Masjid Jami Tangkubanperahu kini berdiri di tanah seluas sekitar 1.900 meter persegi. Masjid itu bisa menampung sekitar 1.600 jemaah.
Bahtiar mengatakan, kegiatan di Masjid Jami Tangkubanperahu banyak diisi dengan pengajian dan kajian Islam.
"Keistimewaan masjid ini ialah banyaknya ulama-ulama Betawi yang lahir di sini. Maka dari itu, masjid ini dianggap istimewa bagi masyarakat di daerah ini," ujar Sekretaris Masjid Tangkuban Perahu, HM Sadar Ali, saat peresmian renovasi Masjid Jami Tangkubanperahu pada 5 Oktober 2012.
Penamaan masjid mengikuti penamaan jalan di Kelurahan Guntur. Bahtiar mengatakan, daerah di Kelurahan Guntur dinamakan dengan nama-nama gunung.
Bangunan Masjid Jami Tangkubanperahu sudah direnovasi empat kali. Bangunan masjid, kata Bahtiar, mengacu ke bangunan Masjid Salman ITB Bandung dan Masjid Jakarta Islamic Centre Jakarta Utara.
“Pola-pola ini mengacu ke arsitektur Masjid Salman Bandung dan masjid Jakarta Islamic Center di Jakarta Utara. Karena yang waktu itu membangun Fauzi Bowo selaku gubernur saat itu ingin memberikan kesan kebersamaan,” tambah Bahtiar.
Tahun 2012, Gubernur DKI Jakarta pada saat itu, Fauzi Bowo, merenovasi Masjid Jami Tangkubanperahu dengan alasan, bangunan masjid sudah terlihat tua.
“Rasanya udah enggak relevan lagi kondisi masjid seperti ini berada di tengah kota, harus ada renovasi. Ini alasan kenapa saya mencetuskan untuk merombak masjid ini," kata Fauzi Bowo saat peresmian renovasi Masjid Jami Tangkubanperahu.
Fauzi ikut urunan membiayai renovasi masjid yang memakan dana Rp 14 miliar.
"Saya titipkan masjid ini kepada pengurus agar dirawat dan diisi dengan kegiatan yang baik," ucap Fauzi ketika itu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.