan anaknya yang berusia satu bulan itu.
Dia juga hendak ke kepolisian besok untuk menanyakan kelanjutan proses hukum atas KDRT yang diterimanya.
"Saya tidak dikasih tahu. Jadi besok saya mau coba datang ke apartemen lagi," ucapnya.
Dia berharap dapat segera bertemu dengan sang buah hati dalam keadaan selamat.
"Harapannya, agar anak saya bisa kembali ke pelukan saya karena saya ibunya. Anak saya membutuhkan ibunya, karena enggak mungkin bapaknya merawat sendirian. Apalagi anak bayi yang butuh ASI," tutur AN.
"Saya ingin bertemu anak saya yang masih (berusia) satu bulan," harap dia.
CC memaksa AN untuk memompa ASI-nya di apartemen mereka di daerah Serpong, Sabtu, sekitar pukul 10.30 WIB.
Sebelum dia memompa ASI, AN meminta dibelikan kacang almond untuk memperlancar dan memperbanyak ASI-nya.
"Saya mikir kalau beli susu mahal, tapi suami malah marah," ungkap AN.
"Dia (CC) malah marah dan bilang kalau makanan asupan itu tidak terlalu penting," sambung dia.
Kata AN, CC menganggap bahwa yang terpenting adalah ASI harus dipompa setiap hari.
Sementara itu, AN beranggapan, bila ia tidak mengonsumsi asupan tertentu untuk memperlancar ASI, maka ASI yang keluar akan sedikit dan hal tersebut justru melukai payudaranya.
Baca juga: Seorang Ibu Tinggalkan Bayi Dua Bulan di Warung Karawaci, Selipkan Pesan Tolong Titip Anak Saya
Saat itu, AN tengah menggendong anaknya yang masih berusia satu bulan.
CC lantas merebut sang buah hati dan menggendongnya.
Menurut AN, CC kemudian mendorong tubuh, menjambak rambut, hingga mencekik lehernya.
"Dijedotin kepala saya ke kepala dia, nabokin muka sebelah kiri saya hingga kuping saya berdengung dan keluar darah dari hidung saya," tutur AN.
Setelah dianiaya, AN melarikan diri dari apartemennya dan melaporkan kekerasan tersebut ke pihak kepolisian pada hari yang sama.
Dia melarikan diri lantaran merasa takut dan panik.
"Saya pergi untuk menyelamatkan diri saya dulu yang sudah babak belur. Saya panik, saya takut, makanya saya buru-buru pergi," ujar dia.
Untuk sementara waktu, dia menempati rumah orangtuanya di Legok, Kabupaten Tangerang.
AN juga mengaku telah melaporkan KDRT yang dia alami ke Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) karena dia tidak diizinkan untuk melihat sang buah hati oleh suaminya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.