JAKARTA, KOMPAS.com - Terdakwa Rizieq Shihab mengungkapkan alasan dirinya pulang lebih cepat dari Rumah Sakit (RS) Ummi Bogor.
Hal itu diungkapkan Rizieq dalam sidang dengan agenda pemeriksaan saksi di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Timur, Rabu (21/4/2021).
Rizieq mengatakan bahwa ia tidak memaksa pulang, tetapi karena situasi yang tidak kondusif, ia memutuskan pulang.
"Rumah sakit begitu baik, dokter begitu baik, luar biasa bagusnya. Tapi kok dirutnya dipidanakan, dokter-dokternya dipaksa jadi saksi, saya malu. Itu yang membuat saya harus keluar lebih cepat dari RS Ummi," kata Rizieq.
Baca juga: Akui Larang RS Buka Hasil Tes PCR ke Satgas, Rizieq Shihab: Nanti Diteror Buzzer
Rizieq merasa dirinya hanya menjadi beban saat dirawat di RS Ummi. Karena menjadi beban, ia tidak ingin membuat susah manajemen RS Ummi.
"Saya enggak mau bikin susah ibu dokter dan lainnya, terpaksa saya pulang," kata dia.
Setelah pulang, Rizieq membuat perjanjian dengan dokter di RS Ummi. Ia berkomitmen tetap didampingi tim MER-C melakukan isolasi mandiri di rumah.
Adapun Rizieq pulang dari RS Ummi pada 28 November 2020. Ia sebelumnya masuk rumah sakit tersebut pada 24 November 2020.
Rizieq masih berstatus reaktif Covid-19 saat dirinya masuk RS Ummi.
Hal ini diungkapkan oleh dokter relawan MER-C Hadiki Habib saat dihadirkan sebagai saksi, Rabu.
Baca juga: Rizieq Masih Berstatus Reaktif Covid-19 Saat Masuk RS Ummi
Rizieq hanya melakukan rapid test antigen dengan MER-C pada 23 November 2020, sehari sebelum masuk RS Ummi. Hasilnya reaktif Covid-19.
"Saya yang melakukan rapid antigen di Sentul (rumah Rizieq). Saya satu ruangan bersama Habib Rizieq saja," kata Hadiki kepada jaksa.
Lalu, jaksa bertanya kepada Hadiki apakah ada Muhammad Hanif Alatas, menantu Rizieq, berada di ruangan?
"Ada di luar," jawab Hadiki.
Kemudian, Hadiki menyampaikan kepada Hanif agar Rizieq dirawat di RS Ummi.